C02

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Laura pov.

" I know that you are upset with your result, so I thought that Soobin could help you! "

Aku membulatkan mata.

Weh takkan lah dengan mamat ni lagi? Pasal kes tadi aku tak puas hati lagi. Clichè betul life aku ni haih. Ni kalau ayah tahu ni habis tunggang langgang hidup. .


" Uh its okay, I prefer study by myself. Besides, I don't want to burden him. Perhaps he maybe busy with his part time job. "

" Laura, " Miss Irene pegang kedua tangan aku. " I know what exactly you feel right now. It's okay, he will help you. "

Aku diam. Alah ni serba salah di.

" Hmm, are you okay with it Soobin? "

Miss Irene seakan mempertimbangkan keputusan aku.

" Not at all. I will teach her. "

" With pleasure. " Sambungnya dengan senyuman yang menampakkan kedua lesung pipit dia.

Aku alihkan pandangan ke tepi. Ya ampun, confirm chemistry aku fail nanti sebab tak fokus. Kejap bukan aku benci dia ke tadi.

Dah tak ada orang lain ke?

" Haih alright alright. "

Mengalah sajalah. Manatahu dia boleh ajar.

Melebar senyuman Miss Irene.

" Okay, you guys can head back to home right now. "

" Thank you Miss. "

Aku tunduk hormat dan terus keluar.

Aku garu kepala yang tak gatal.

Mesti ayah dah tahu. Matilah aku balik ni. Itulah, belajar menipu lagi, kan dah kena macam ni!

Aku masuk ke dalam kelas yang dah tak berpenghuni. Semua orang dah balik awal lah ni.

" Jumaat, 9 pagi, aku send location. "

Aku pusing belakang.

Bukk!

" Aduh! Kau ni tiang ke apa? Asal rapat sangat? "

Aku gosok dahi yang terlanggar badan dia. Siapa lagi kalau budak paling top dalam batch.

Cepat - cepat aku tolak dia jauh dari aku.

" Dengar tak? " soal dia.

" Iya, dah pergi baliklah! " Sekali lagi aku tolak badan dia tapi tak sedikit pun dia berginjak.

Pergerakan aku terhenti bila dia pegang kedua tangan aku kuat.

" Hey adab mana adab? Cikgu kau ni."

" Eleh. Kecoh ah. "

Aku rentap pergelangan tangan aku dari pegangan dia.

" Kau punya pasal lah ni! Dalam ramai ramai orang kenapa mesti kau yang ajar aku? Dasar talam dua muka. "

Haih sumpah tak boleh pandang dia lama - lama. Sebelum dia naik angin,

" Eh- "

Berdesup aku lari keluar kelas.

" WOII! "

◈ ━━━━━━━ ◆ ━━━━━━━ ◈

" Saya dah balik! "

" Eh ayah? "

" Laura, sini sayang. "

Panggilan sayang yang terbit dari bibir ibu buatkan aku berdebar.

Ibu menepuk ruang kosong disebelahnya perlahan.

Tanpa banyak soal, aku duduk di sebelah ibu. Ayah pula duduk menghadap aku.

Lebih menggerunkan, rotan kayu sepanjang 4 cm yang setia ditangan ayah buatkan aku tak keruan.

" Apa semua ni? "

Ayah tunjukkan skrin phone dia. Alamak! Result!

" Aaa Laura letih kebelakangan ni ayah. "

" Kau kata apa? Letih? "

Zzas!

" Aku tak pernah letih nak cari duit. "

Zzas!

" Aduh! Ssa - sakit. "

" Lagi sakit hati aku tengok kau. Aku hantar kau pergi sekolah suruh belajar, bukannya bercinta! "

" Laura tak bercintalah! Takkan nak release stress pun tak boleh? "

" Tak guna! "

Sebuah tamparan hinggap di pipi aku.

Tahan Laura tahan. Jangan nangis.

" Arghh! "

Rambut panjang aku ditarik.

" Abang, sudahlah tu. Kesian dia. "

Zzas!

" Budak zaman sekarang tak boleh nak berlembut sangat, makin dibiar makin dipijak kepala kita! "

Zzas!

Peha aku terasa pijar akibat tekanan yang kuat.

" Bukan macam ni cara dia. Tak apa, Laura masuk bilik dulu tau? Biar ibu cakap dengan ayah. "

Ibu tolak aku suruh masuk ke bilik dengan segera. Aku mengangguk.

Cepat - cepat aku masuk ke bilik.

Ddum!

Tombol pintu dikunci sebelum aku merangkak naik ke atas katil.

Ha eloklah macam ni. 4 shoot terus kena. Sekali dengan pakej penampar free.

" Semua ni sebab mata ni. "

Contact lens aku tanggalkan.

Pantulan wajah dilihat di cermin.

"Eee peliknya mata dia. "

" Hahaha! Alien sesat! "

" Mama mata akak tu pelik lah. "

" Jangan tengok dia! Nanti kena santau baru tahu. "

Segala jenis umpatan yang sering aku dengar buatkan aku down.

Aku tau aku pelik, jadi apa masalahnya? Bukannya aku buat dosa pun.

Ditambah pula dengan ayah yang macam tu...

" Apa salahnya aku lain dari yang lain? Pelik sangat ke aku ni? "

Kolam air mata aku akhirnya pecah.

" Tsk huwaaa hidup ni memang tak adil! "

Tiba - tiba phone lawa aku berdering.

" Yeoboseyeo? "

" Um h-hello? "

" Kau menangis? "

Aku jarakkan phone dengan telinga lepas dengar satu suara asing.

+82XXXXXXX

" Em tak... Siapa ni? "

" Soobin. "

" Ohh, " Air mata dikesat. Mamat rude ni rupanya.

" Ni kau kan? "

" Haah. "

Air mineral di meja solek diteguk sedikit.

" Aku dah send location. "

Ting!

+823529673
28-5, Saeum-dong, Incheon-si, Gyeonggi-do

You
Okay

" Kau... Nangis lagi ? "

" Tsk tak adalah hahah esok aku pergi.  Bye. "

" Kejap. "

Hah? Apa dia nak ni. Sudahlah asyik mengarah aku dari tadi lagi. Aku tak ada mood ni.

" Jaga diri. Jangan stress. Jangan makan banyak sangat nanti gemuk. "

" Emm, okay. "

Tit Tit

Dia putuskan panggilan.

Hehe comellah dia ni.

Kejap kau fikir apa tadi Laura, ya ampun jauh betul fly. Ingat sikit, mamat tu dahla sombong, kasar pula tu.

Aduhh rasa sakit lagilah peha ni. Malam ni lumur minyak gamat.

Haih mesti mata aku dah sembap gila ni. Aku tengok sekilas alamat rumah dia.

Eh

DEKAT JE DENGAN RUMAH AKU

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro