|4|

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Rin-chan~"

Rindou mendongak, ia memperhatikan kekasihnya yang telah berdiri di ambang pintu kelasnya. Pelajaran sudah berakhir cukup lama, dan teman-teman sekelasnya sudah beranjak pergi semenjak tadi. Namun Rindou tak beranjak dan hanya sibuk mengistirahatkan sepasang matanya, ia tahu bahwa kekasihnya akan menjemputnya beberapa menit setelah bel pulang.

Rindou memperhatikan lekat-lekat Haruchiyo yang mengambil tempat duduk di depannya. Ia menopang dagunya, membiarkan kekasihnya mengusap-usap surai kekuningannya.

"Kelasmu lama sekali."

"Benarkah?" Rindou menggerakkan kelopak matanya. Ia menatap Haruchiyo yang melempar seringai kepadanya.

"Ya, kau tahu aku menunggu lama sekali di ujung tangga hingga menggigil kedinginan!" sahut Haruchiyo masih nampak kesal. Kekasihnya itu kini menangkap pergelangan tangannya dan membawanya ke kepalanya sendiri, meminta diusap-usap.

Rindou menurutinya, mengusap-usap surai merah muda dengan penuh kasih. "Mau bagaimana lagi, aku sudah kelas akhir. Jamnya bakal berbeda denganmu yang kelas dua. Apalagi sebentar lagi libur natal."

Haruchiyo tak mengatakan apa-apa lagi. Kekasihnya itu hanya memejamkan sepasang matanya, menyembunyikan permata hijaunya dan menikmati usapan Rindou di kepalanya.

Ruang kelas yang awalnya terasa dingin, menghangat begitu saja. Rindou menikmati kehangatan yang dihasilkan oleh kehadiran kekasihnya. Tangannya yang awalnya mengusap-usap turun dan berganti mengenggam kedua tangan kekasihnya, saling menyalurkan kehangatan yang mereka punya.

"Oh benar, Senju ingin bertemu denganmu."

"Oh Senju, aku juga merindukannya!" Rindou mengangkat kelopak matanya, menatap kekasihnya dengan berbinar-binar. Ia sangat merindukan adik Haruchiyo yang manis itu. Kira-kira terakhir mereka bertemu waktu Rindou masih berada di kelas dua akhir.

Haruchiyo tertawa pelan. Ia mengusap-usap pipi kekasihnya gemas. "Ya aku akan membawamu untuk bertemu dengannya nanti, jika di luar tidak bertambah semakin dingin."

Rindou melemparkan senyum lebar ke kekasihnya.

Untuk beberapa saat, keduanya hanya diam dan membisu sejenak, menikmati kehangatan yang disalurkan oleh genggaman tangan yang semakin erat. Hanya menikmati momen-momen seperti ini, dua pasang mata bercumbu, tanpa ingin siapapun mengintrupsi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro