Chapter 05 Murid ke-22

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seorang Pemuda berambut hitam panjang berjalan seorang diri. Waktu sudah gelap, pertanda malam hari telah tiba.

Pemuda itu terus berjalan tanpa menghiraukan suara-suara di belakang. Ia hanya menatap lurus ke depan.

Whuzz!!

Tiba-tiba angin bertiup kencang. Terdengar suara rantai besi yang mengarah padanya. Pemuda itu semakin mempercepat langkahnya.

Namun, ia harus terhenti mendadak. Seekor hewan Jaguar sudah berada di depannya.

"Si-siapa kau?" tanya Pemuda itu takut. Bulu kuduknya mulai merinding. Ia tak pernah mengalami hal seperti ini seumur hidupnya.

"Aku adalah Jaguar," jawab sang Jaguar. Ia menunjukkan dereten gigi taring yang siap mengoyak tubuhnya.

"Ka-kau bisa berbicara," balas Pemuda itu terkejut. Ia seperti berada di alam mimpi saja.

Trrang! Trrang!

Dua buah rantai besi berhasil melilit kedua kakinya. Pemuda itu pun terjatuh ke tanah.

"Le-lepaskan," ucap Pemuda itu. Ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya akibat terjatuh cukup keras.

Tiba-tiba pusaran angin membawa dirinya terbang. Ia merasa pusing harus berputar-putar seperti ini.

"Kau memiliki sesuatu hal seperti 'kami'," Jaguar itu berkata. Ia pun berlari kencang menerjang tubuh Pemuda itu yang terbang terbawa pusaran angin.

"Ahhh!!"

Pemuda itu terbangun. Tenyata ia tengah bermimpi buruk. Sudah beberapa kali ia bermimpi hal yang sama setiap malam.

"Kami? Apa maksud dari mimpi ini?" gumam Pemuda itu. Peluh keringat membanjiri wajah serta baju piayama bergambar Hamtaro yang ia kenakan.

Pemuda itu kembali tertidur. Setelah ia bermimpi buruk, saat akan tertidur kembali ia menjadi lebih nyaman.

@@@@@

Raka terbangun di pagi hari. Ia meregakan otot-otot yang terasa kaku.

"Hmm... Masih pagi. Lebik baik olahraga kecil dulu," gumam Raka.

Raka mulai melakukan push-up, sit-up dan lainnya. Otot-otot trisep dan bisep Raka sudah mulai terbentuk. Ia jadi teringat beberapa bulan sebuah turnamen. Di mana pemilik 'bakat khusus' ilegal melakukan pertandingan. Hadiah yang di perebutkan juga lumayan, sekitar 100 juta yen.

Raka dan Milky pernah bertarung. Namun, ia harus kalah oleh kekuatan 'bakat khusus' mikik Milky yang sudah mencapai awakening.

"Saatnya bersiap-siap," ujar Raka. Ia masuk ke dalam kamar mandi. Suara air shower begitu nyaman di telinga.

@@@@@

Laras, sang Ketua Kelas X-3 berjalan seorang diri di trotoar. Ia terlihat banyak masalah dilihat dari raut wajahnya.

"Aku harus mengumpulkan mereka, sebelum si 'Topeng Hitam' menemukannya," ucap Laras pelan. Ia menjadi Ketua Kelas bukan asal di pilih saja. Ia memiliki beban dan tanggung jawab sangat besar.

Kelas X-3 terbentuk karena ada hubungannya dengan Pak Joe, Kepala Sekolah dan orang-orang tertentu lainnya.

Berbicara tentang Pak Joe, sosok wali kelas X-3 masihlah misterius. Ia tak pernah hadir di dalam kelas maupun sekolah. Ia sedang menjalankan misi rahasia untuk menghentikan kekacauan yang akan terjadi nanti.

"Aku harus yakin! Kripik dan Elin bisa menggantikan diriku untuk saat ini!" seru Laras.

Laras mencipatkan sebuah pedang dengan aliran listrik yang menyelimuti. Ia masuk ke dalam sebuah gang sempit. Laras melirik ke kanan dan kiri. Aman. Ia pun mengeluarkan sebuah benda berbentuk pin.

"Aku harus cepat atau nanti semuanya terlambat," ucap Laras. Ia langsung melemparkan pin tersebut. Sebuah portal terbentuk. Laras berlari kecil memasuk portal lalu menghilang bersamaan dengan portal tersebut.

Tanpa di sadari oleh Laras, sebuah bayangan hitam melihat kejadian di mana Laras melemparkan pin dan hilang di dalam portal.

"Aku harus memberitahukan kepada Ketua," ucap bayangan hitam tersebut. Ia menghilang di balik bayangan gedung.

@@@@@

Pemuda tinggi berambut hitam pendek menatap bangunan gedung sekolah yang megah dan kokoh. Ia merasa bahwa dirinya salah memasuki kawasan sekolah.

Pemuda itu melihat sebuah kertas cokelat. Di sana tertera alamat sekolah. Undangan tiba-tiba yang datang semalam membuat ia terkejut.

"Bakat khusus?" gumam Pemuda tersebut.

"Ada yang bisa kubanting?" tanya Kuujaku menepuk pelan pundak sang Pemuda.

Pemuda itu hampir saja bergaya kayang. Ia tak habis pikir dengan kehadiran tiba-tiba Kuujaku. Aura Kuujaku begitu tenang namun ada sesuatu yang gelap.

"Maaf, atas ketidaksopaan saya. Perkenalan saya adalah Kuujaku, anggota Komite Disiplin Circle." ucap Kuujaku sopan.

Pemuda itu menatap sosok Kuujaku dari atas sampai bawah. "Sepertinya orang ini bisa dipercaya," batinnya.

"Aku Riza. Aku murid baru di sekolah ini," balas Riza sambil menyerahkan undangan cokelat itu.

Kuujaku meraih undangan cokelat. Ia membaca dengan cermat.

"Ahh! Rupanya kau murid ke 22. Mari ikuti saya!" seru Kuujaku semangat.

Riza mengikuti Kuujaku dalam diam. Ia melihat ke kanan ke kiri. Melihat pemandangan aneh bin ajaib. Ada seorang Gadis yang bisa melayang. Burung Elang mengejar seorang Gadis berlari cepat. Pemuda yang mengeluarkan api dan Gadis dengan pusaran angin kecil.

"Kau tak perlu heran. Mereka adalah teman-teman barumu di kelas X-3," Kuujaku menjelaskan. Ia masih memimpin di depan. Riza hanya diam mendengarkan.

@@@@@

~Kelas X-3~

Kripik sedang menjelaskan sesuatu di papan tulis. Pak Joe, sang wali kelas tidak hadir kembali di tambah Laras yang tiba-tiba izin tidak masuk.

"Apa kalian sudah mengerti?" tanya Kripik malas. Ia sesekali menguap. Sebuah gumpalan kertas masuk ke dalam mulutnya.

"Hahahaha....," tawa murid kelas X-3.

"One-sama... memang terbaik," ucap Andin.

Resa mengacungkan jempol ke atas. Ia menggunakan 'bakat khusus' untuk menjahili Kripik.

"Resa!!!" kesal Kripik. Ia lupa memasang pelindung di seluruh tubuh.

"Rasakan!" balas Refa mengacungkan jempol ke bawah.

Kripik sangat kesal. Apalagi ditambah beberapa teman ya tidak masuk kelas, malah asyik bermain di luar.

"Aku seperti tak punya harga diri... Hiks," curhat Kripik. Airmata dan ingus keluar berbarengan.

"Kak Kripik terlihat senang sekali ya," ucap Mana polos.

"Iya! Dia senang sekali!" seru Fuyu kesal sampai ke ubun-ubun.

Murid yang lain hanya menghela napas pasrah. Mereka memandang Mana penuh kesedihan. //Sad Girl//

Pintu ruang kelas terbuka. Semua murid mendadak hening. Kuujaku masuk terlebih dahulu, di susul oleh Riza.

Semua pandangan menuju ke belakang Kuujaku. Milky melirik sedikit, lalu kembali fokus bermain game.

"Teman-teman kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu," ucap Kuujaku tegas.

Riza gugup. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu terdengar suara bunyi di belakang tubuh Riza.

"Bau kentut!" seru Rizal cempreng.

"Baunya seperti jengkol!" Nana menutup hidungnya.

Riza menunduk kepala. Ia merasa malu telah membuang gas alias kentut sembarangan.

"Maa-maafkan aku," ucap Riza pelan.

"Lanjutkan perkenalanmu!"

Kuujaku hampir pingsan. Ia berada di dekat Riza dan mencium langsung gas beracun berbau jengkol.

"Nama saya Nanase Rizani, panggil saja Riza," ujar Riza malu.

"Apa 'bakat khususmu'?" tanya Kripik.

Riza terdiam sejenak. Baru saja ia akan menjawab, sebuah ledakan kencang terdengar dari luar.

Duarr!!

"A-apa itu?" Fuyu panik.

"Itu!" seru Milky tegas. Ia langsung berlari meninggalkan ruang kelas menuju keluar.

############@@@@@@############

~Sabtu, 15 Agustus 2020~

AhmadRizani

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro