Chapter 25 - End

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seminggu terasa begitu lama. Sejak pertemuan mereka terakhir, semua berjalan seperti biasa. Tidak ada yang berbeda, aktivitas untuk mencari sesuap nasi menjadi keharusan bagi pejuang rupiah seperti Airine. Namun, perasaannya masih babak belur.

Airine melihat postingan di layar ponsel, dia menatap lama pada layar lalu mengerutkan kening.

"Ini sepatu incaranku, pas banget aku mau ngasih hadiah ulang tahun ke Dandy. Dia pasti suka, seleraku dan selera dia soal sepatu sama soalnya," gumam Airine sambil tersenyum senang.

Segera saja Airine kepoin bio di instagram @sepatunarakmurah. Ada nomor telepon yang tertera di sana. Sekarang sedang jam istirahat, sehingga Airine tidak perlu khawatir akan dimarahi oleh kepala toko.

Airine

Halo, sepatu ini masih ada?

Tanya Airine sambil mengirimkan foto sepatu incarannya yang dipajang di postingan etalase toko. Tidak perlu menunggu lama, adminnya langsung membalas pesan.

Sepatunarakmurah Admin

Masih ada.

Airine

Oke, saya mau sepatu ini. Ini trasnfer manual gitu ya? Saya tinggal di Jalan Mawar, Kota Malang.

Sepatunarakmurah Admin

Iya bisa. Ongkir 20.000. Harga sepatu 50.000+ ongkir 20.000. Total 70.000 bisa transfer ke nomor rekening berikut:

Lybee

1234567

Airine menatap layarnya untuk beberapa saat, tidak ada perasaan aneh sedikit pun. Dalam pikirannya dia ingin segera memegang sepatu incaran dengan harga yang sangat terjangkau ini. Tidak pikir panjang, Airine segera lari ke ATM dekat toko dan memasukkan nomor rekening yang dikirimkan admin tadi.

Setelah selesai, Airine segera mengirimkan bukti transfer dan menunggu balasan sembari berjalan kembali ke toko dengan riang gembira. Dia ingin memberikan hadiah ini, apalagi dia membelinya dengan uang hasil kerja kerasnya.

Tidak butuh waktu lama, admin tadi langsung membalas kembali pesan Airine.

Sepatunarakmurah Admin

Baik, akan segera kami proses. Terima kasih.

Airine tersenyum senang, sampai detik ini pun dia tidak berpikir yang aneh-aneh. Dalam sudut pandangnya, semua orang adalah orang baik yang amanah hingga ada pesan masuk. Airine mengerutkan kening karena dikirimin pesan oleh nomor asing.

+62 99 23 XXX

Halo, saya bendahara dari Sepatunarakmurah. Ini ada pemberitahuan dari atasan saya kalau ada penambahan dana sebesar 200.000 untuk setiap transaksi karena penjualan produk di toko kami sangat murah / di bawah harga yang ada di pasaran. Jangan salah paham dulu, karena setelah itu dana akan kami kembalikan.

Airine berpikir keras, uang tujuh puluh ribu saja setengah mati dia dapatkan, apalagi uang dua ratus ribu? Segera saja Airine membalas pesan tadi.

Airine

Maaf, apa ada jaminan uang saya akan kembali? 

Admin Bendahara Sepatunarakmurah

Kak, nggak usah khawatir. Kami ini toko amanah, uang klien pasti kami kembalikan. Kami juga tidak mau mencoreng nama baik toko kami. Kakak cukup transfer dana senilai dua ratus ribu sesuai dengan kebijakan baru dari bos kami. Sepatu kakak pasti akan kami kirimkan.

Airine memijat kening perlahan, saat itulah dia merasa ada yang aneh. Sependek yang dia tahu dari pengamatannya, dia jarang melihat rekan-rekannya yang belanja online menambah uang setelah mereka mentransfer dana mereka. 

Selepas itu Airine mengetikkan nomor bendahara tadi ke aplikasi pelacak. Dari sana jantungnya berdetak lebih kencang, dia tertipu.

#Penipu #Janganpercayaoranginipenipu #Maling #Hati-hatidisuruhtransferuanglagi

Masih banyak hastag yang ada di aplikasi itu, Airine kembali melihat di sosial media toko tadi dan baru menyadari kalau kolom komentar di-non-aktifkan.

"Pantas aja di-non-aktifkan, takut calon targetnya tahu kalau dia penipu kali ya?" ucapnya sambil menggeleng heran.

Airine berusaha tersenyum, walau perasaan nyesek terus dia rasakan. Uang tujuh puluh ribu mungkin terlihat sepele di mata orang lain, tapi bagi Airine uang ini besar nominalnya. Dia bisa makan enak dengan uang segitu, sayangnya dia tidak bisa memutar waktu. Pada akhirnya dia harus memahami kalau dia harus lebih berhati-hati karena tidak semua orang bisa dipercaya omongannya.

Airine segera mem-block nomor penipu itu, lalu menyimpan ponsel dalam tasnya. Dia harus melanjutkan pekerjaan yang ada dengan tenang, walaupun pikirannya sedang kacau balau, terutama perasaannya.

Airine sampai lupa untuk menghindar dari Dandy saking stressnya dia. Dandy menyadari jika Airine tidak terlihat seperti biasanya, dia tampak lebih lesu dari biasanya. Ditambah lagi tatapan sayu itu mengganggu Dandy. Dia benar-benar ingin menariknya pergi dan mengajaknya berbicara sekali lagi dan dia mencoba hal itu sebelum dia menyesal membiarkan Airine pergi.

"Ai? Kamu kenapa?" tanya Dandy pelan.

Airine terkejut lalu tersenyum tipis. "Aku baik-baik aja, kok. Oh iya, selamat ulang tahun Dandy. Semoga pertunanganmu dengan Clairine lancar-lancar ya. Oh, kalau Clairine risih dengan keberadaanku, atau kalau kamu yang risih dengan keberadaanku, aku bisa resign dari sini. Kamu nggak perlu sungkan, aku sudah terbiasa dengan berbagai macam perlakuan," ujarnya lagi lalu hendak pergi dari hadapan Dandy.

"Eh, bentar. Aku nggak ada niat buat ngusir kamu. Justru aku mau ada di deket kamu. Kamu terlihat nggak baik-baik aja, Ai. Aku bisa bantu kamu, please biarin aku bantuin kamu, ya?" mohon Dandy lagi.

Namun Airine menggeleng pelan. "Dandy, you deserve the best. You deserve to be happy, without me. I know you love Clairine. Both of you already know each other long time a go, even before you know me. I think you just have to realize your true feelings and let me go, okay?"

"Ai, jangan pergi. Aku punya rencana untuk kita. Aku sudah memikirkan hal ini berulang-ulang. Aku udah coba negosiasi ke papa supaya papa biarin aku nentuin pilihanku sendiri. Please, berjuang sama aku, ya? Aku cinta kamu, Airine. Aku nggak pernah anggap Clairine lebih dari teman meskipun aku dan dia berteman jauh lebih lama dari aku berteman denganmu. Kumohon, jangan pergi. Ini hari ulang tahunku, Ai. Kumohon, jangan biarin aku sedih di hari yang seharusnya aku ngerasain bahagia."

Airine tersenyum lalu menepuk pundak Dandy pelan. "It won't be long."

"Apa maksudmu?" tanya Dandy heran.

"Kamu nggak akan lama ngerasain sakit ini. Kamu tahu kalau kamu hanya butuh waktu untuk menghapus perasaan yang kamu rasain ke aku. It is fine, kamu pasti bisa tanpa aku. Kamu berhak bahagia, Dandy. Kamu berhak bahagia. Kembalilah ke tempat seharusnya kamu berada, ambil alih pekerjaan yang seharusnya kamu kerjakan di kantor. Gunakan privillage yang diberikan papamu ke kamu sebaik mungkin karena tidak semua orang seberuntung kamu."

Dandy mengusap wajahnya dengan kasar, perasaannya semakin tidak karuan.

"Ai, aku mohon. Aku mohon, jangan pergi. Semua perkataanmu bikin aku takut kamu pergi. Jangan, Ai. Aku sudah bicara ke papa dan Clairine soal semua ini. Ini salah paham, kamu bisa pegang omongan aku. Tolong, jangan pergi," mohon Dandy dengan mata berkaca-kaca, nadanya terdengar gemetar karena menahan isak tangis. 

Airine memegang erat tangan Dandy, "Kalau memang kita ditakdirkan bersama, kita pasti akan bertemu lagi. Aku pergi dulu, jaga baik-baik kesehatanmu."

Selepas itu Dandy tidak pernah lagi bertemu Airine. Dia menghilang tanpa meninggalkan pesan sedikit pun kepadanya. Satu yang pasti, Dandy tidak pernah melupakan Airine, begitu juga dengan perasaan kepada wanita itu selalu abadi dalam relung hatinya. Selamanya.

-TAMAT-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro