6. Ekspektasi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kisah ini berawal dari instagram🎶

Dan kita saling mengenal lebih dalam🎶

Tidak! Itu tidak benar. Kisah Bima bukan berawal dari instagram, tapi dari sebuah game online.

Bima adalah seorang buruh pabrik batu bata yang selalu diberi pertanyaan "kapan nikah". Hal itu membuat Bima geram sehingga kerap kali dia mengabaikan pertanyaan orang-orang, toh usianya baru saja 26 tahun.

Karena lelahnya bekerja, pulang kerja Bima luangkan waktu untuk bermain game online adu dance dengan orang lain.

Bermain game seraya mendengarkan musik memanglah sangat epik karena mampu menghilangkan rasa penat Bima setelah 12 jam bekerja.

Feeling Bima tiba-tiba mengatakan untuk membuka mode couple daripada mode solo. Awalnya Bima ragu untuk bermain di mode itu, karena isinya hanyalah cewek/cowok yang kebelet pengen punya pasangan atau juga orang-orang yang hobinya pamer ke-UwU-an.

Karakter cowok yang Bima gunakan emanglah menggunakan skin sehargaa setengah jutaan, sehingga perempuan yang berpasangan dengan Bima tidak mau melepaskan diri Bima. Satu kali tangkep, langsung main.

Ternyata perempuan yang berpasangan dengan Bima sangat jago. Bahkan pasangan Bima memimpin pertandingan dengan mendapatkan 25 kali perfect.

Setelah permainan selesai, entah mengapa keinginan Bima untuk berkenalan dengan perempuan itu meningkat drastis.

Bimztamvan22 : Mainnya hebat ^_^

Mikasaa : Hahaha makasih banget^_^

Bimztamvan22 : Btw boleh minta Instagramnya?

Mikasaaa : Boleh. @FarahJavanita_25

Bima tiba-tiba senyum-senyum sendiri setelah mendapatkan instagram milik Farah. Kemudian dengan sigap Bima membuka instagram tersebut.

Beruntung sekali isntagramnya tidak di privat, sehingga Bima bisa menjadi stalker Farah.

Tidak ada yang bisa Bima ucapkan selain mulut menganga lebar. Beginilah deskripsi Farah.

Rambut warna-warni🎶

Bagai gulali🎶

Imut lucu walau tak terlalu tinggi🎶

Pipi chubby dan kulit putih🎶

Senyum manis gigi kelinci🎶

Bima merasa bahwa Tuhan memang memberikan jodoh padanya melalui game menari-nari itu. Tanpa Bima sadari, dia me-love semua postingan milik Farah.

Gila sih, followernya udah nyampe puluhan ribu, apakah seorang "kentang" seperti Bima bisa mendapatkan perempuan superstar?

Tentu saja Bima yakin. Karena wajahnya pun tidak tampan, tapi dompetnya sangat tampan. Jika Bima bisa pamer harta pada Farah, mungkin hatinya akan langsung terpincut.

Bima mulai melakukan chat basa-basi sebagai pembuka hingga dirinya membuka berbagai topik.

Seraya menatap langit-langit karena Farah memberikan foto asli dirinya, membuat Bima berteriak seraya bernyanyi.

Rasanya ingin kumembawa ... Dia.🎶

Dari dunia maya, ke dunia nyata. 🎶

Bima bersama Farah bahkan berbalas pesan hingga larut malam. Tidak ada rasa canggung di antara mereka selain topik yang terus mengalir, mulai dari membahas perihal game, membahas latar belakang masing-masing ataupun saling bercanda tawa.

Tapi waktu menunjukkan pukul 00.23. Jika Bima melanjutkan berbalas pesan dengan Farah, mungkin esok harinya dia bisa terlambat dan dipotong gaji. Oleh sebab itu Bima mengakhiri chat lantas tertidur dengan hati berbunga-bunga.

***

Esok harinya Bima tidak terlambat bangun. Justru dia sangat bersemangat untuk shalat subuh lantaran sudah diberikan jodoh secantik Farah.

Dengan percaya diri dirinya menghampiri ibunya yang tengah menanak nasi.

"Kenapa ari Bima? Ketawa-ketawa kos kaasupan setan."

(Kenapa Bima? Ketawa-ketawa kayak kemasukan setan).

"Gini lho, Buk. Bentar lagi Ibu punya calon mantu. Gak usah malu lagi kan sama tetangga ditanya terus."

Ibu Bima seketika langsung sujud syukur seraya memeluk dan mengusap-ngusap Bima.

"Siapa? Orang mana? Cantik tidak? Bisa masak, nyuci, ngepel, dan bersihin rumah?"

"Ah si Ibu. Bima cari istri bukan cari pembantu."

Bima melenggang lalu masuk ke kamar mandi. Sementara Ibunya nampak tak tahan ingin menyebarkan perihal itu pada tetangga.

Setelah melakukan aktifitas rutin, Bima mengendarai motor biasa yang dia gunakan. Tentu saja Bima membeli motor ala-ala pakboy. Biar wajahnya biasa saja, tapi kalau punya motor kan dipandang. Ahay.

Sepanjang perjalanan Bima melihat sekitar alam. Pohon-pohon rindang nampak melambai-lambai pada Bima yang tengah berbunga-bunga.

Bahkan saking berbunga-bunganya hati Bima, giginya sampai kering karena terus tersenyum lebar pada orang-orang yang dia lewati.

Sesampainya di tempat kerja, Bima begitu bersemangat melakukan pekerjaanya yaitu mencetak batu bata.

Namun bukan batu bata yang Bima lihat, rasanya seluruh batu bata itu hanyalah wajah Farah sehingga Bima membuat banyak batu bata tanpa ada kerusakan.

"Kulihat kau senang sekali, Bim. Ada apa semalam?" tanya Anto rekan Bima.

"Semalem aku senang, To."

"Iya aku tau kau senang. Tapi kenapa?"

"Gini lho. Semalem aku PDKT sama cewek cantik. Rencana aku mau ketemu dia kalau udah gajian."

Aaaaa ... Kisah ini gila, ku tlah jatuh cinta dengannya 🎶

Aaaaa ... Lewat dunia fana, dan belum bertemu dengannya 🎶

Aaaaa ... Namun hati ini, sudah terlanjur jatuh cinta

Aaaaaaaaaaa ... Ku tak sabar ingin bertemu, dengan dia🎶

"Wei! Kenapa melamun! Nanti itu batu bata gak jadi-jadi!" tegur atasan Bima.

Bima kemudian tersadar dari lamunannya dan langsung kembali mengerjakan pekerjaannya itu. Meski dirinya tak sabar untuk mengabari Farah, tapi dirinya harus tahan.

Namun ada satu hal yang dirinya cemaskan. Yaitu masalah profesi. Apakah Farah akan menerima dirinya sebagai buruh batu bata meskipun dompetnya tebal?

Bima menggelengkan kepalanya. Tak apa. Mungkin saja nanti Bima bisa naik jabatan sehingga Farah tidak harus malu bersanding dengan dirinya.

***

Akhirnya tiba waktunya gajian. Bima sangat tidak sabar menunggu hari minggu dan bertemu dengan Farah.

Bima tersenyum ketika menerima uang gaji dari atasannya itu.

Tak ada perayaan bersama teman-temannya. Dia langsung tancap gas pulang ke rumahnya.

Uang gaji yang cukup untuk Bima dia bagi-bagi. Untuk ibunya, adiknya, dirinya, dan juga besok minggu.

Sesuai rencana Bima langsung memberi pesan pada Farah bahwa dirinya ingin bertemu dengan Farah di alun-alun kota.

FarahJavanita_25

Aku khawatir kalau Kak Bima gak suka lihat saya nanti.

Kenapa Dek Farah khawatir? Saya tulus sama
Dek Farah.

Udah sering yang bilang gitu sama aku, tapi mereka langsung bully aku pas ketemu.

Masa gitu? Kan kamu cantik.

Aku gak secantik di foto. Jadi jangan terlalu berharap.

Gak usah insekyur gitu dong. Kamu cantik kok.

Hahaha. Terserah kakak mau bilang apa. Tapi Farah gak mau ketemu langsung.

Lho? Kan udah saya bilang kamu cantik.

Hmmm

Saya cinta kamu bukan karena fisik, tapi
saya rasa nyambung banget ngobrol.

Sama.

Kalau gitu gapapa kita ngobrol aja.

Tapi janji. Jangan kecewa.

Janji

***

Jarak dan waktu takkan jadi halangan🎶

Sang Pangeran datang dari kejauhan🎶

Bima yang berdandan setampan mungkin nampak salah tingkah di jalan. Sudah lama tidak berpacaran dengan perempuan membuatnya lupa bagaimana harus bertegur sapa ketika bertemu Farah.

Tapi dia harus percaya diri. Laki-laki pemberani sepertinya mana mungkin tidak berani bertatapan dengan perempuan.

Seperti tempat yang dijanjikan. Bima ternyata tiba lebih dulu daripada Farah. Bersyukur rasanya dirinya yang menunggu, bukan Farah yang menunggu.

Bima terus memantau instagram Farah. Dalam pesan terakhirnya Farah bilang dia sedang OTW tapi sudah setengah jam belum sampai.

Namanya juga perempuan. Dandanya suka lama. Jadi Bima tidak aneh dengan hal seperti itu.

Hingga akhirnya notifikasi masuk lewat ponsel Bima. Kata Farah, dirinya sudah berada di sebrang Bima.

Tibalah saat ku bertemu ... Dia🎶

Terbayang indahnya, raut wajahnya🎶

Bima langsung berdiri menatap Farah yang tersenyum pada dirinya.

Tunggu!

Wadaw!!🎶

Aaaaa ....🎶

Foto postingannya, dengan yang aslinya berbeda🎶

Aaaaa ....🎶

Memang dunia maya, tak seindah realitanya🎶

Rambutnya yang digerai nampak tertiup angin. Farah tidaklah secantik yang ada di postingan instagram.

Tapi wajahnya tidak buruk juga.

Namun sangat jelas Bima kecewa.

Tidak ingin berniat Body Shaming namun memang foto aslinya tak seindah foto postingannya.

Farah ternyata sangat lihai dalam memberikan efek foto.

"Hai Kak Bima. Ini aku, Farah. Kenapa? Gak secantik di foto ya?"

Ingin sekali rasanya Bima mengangguk dan berkata iya. Tapi dirinya tidak bisa. Meski Farah tidak cantik, namun dia nampak menarik.

Suaranya lembut, orangnya ramah, juga ceria.

Bima mencoba ingin memahami Farah lebih dalam lagi.

Mereka hendak pergi ke bioskop untuk menonton film yang mereka sukai, setelahnya mereka akan makan ke kafe, dan rencana awalnya Bima ingin menyatakan cinta pada Farah dan mengajaknya serius.

Namun, Bima belum bisa.

Dia harus mengenal lagi sisi menarik Farah. Setidaknya itu mampu membuat Bima senang.

"Maaf ya Kak kalau kecewa sama penampilanku. Aku emang gak secantik di foto, tapi aku udah berusaha pakai skincare untuk terlihat beda."

Mungkin saja usaha yang dilakukan Farah sangat besar untuk menghilangkan segala jenis kotoran yang menghalangi wajahnya. Bima paham itu. Tapi tetap saja dirinya masih kecewa.

"Gapapa kok."

Farah mencoba membuka obrolan asik dengan Bima. Namun Bima seperti tidak selera dan membalasnya dengan ucapan singkat.

Bima ingin segera pulang. Hanya itu yang dia inginkan untuk sekarang. Pulang.

"Kak udah nonton film seri kesatunya? Soalnya kan gak nyambung kalau langsung nonton seri kedua."

"Aku udah nonton kok."

"Bagus deh kalau gitu."

Farah kembali menunduk dan mengaduk-ngaduk minumannya. Wajahnya tertutup oleh rambut dan poni yang dia gerai.

"Kak."

"Hmm."

"Kakak sebenarnya—"

Tiba-tiba suara pengumuman ruang bioskop dibuka terdengar. Dengan reflek Bima menarik lengan Farah untuk segera masuk ke dalam ruangan.

"Nanti aja ngomongnya."

Mereka berdua menonton film dengan khusyuk. Hanya diselingi sedikit percakapan ketika adegan seru memuncak.

Farah nampak fokus pada layar, namun Bima terus memperhatikan Farah.

"Kayaknya dia cantik deh kalau gak banyak jerawatnya."

Itulah yang dipikirkan oleh Bima.

Mungkin saja Farah tidak mengenakan makeup dan berusaha tampil natural supaya tidak menipu dirinya.

"Farah gak pake makeup?

"Aku cuman pake pelembab, sun protection, bedak, sama lip tint."

"Kenapa?"

Farah hanya tersenyum. "Biar Kakak gak kena tipu."

Dari sana Bina mulai mempertimbangkan sesuatu. Apakah memang dirinya menyukai Farah yang terbuka, atau dirinya tidak menyukainya karena fisik.

Bima dilema. Bahkan dirinya tak fokus pada film yang dia tonton.

Bahkan hingga film selesai dirinya tidak tahu.

Seperti rencana awal mereka berencana untuk makan di kafe sebelum berbelanja, tapi Farah nampak membuat alasan.

"Kak maaf ya. Aku ada urusan jadi gak bisa nemenin Kakak."

Belum sempat Bima cegah, Farah sudah berlari lebih dulu. Bahkan Bima rasanya bersyukur bahwa Farah yang meninggalkannya bukan dirinya.

Bima mendelikan bahu, kemudian pergi berbelanja makanan untuk ibu dan adiknya.

Seperti tak terjadi apa-apa Bima mengendarai sepeda motornya dengan santai.

Namun, belum juga setengah perjalanan Bima rasanya seperti kehilangan sesuatu. Itu berarti, apakah sepulang dari sini dirinya tidak akan mendapatkan sambutan hangat dari Farah lagi?

Apakah Bima menatap Farah dengan sebelah mata? Nyatanya Farah mampu jadi penyemangat untuk dirinya. Bima tidak mau Farah jadi milik orang lain. Bima ingin Farah hanya jadi miliknya.

Aaaaa .... 🎶

Namun hati ini sudah terlanjur jatuh cinta 🎶

Aaaaaaaaa .... 🎶

Cinta memang tak bisa diukur oleh rupa🎶

Bima langsung memutar balikkan sepeda motornya dengan lumayan cepat.

Hingga dari jauh nampak terdapat Farah yang sedang berjalan seraya menangis.

Itu sangat menyakiti hati Bima.

Farah menangis karena Bima.

Bima langsung mengendarai motor hingga berada di samping Farah.

"Ehem. Kamu Farah ya?"

Farah yang sedang menangis, buru-buru menyusut air matanya.

"Kak Bima? Kenapa bisa ada di sini?"

"Soalnya aku ramal, kamu pasti lagi nangis."

"Kok bisa tau sih?" Farah menatap heran.

"So-soalnya ...." Bima menelan ludahnya sebelum mengatakan yang sebenarnya. "Aku suka kamu. Mangkanya aku tau."

Mereka berdua reflek berhenti.

Bima menatap Farah dari motornya, dan Farah menatap Bima dari trotoar.

***

Lagu : Ekspetasi oleh Ocean Siagian. Ft. Okin dan Bentuk Cinta oleh Eclat.

End
Penulis
Mikurinrin_











Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro