08 Kenangan Indah

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kedua mata saling bertatapan. Waktu seakan terhenti. Tak ada satupun yang berkedip.

Deg!

Kedua detak jantung saling berdebar-debar kencang. Seuntas senyum terukir di bibir mereka.

"Ka-kamu!"

"Loe!"
_________________________________________

Kedua insan itu masih saling tatap menatap hingga salah satu pengunjung tak sengaja menyengol tubuh sang gadis.

"Eehh... maafnya hehe," ucap Alif mengaruk kepalanya yang tak gatal.

"I-iya gapapa kok," balas Marsha.

Alif dan Marsha pun akhirnya untuk memutuskan masuk ke dalam monas bersama. Entah apakah itu yang namanya jodoh atau tidak. Mereka pergi sendiri tanpa ada teman yang menemani.

Keheningan melanda keduanya insan tersebut. Marsha masih menetralkan debaran jantung yang masih berdetak kencang.

Alif pun mengeluarkan suaranya. "Loe udah daritadi di sini?" tanyanya.

"I-iya, kalau kamu?" tanya balik Marsha.

"Iya nih, hehe...," jawab Alif cengegesan.

Beberapa kali Alif meminta dirinya untuk di foto. Karena pertama kalinya ia berkunjung ke Monas.

Cekrek!

Cekrek!

"Gimana bagus nggak?" tanya Alif melihal hasil jepretan Marsha.

"Ba-bagus kok." jawab Marsha malu.

Bagaimana tidak? Alif berada di belakangnya seakan tengah memeluk dirinya. Rona merah tipis muncul di kedua pipi Marsha.

Tiba-tiba Alif mengajak dirinya foto berduaan. Katanya sih buang kenang-kenang. Marsha menganggukan kepalanya kecil.

Alif dan Marsha beberapa kali mengambil foto berdua. Dari yang awalnya malu-malu, kini bertingkah memalukan.

Para pengunjung yang melihat kedua insan itu hanya mengelengkan kepalanya. "Masih muda kok udah bermesraan di depan umum," ucap salah satu pengunjung.

Alif yang mendengar hal itu segera mengajak Marsha untuk keluar dari dalam Monas. Mereka kini tengah duduk di salah satu bangku taman.

💞💞💞💞💞

"Thanks ya... udah mau temenin gw walau nggak janjian," ujar Alif tersenyum tipis.

Marsha juga ikut tersenyum. "Sama-sama Lif," balasnya malu.

Seorang penjual es krim lewat di hadapan mereka. Alif langsung berdiri menghampiri tukang es krim tersebut. Marsha hanya diam duduk tenang.

"Bang beli es krim Cornetto nya dua," kata Alif.

"Siap mas." Tukang es krim itu segera menyerahkan dua es krim rasa coklat dan oreo. "Nih mas,"

"Berapa bang semuanya?" tanya Alif.

"Tiga puluh ribu saja mas," jawab tukang es krim.

Alif menyerahkan uang selembar limapuluh ribu. Saat tukang es krim memberikan kembaliannya, Alif tak mengambilnya.

"Udah buat abang ajah sisanya," ucap Alif.

"Wih terima kasih mas. Semoga langgengnya sama pacaranya," balas tukang es krim.

Alif hanya tersenyum kikuk. Pasalnya ia dan Marsha bukanlah sepasang kekasih.

SKIP!

Alif kembali ke bangku taman, lalu menyerahkan satu es krim rasa oreo kepada Marsha. Awalnya Marsha menolak, tetapi Alif sedikit memaksanya.

"Ma-makasih nya untuk es krim-nya," ucap Marsha malu. Padahal di dalam hatinya ia sangat senang sekali. Apalagi es krim yang diberikan oleh Alif adalah rasa kesukaannya.

Kedua memakan es krim dengan tenang. Namun, saat Alif melihat Marsha yang makan es krim seperti anak kecil ia tersenyum senang.

"Doyan apa doyan nih," goda Alif.

Marsha yang sedang asiknya memakan es krim, tak sengaja mengenai hidungnya hingga terlihat belepotan.

Tanpa diduga sebuah tangan membersihkan sisa es krim yang berada di hidung Marsha. Dan pemilik tangan tersebut adalah Alif.

"Kalau makan hati-hati dong," kata Alif tertawa kecil.

Ia juga mengacak rambut Marsha pelan. Hal itu membuat jantung Marsha kembali berdetak kencang. Ia suka sekali diperlakukan manja oleh Alif.

"Iih... rambut aku jadi berantakan kan," ucap Marsha dengan nada manja. Ia mempoutkan bibirnya cemberut seperti bebek.

"Hahaha... gemesin juganya loe," puji Alif.

Alif menoel pipi chubby Marsha gemas. Entah kenapa ia senang sekali menggoda Marsha.

Wajah Marsha memerah sempurna bak kepiting rebus. Sedangkan Alif mengaruk teguknya tak gatal.

"Eehh maafnya, gw nggak bermaksud kok," ujar Alif yang tersadar akan kelakuannya.

Marsha terdiam. Ia menundukan kepalanya ke bawah. Sontak Alif merasa tak enak hati.

"Maafin gw nya," ucap Alif tulus.

Marsha masih diam. Ia tak membalas ucapan Alif. Ia bukannya marah, tetapi merasa sangat senang dan menetralkan debaran jantungnya.

💞💞💞💞💞

Waktu telah menunjukan ke arah angka lima. Langit pun sudah mulai berubah warna menjadi oren.

Alif dan Marsha telah menyelesaikan shalat Ashar. Keduanya berjalan dalam hening.

Alif pun berhenti di depan Marsha. Marsha juga ikut berhenti.

"Sha, loe pulang naik apa?" tanya Alif.

"Hmm... naik busway," jawab Marsha pelan.

"Sorry-nya... gw nggak bermaksud kok tadi, sumpah dah!" seru Alif tak enak.

"Hahahaha... kamu lucu deh. Aku biasa ajah kok," balas Marsha tertawa kecil.

"Manis juga nih cewek kalau lagi ketawa," batin Alif memuji.

Marsha berjalan duluan. Ia meninggalkan Alif yang masih melamun.

Alif pun tersadar. Ia segera berlari menyusul Marsha. Keduanya sesekali tertawa kecil karena lawakan Alif dengan bahasa Jawa.

"Loe mau pulang bareng gw nggak?" tanya Alif tiba-tiba.

"Hmm... gimana nya?" kata Marsha pura-pura berpikir.

Alif yang tak sabar menunggu jawaban Marsha langsung  saja ia menarik tangannya lembut. Marsha terkejut, tetapi ia tak melepaskan ataupun mengelak.

SKIP!!

Mobil merah Alif sudah berada di kawasan komplek perumahan. Alif pun turun dari mobil, lalu membuka pintu mobil.

Marsha tersipu malu. Ia tak berpikir akan di perlakukan romantis seperti ini oleh seorang lelaki sekalipun.

Padahal mereka bertemu di Monas karena tak sengaja. Lalu saling jalan-jalan dan berfoto di area kawasan Monas.

"Terima kasih nya, Alif," ucap Marsha malu.

"Sama-sama. Langsung tidur, jangan lupa besok sekolah... sampai jumpa, Marsha kecil." balas Alif sambil meledeknya.

Marsha cemberut. Ia pun masuk ke dalam rumah dengan senyum merekah di wajahnya.

Alif sendiri melaju mobilnya dengan santai. Ia merasa hari ini adalah momen terbaik dengan seorang perempuan yang baru ia kenal beberapa hari di sekolah barunya.

Ia menyetel radio di dalam mobil. Lantunan musik POP menggema merdu.

🎶Maudy Ayunda - Tiba-tiba Cinta Datang🎶

Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Saat ku mulai mencari cinta
Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Ku harap dia rasakan yang sama

Di sesuatu saat ku melihat dia
Ada getaran membuatku rindu
Senang hatiku saat ku dengar suaranya
Ingin selalu ada di dekatnya

Saat ku sendiri ku bayangkan dia
Datang padaku dengan cinta
Di keramaian ku merasa sepi
Saat tak ada dirinya

Alif mengikuti alunan musik dengan suara merdunya. Ia memang sangat suka menyanyi. Apalagi hatinya lagi terasa senang.

💞💞💞💞💞

Di dalam Rumah Marsha...

Marsha juga tengah mendengarkan sebuah lagu POP. Ia ikut menyanyikan lirik lagu Maudy Ayunda. Senyum manis terukir di bibirnya.

Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Saat ku mulai mencari cinta
Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Ku harap dia rasakan yang sama

Di sesuatu saat ku melihat dia
Ada getaran membuatku rindu
Senang hatiku saat ku dengar suaranya
Ingin selalu ada di dekatnya

Saat ku sendiri ku bayangkan dia
Datang padaku dengan cinta
Di keramaian ku merasa sepi
Saat tak ada dirinya

Marsha melihat-lihat galeri fotonya. Di sana terpampang foto dirinya bersama Alif di depan Monas. Kedunya tersenyum ceria.

"Apa ini yang dinamanya tiba-tiba cinta datang?" tanya Marsha bertanya-tanya.

Besok dia berniat akan bercerita kepada teman-temannya. Kenangan indah yang terukir jelas di hati.

"Semoga rasa ini tidak berlalu begitu saja," batin Marsha dan Alif berbarengan di tempat yang berbeda.

💞💞💞💞💞

_________________________________________

Oke! Moment antara Alif dan Marsha selesai...

Next siapa ya? Hehe...

Bagaimana chapter kali ini? Seru kah? Hehe...

Udah awal bulan juli ajah nih :v

Selamat menikmati dan membaca...

Jangan lupa tinggalkan vomment nya, hehehe...

(01/07/2018)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro