3[son of a bitch]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Bonus euy walpaper by :
PixMien.

1 bulan berlalu.

Aku semakin dekat dengannya. Sudah bisa dikatakan aku sudah hampir sembuh. Semuanya berkat dia. Aku menceritakan semua kejadian yang aku alami padanya.

Aku memang masih dibully oleh anak sekolah. Mereka tahu aku membunuh adikku. Mereka juga menuduh aku yang membunuh orang tuaku. Meskipun tidak, aku tetaplah pembunuh.

Yah aku tidak peduli. Nene ada bersamaku. 1 kelas bersamaku. Duduk bersamaku.

Orang tuanya memohon pada kepala sekolah untuk membiarkan Nene sekelas bersamaku. Karena orang tuanya berfikir, kami bisa jadi teman dekat.

Memang benar. Kami semakin dekat. Dia juga melindungiku dari orang yang membullyku.

Nene punya paras yang cantik sekali. Anak pakboy SMA tempat aku dan Nene bersekolah, sebagian besar menyukainya.

Dengan paras imut dan suara menggemaskan, dia berhasil menjadi salah satu cewek populer di sekolah. Bahkan mungkin yang paling populer.

Yah.. Berkat aku, dia dibully teman cewek di kelasnya. Selain itu, mereka cemburu pada paras Nene.

"Hahhh Lihat, cewek yang berteman dengan seorang pembunuh itu? Dia pasti pake ilmu hitam untuk membuat parasnya menjadi sangat cantik. Padahal mungkin dia sama sekali tidak cantik"

Yah.. Itu cibiran yang dikatakan teman teman sekelas kami pada Nene. Biasanya dia tidak peduli, tapi...

Pada saat lelaki terkenal bernama Akane mengatakan sesuatu yang buruk tentangku, dia tidak bisa mengontrol emosinya.

"Wow! Nene! Kamu punya paras cantik! Daripada berteman dengan pembunuh ini, lebih baik kamu berpacaran dengaku. Itu akan membuat kamu lebih terkenal lagi. Bermain dengan pembunuh ini sama saja membuat kepopuleranmu turun! Ayo! Jadilah pacarku" ucap lelaki pemilik rambut oren agak gelap itu.

Tangan Nene mengepal. Pembuluh nya juga menonjol di keningnya. Matanya terpejam seperti menahan sakit. Bibirnya juga mengerut.

Kata Nene, itu artinya dia sedang menahan emosinya. Dia pasti berhitung 1-10 bahkan mungkin 100.

Sayangnya, dia gagal mengatur emosinya kali ini.

"so.. " ucap Nene dengan nada rendah.

"So listen this fucking shit, Akane. Aku tidak pernah meminta untuk membuat diriku terkenal. Aku juga tidak sudi berpacaran dengan osis yang katanya baik ternyata brengsek sekali. Amane temanku sejak kecil. Aku tau apa yang buruk dan yang baik darinya. Aku tau apa yang dia lalukan akhir akhir ini karena dia tinggal bersama keluargaku."

Nafas Nene terengah. Dia mengucapkan kata kata barusan dengan Frustasi dan marah. Kukira ia akan berhenti, ternyata dia malah melanjutkan setelah Akane bilang begini :

"dengan seorang pembunuh? Itu artinya kamu dan keluargamu seorang pembunuh juga!"

harusnya Lelaki Akane itu lebih pintar sedikit. Enggak sebego itu.

"apa kamu bilang...?!"

Muka Nene sekarang sudah berubah menjadi merah. Mati matian menahan tangis.

Untung saja, Nene menyiapkan kamera di balik tirai jendela. Jika ada yang membully-ku ia berencana melaporkannya.

Aku sedari tadi sudah menyalakan kamera itu.

Kamera itu merekam semuanya dari awal.

"keluargaku bukan pembunuh. Begitu juga Amane"

Ucapnya tenang.

Ah.. Sorry. Maksudnya, berusaha tenang.

"ha! Rumor itu sudah beredar! Buktinya adalah pisau yang dipegang pembunuh itu saat dia pingsan. Juga sampel darah Tsukasa di pisau yang dilumuri racun itu. Ah.. Mungkin saja kamu juga pembunuh, jadi kamu bertampang seolah kamu melindungi pembunuh dibelakangmu agar keluargamu bisa membunuh tanpa dicurigai.

Akane itu meninggikan suaranya.

Nene menarik kerah baju Akane dengan marah.

Beberapa orang membuat vidio dengan ponsel mereka. Vidio itu di tengah tengah kejadian. Jika itu diserahkan pada kepsek pasti Nene yang disalahkan.

Akane itu yang keterlaluan bicaranya. Bukan Nene yang memulai.

"so listen this fucking shit. Akane! Aku tidak bisa menyangkal Amane yang membunuh Tsukasa. Apa kamu tahu? Amane membela dirinya karena hampir dibunuh! Buktinya, dia tidak dipenjara hingga saat ini. Jika Amane pembunuh, kenapa dia tidak membunuh aku dari dulu?! Jika keluargaku pembunuh, kenapa mereka mempunyai rumah sakit terenal paling sukses di kota ini bernama Hospital Fairy. Kenapa mereka tidak membunuh pasiennya sejak dulu. KARENA MEREKA ORANG BAIK. BEGITU JUGA AMANE AMANE ORANG BAIK. KALIAN SEMUA JUGA...!!"

Nene melepaskan kerah Akane dan menunjuk kemurunan yang sedari tadi mengelilingi kami.

Dia terengah sambil menarik nafas lagi.

Lalu melanjutkan. Aku terkejut Nene bisa berbicara panjang lebar sekaligus seperti itu.

Marah bisa membuat orang berjuta kali lebih kuat.

"KALIAN SEMUA TIDAK TAHU LENGKAP CERITANYA, TAPI SUDAH BERLAGAK SOK TAHU DAN MEMBULLY ORANG YANG BAHKAN TIDAK SALAH!! SO YOU DAMN PERSON IN THIS SCHOOL. FUCK YOU SOOO MUCH!!"

Nene terengah sambil menahan tangisnya.

Akane dan beberapa orang lainnya tegang dan pucat sekali. Beberapa orang yang masih berani merekam juga gemeteran.

Aku membawa kamera yang sedari tadi di sembunyikan.

Aman, semuanya msih lengkap.

"Kalian semua memang keparat. Aku selama ini diam agar kalian mengerti sendiri apa yang kalian lakukan adalah kegiatan bajingan. Tanpa tau apa yang terjadi, kalian main hakim sendiri. Selamat, kalian telah jadi bajingan sejak kecil. Mungkin kalian akan jadi narapidana saat besar nanti. Selamat!" desisku sambil menarik Nene keluar dari kerumunan.

Matanya berkilat kilat menahan tangis.

Aku menyibak kerumunan dengan kasar, bahkan beberapa orang yang Kutabrak jatuh.

Beberapa dari mereka mencibirku.

Aku benci itu.

Aku mengajaknya ke rooftop untuk mengeluarkan semuanya. Aku juga mengcopy Vidio itu ke hp.

Agar ada cadangan. Mungkin beberapa dari mereka yang takut di laporkan akan mencuri kamera ini.

Untungnya hp Nene sangat canggih sehingga bisa menyimpan vidio yang banyak sekali.

Aku melihat ke arah Nene.

Aku ingin memeluknya, agar dia nengeluarkan semuanya. Mengeluarkan semua sumpah serapah yang sedari tadi ia tahan. Tapi aku ini laki laki.

Ahh keparat dengan semuanya. Keparat dengan aku lekaki.

Aku ini bajingan pembuat dosa. Maka aku bisa berdosa juga untuk memeluk Nene.

Yaampon bang, sisain 1 cowok kek cerita saya ini di dunia nyata 😭
-P

Aku memeluk Nene yang daritadi matanya berkilat sedih. Aku merangkulnya, mencoba ikut serta dalam tangisnya. Mencoba merasakan apa yang dia rasakan.

Benar saja, Nene langsung memelukku dan memecahkan tangisnya.

Dia juga meraung sangat keras hingga mengundang beberapa orang ke arah kami, juga memotret kami.

Kupakaikan jaket yang kupakai untuk menutupi kepala Nene. Aku tidak mau, dia viral karena memelukku dan dituding lebih parah dari tadi.

"MEREKA SEMUA BAJINGAN KEPA-KEPARAT!! MEREKA TIDAK TAHU YANY SEBENARNYA TAPI TETAP MENCERITAKAN SESUATU YANG SALAH!! BAJINGAN ITU BAHKAN TIDAK TAHU YANG SEBENARNYA LALI MENUDING ORANG YANG TIDAK BERSALAH!! *hiks *hiks *hiks *hiks. *Huaaaa:v . "

"mereka memang keparat. Kita tidak boleh jadi sama keparatnya dengan mereka. Atau mereka akan mencibir kita lebih dari ini.. " ucapku berusaha mengbiburnya.

"TAPI MEREKA BAJINGAN!!" teriak Nene lagi.

"Memang benar. Mereka bajingan keparat yang bodoh. Dan.. Sepertinya kita sudah menarik perhatian banyak orang" kataku dengan senyum canggung saat guru berdiri di hadapan kami.

Aku tidak bisa melihat ke arah guru itu. Karena pasti dia marah karena sudah memeluk Nene di tempat umum.

Juga merusak ketenangan sekolah ini.

"Maafkan aku" ucapku dengan goblok nya. Untuk apasih aku. Menyebutkan kata ini..?!

"Ibu sudah mendengar semuanya dari Akane. Dia bilang Nene menarik kerah bajunya saat dia menyatakan cintanya pada Nene! Kalian akan dihukum skors karena menyebabkan keributan ini." ucap guru itu dengan gelengan frustasi.

"Kami punya bukti!" ucapku dengan nada yang meninggi yang harusnya tidak sopan untuk di keluarkan pada guru.

"yah.. Mari kita lihat bukti itu. Aku tidak mau dibunuh karena ngotot" kata guru itu sambil pergi menjauh.

Ternyata benar. Semua orang disini memang bajingan. Bahkan termasuk guru itu.

"Hah.. Untung ada kamu. Aku jadi bisa menyembuhkan luka ini" kata Nene dengan nada ceria biasa. Dia juga menghapus sisa air matanya dengan telunjuk.

"Untuk Nene dan Amane. Serta Akane, ditunggu di ruang bk"

"hah.. Masalah selalu datang bertubi tubi." ucapku dengan helaian nafas panjang.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Jelaskan apa yang terjadi!" ucap guru Bk dengan tampang kesal lv 1jt.

Dia tersenyum ramah pada Akane. Tapi tidak pada kami guru Bk itu melihat kami seakan kami itu manusia yang suka makan kotoran, dan sama kotornya dengan kotoran itu. Tapi dia melihat Akane dengan tampang seolah Akane itu raja yang harus selalu dibela. Itulah keuntungan Osis yang jago sekali berpura pura baik.

"Mereka membuat keributan disekolah bu. Saya hanya menyatakan cinta saya pada Nene bu. Tapi Nene malah ngelantur gajelas" ucap Akane itu dengan nada tenang kemenangan.

Dia pikir dia bisa menang? Apa dia bodoh? Ada cctv dikelas. Walaupun kami tidak punya rekaman kami yang sekarang, masih ada cctv.

"Kau pikir kau menang hanya karena terlihat baik huh? Maaf bu. Kami punya bukti!" Ucap Nene dengan senyum kemenangan.

"Bukti..? Semua anak sudah bilang yang dikatakan Akane benar. Dia lelaki baik." ucap guru itu dengan tatapan mencibir pada kami.

"sayangnya, kamera hp ini akan membuktikan semuanya" ucapku dengan nada bangga. Tentu saja, aku tidak bisa melepaskan nada bangga dari suaraku meskipun sudah mencoba.

Kuberikan hp-ku pada guru. Ponsel Nene masih ada di sakunya. Kami punya firasat akan ada barang pecah disini. Lalu Akane ngotot ingin melihat rekaman itu.

Aku yakin dia ingin menghancurkan hp itu. Kalo tidak, kepopulerannya akan menurun drastis jika itu tersebar.

Benar saja. Saat dia berhasil mengambil ponsel itu dari guru, dia berlagak telah menjatuhkan hp-ku.

Hp-ku merek ternama. Dia punya hutang sebesar 27jt kepadaku.

"wow, kamu menghancurkan hp mahal itu. Kamu akan jadi gelandangan" ucap Nene cuek.

"Mahal?" ucap guru itu dengan tampang jijik.

"semahal apa itu? Hp ini terlihat murahan. Mari kita lihat hp apa ini" ucap guru bk sialan itu sambil membuka cassing hp itu.

Bagian depan hp itu memang sudah retak. Tapi bagian belakangnya masih utuh. Mereka bisa melihat hp apa itu.


"Hp five stars?!(ngasal bd)"

Ucap guru itu sambil mangap mangap kaya ikan paus kekurangan plankton.

"i-ini.. Palsu.. Kan.." Ucap sang pelaku. Ah.. Maaf. Ucap Akane dengan ekspresi getir.

"oh ya? Bagaimana jika pembunuh ini punya banyak harta warisan dari orang tuanya yang bisa dia pakai foya foya tanpa bekerja hingga 7-8 tahun? Aku juga punya surat pembeliannya." ucapku dengan nada kemenanganku.

"dan bagaimana kalau kamu sudah sia sia mengancurkan hp mahal itu dan kami masih punya bukti? Kamu akan punya catatan buruk dari polisi karena tuduhan palsu dan hutang yang banyak" ucap Nene dengan senyum merendahkan.

Tapi mereka memang pantas mendapatkannya. Guru itu juga sangat membela Akane. Aku yakin guru itu sudah disogok oleh Akane.

"Kami merekam semuanya dari awal. Kamera yang sedaritadi kupegang menyala. Kami bisa laporkan hal ini ke polisi. Dan jangan lupa, lunasi hutangmu. Lunasi pada orang tua Nene" kataku menatap getir mereka.

"kami juga masih punya Vidio hari ini. Ada lewat cctv"

"sayangnya laptop cctv itu rusak son!" ucap guru itu lagi.

Ah.. Mereka tidak tahu di ponsel Nene masih ada vidionya? Camera ini juga masih ada vidionya.

"aku bisa memperbaiki nya" ucapku Lantang.

"oh.. Pembunuh juga punya keahlian?"

Astaga, aku ingin membuang guru ini kelaut agar ikan hiu memakannya. Guru ini menyebalkan sekali. Merendahkan dan sok berkuasa sekali.

"Tentu saja. Kami ahli dalam segala hal. Bahkan kami bisa merakit laptop dari awal proses pembuatan sendiri. Sayangnya, kami tidak pernah menguasai caranya mencibir dan merendahkan orang lain" Nene mendesiskan kata kata itu dengan sangat tajam.

Guru itu diam. Sepertinya tepat sasaran. Akane apalagi. Dia mungkin memikirkan hutangnya. Dia tidak membantu guru itu mencibir kami seperti tadi.

Aku membuka laptop itu. Laptopnya sangat bagus dan masih baik baik saja. Guru itu berbohong. Hanya saja, ada kode pada laptop itu. Mungkin agar tidak disalah gunakan. Tapi sayangnya guru ini sepertinya mengalah gunakannya.

Aku tau kode aksriotik sederhana. Jadi kujalankan.

Ada rekaman barusan. Akane semakin pucat mendengar suaranya mendesiskan kata kata Bajingan. Jika tidak ada orang, mungkin dia sudah meraung dan menangis.

"kumpulkan semua orang disekolah malam ini termasuk guru guru di sekolah. Jika tidak, aku akan melaporkan kejadian ini pada polisi, dan hutang kalian akan menjadi 10× lipat." Ancam Nene sambil mendesis.

Aku tau apa yang dipikirkannya. Tentu saja. Aku ini sahabatnya.

Terimakasih Nene. Kamu menyempurnakan hariku. Membuat aku menjadi diriku lagi. Selalu berusaha terlihat lebih dewasa dariku. Aku akan melakukan apapun untukmu karena berhasil menghilangkan suara kelam di kepalaku, termasuk memberikan kehidupanku padamu.
-Yugi Amane.
.
.
.
.
.
.
Yok ah Tbc

Jangan lupa vote comment follow share juga yok. Nnti nyesel ga vote akun cogan.

Eh maap maap. Akun Pixiv ama Damien.

Teken kuy tombol bintang di pojok kiri bawah. Eaaa:v

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro