Cerpen Karya Gen 7

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Petok-petok!"

"Kukuruyuk!"

Begitulah di sebuah peternakan milik Ree_puspita selalu berisik setiap hari. Meskipun matahari masih malu-malu mengintip dari balik bukit hijau, amoraksara sudah terbangun. Ia ayam betina paling rajin. Teman-temannya memanggilnya Jamwek alias Jam Weker karena bangun paling pagi, bahkan lebih pagi daripada ayam jantan.

"Jamwek, aku heran," kata HanuunJan, ayam betina bermata sayu. "Kau ini ayam paling rajin, tapi kenapa paling jones di sini?" ucapnya sambil mematuk biji jagung yang diletakkan Ree tadi di wadah pakan ayam.

"Iya. Mestinya kau tiru bawelia- yang jago tebar pesona," sela Nida. "Jalannya begini nih." Ia melenggak-lenggokkan pantatnya menirukan gaya berjalan Si Bawel.

Semua ayam langsung berkotek heboh, menertawakan Nida.

"Kalian gosip aja." Si Bawel memasang raut wajah malas.

"Kemarin aku liat Ray, ayam jantan sebelah nangkep belalang dari pohon dekat sumur. Terus dia bungkus pakai daun kering dan dipersembahkan untuk Bawel." Theranocha bersaksi karena melihat kejadian itu. Ia sebenarnya sudah jatuh cinta pada Ray, ayam jago yang terkenal dengan sebutan si Play Chicken karena suka gonta-ganti pasangan.

"Uuuuhhhh... So sweet," chiezchua berbisik. Menetas pada bulan Maret membuatnya dinaungi zodiak pisces. Jiwanya sangat romantis. Bahkan hanya melihat jagung matang pun sudah membuatnya berhalusinasi ada ayam tampan yang melamarnya dengan membawa jagung kuning keemasan itu.

"Tapi Dedek nggak suka sama Bang Ray." Cherrystroberry, ayam betina paling muda dan paling manja menimbrung ayam-ayam lainnya.

"Kenapa?" tanya SAYHALO, ayam muda berprestasi. Ia memenangkan kontes ayam berbakat karena bisa meniru suara kucing sampai dewan juri terkagum-kagum.

"Karena Bang Ray, Kak Istifda, Kak Hanchiro, dan kak Rhannisa_ terlibat cinta segiempat. Dedek liat para Kakak patok-patokan rebutan Bang Ray." Cherrystroberry menangis.

"Cengeng bat dah, Bocah!" Amor menyepak Cherry dengan tanah berpasir di lantai peternakan.

"Kak Amor kok jahat sama Dedek? Tanahnya bau lagi!" Cherry mengibaskan bulunya.

"Aku habis eok di situ," xolovedeasy mengaku. Ia menunduk malu karena ternyata tainya sangat bau.

"Kalian gosip aja. Ghibah itu tidak baik." Si Bawel menanggapi dengan bijaksana.

"Ngggggg......" Bella dan NiceMcQueen, dua lalat hijau yang suka berkunjung ke peternakan itu memasuki ruangan para ayam.

"Halo, apa kabar?" sapa Bella. Ia hinggap di kepala Sayhalo.

"Baik, Emak Bella. Ada gosip apa?" tanya Cherrystroberi setelah tangisnya reda.

"Kalian tau nggak, tadi aku masuk ke dapur Nyonya Ree_Puspita. Terus denger berita horor."

"Apa itu?" viraanisad2 penasaran.

"Iya apa?" seru yang lain.

"Nyonya kalian mau masak opor ayam," kata Nicemcqueen.

"APHAAAAA???" Seketika kandang ayam dipenuhi teriakan horor.

"Aku belum kawin. Masa udah dipotong?" keluh pinkchaejin.

"Kita harus melawan!" seru Amor dengan semangat.

"Kita kabur??" tanya Puding05.

"Iya, kabur aja!"

"Tapi nanti di luar siapa yang kasih kita makan?" tanya Cherrystroberry.

"Nanti Bang Ray gimana? Apa harus aku tinggal? Tapi aku cinta," Bawel terisak mengingat kekasihnya. "Biarlah aku mati bersama Bang Ray. Kami akan dimasak di wajan yang sama lalu masuk surga."

"Ohhh... So sweet...." Chiezchua mendukung sepasang ayam kasmaran itu memenuhi impian romantis mereka.

Bella terbang berkeliling peternakan. Ia hinggap di kepala GreenLatte_.

"Gimana kalau nanti malam kalian kabur?"

"Tapi caranya gimana? Nyonya selalu menggembok pintu kandang setiap malam." Shikanoo berpikir keras.

"Ah, aku ada ide," usul Theranocha lalu berbisik.

***

Malam itu, bulan purnama bersinar keemasan. Angin malam lembut membelai daun-daun di pohon. Sementara itu dari dapur Nyonya Ree, terciumlah aroma sedap. Ia membuat sup tomat.

"Hari ini makan sup tomat dulu, besok makan opor ayam." Nyonya Ree tersenyum puas melihat hidangan lezat di mangkuk keramik. Ia duduk di kursi kayu, menghadapi meja makan.

"Habis makan, aku mengunci kandang." Ree menyendok supnya.

"Nggggggg....." Bella dan Nicemcqueen hinggap di tepi mangkuk.

"Lalat!" Nyonya Ree hendak memukul kedua lalat hijau itu dengan tangan. Namun, kedua lalat tadi terbang dengan lincah dan hinggap di hidung Nyonya Ree.

"Hussh!" Nyonya Ree menghalau para lalat pengganggu. Bella dan Nicemcqueen terbang menjauh.

Nyonya Ree manggut-manggut puas. Ia mengangkat sendok,.hendak menyuapkan ke mulut.

"Nggggggh...." Bella dan Nicemcqueen terbang lagi, lalu seenaknya hinggap di gagang sendok.

Dengan kesal, Nyonya Ree membanting sendoknya.

"Lalat sialan!" geramnya. Ia masuk ke dalam, mengambil raket nyamuk kemudian keluar dengan wajah beringas. "Sini kau, lalat!" katanya seraya mengacungkan raket nyamuk yang kini berubah jadi raket lalat.

"Ngggggg...." Bella dan Nicemcqueen terbang di depan hidung Nyonya Ree sehingga wanita itu jadi kalap.

Bella terbang mengelilingi dapur, berputar dekat lemari dan hinggap di pintunya. Sementara Nicemcqueen hinggap di mangkok sup tomat dan sedikit mencicipinya.

"Lezat," kata Nicemcqueen.

Nyonya Ree melambatkan gerakan tubuh. Seperti maling, ia mengendap dekat lemari dapur, bersiap menyetrum Bella dengan raket. Mulutnya menyeringai puas ketika 2 senti lagi raket itu nyaris mengenai Bella. Tetapi Bella kabur ke mangkok sup, tempat Nicemcqueen sedang makan.

"Woi! Enak ya makan sementara aku mau mati!" omel Bella.

"Hehehe.... Maap, Mak Bel. Soalnya enak ini supnya."

Bella mencicip sedikit. "Hoooo.... Iya enak."

"Lalat kurang ajar!" Nyonya Ree semakin naik pitam melihat sup kesukaannya dinikmati 2 ekor lalat.

"Kabur, Mak!" Nicemcqueen dengan sigap terbang. Bella menyusul di belakang. Keduanya kabur dengan jurus sayap seribu ke luar dapur.

"Sini kalian, Lalat kurang ajar!" Muka Nyonya Ree merah padam. Sambil mengumpat dan berlari mengikuti lalat-lalat tadi, ia mengibaskan raket listrik secara membabi buta.

"Nice, 10 meter lagi! Semangat!" Bella memberi semangat di samping rekannya. Mereka keluar ke pekarangan Nyonya Ree yang luas berbatu, gelap dan ditumbuhi jagung.

"Tujuan kita sudah dekat, Mak!" Nicemcqueen ngos-ngosan. Dengan sisa tenaganya ia mengikuti Bella menuju sumur.

"Jangan lari kalian!" teriak Nyonya Ree. Ia berlari menembus kegelapan malam, mengikuti Bella dan Nicemcqueen.

Bella dan Nice sampai juga di bibir sumur.

"Aku istirahat dulu, Mak," kata Nicemcqueen. Ia hinggap di bibir sumur, mengatur napas.

"Jangaaaannnn!" Bella berusaha menyemangati agar Nicemcqueen terbang lagi.

"Haha haha.... Inilah akhir hidup kalian!" Nyonya Ree mengayunkan raket. Bibirnya menyeringai seram. Tubuhnya membungkuk, siap menghabisi kedua lalat menyebalkan itu.

Dengan gerakan cepat, Bella menggendong Nicemcqueen. Ia melesat cepat ketika mendengar suara benda besar jatuh ke sumur.

"Kita berhasil, Mak!" seru Nicemcqueen.

"Iya, kita berhasil." Bella memggendong Nicemcqueen di punggungnya menuju peternakan. Dengan segera, ia menerobos masuk.

"Hei kalian bebas! Kalian bebas!" seru Nicemcqueen.

"Ayo cepat kabur! Siapa tahu Nyonya Ree bisa keluar dari sumur," sela Bella.

"Mak Bell, kami nggak bisa kabur," kata Sayhalo.

"Kenapa?" tanya Bella.

"Kami ini ayam. Kalau malam nggak bisa melihat. Kami rabun ayam," jawab Bawel.

Bella dan Nicemcqueen pun pingsan seketika.

💋 TAMAT 💋

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro