🔓-2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng










"Selamat datang di Ngobrol Sore Semaunya. Hai teman-teman balik sama saya, Arina Tanjung. Hari ini akhirnya setelah penantian lama, kita kedatangan tamu yang super special, sosok anak muda yang sangat inspiratif dan juga multitalenta, langsung saja, Diana Xaviera!"

Begitulah sapaan Kak Arina pada camera dalam studio putih di gedung stasiun televisi tersohor di negara ini, perempuan yang di agung agungkan karena telah berani membawa isu isu sensitif yang kini menjadi icon jurnalis di dunia pertelevisian, gaya bicaranya hingga pemikiranya begitu tajam dan kritis yang membuatnya patut di jadikan idola. Acara yang ia bawakan salah satunya adalah Ngobrol Sore Semaunya adalah acara talkshow yang mengundang public figure inspritif, saat tahu aku sedang berada di indonesia managerku di concat personal oleh kak Arina untuk menyampaikan niatnya untuk mengundangku dalam acaranya. tentu saja aku menerimanya walau sedang di tengah masa rehatku, Kak Arina dulu teman dari kakaku, kami pernah terlibat dalam satu acara sebelumnya.

"Haii Dianaa, long time no see you."

ketika camera lainya tersorot padaku, tanganku melambai dengan perlahan kepada kak Arina, senyumku mengembang lebar menanggapi aura ceria yang di pancarkan kak Arina. "Haii kak." sapa ku sekilas sebelum ku lanjutkan kalimatku, "aku seneng banget loh."

Kak Arina tertawa, "saya juga seneng banget loh, udah lama banget ya dari tim kita ngeconcat Diana." katanya sambil melirik staf staf berbaju biru dongker di belakang kamera.

"oh iya, waktu tim kakak contac aku itu kebetulan aku di indo cuman sebentar, jadi gak bisa." balasku buru-buru, memberi tahu alasan kenapa pada kesempatan aku menolak tawaranya.

perempuan medan ini mengangguk dengan ramah, "iya, tapi gak papa! sekarang kita punya kesempatan!" ia berbicara dengan sangat ceria.

aku ikut tertawa sambil menyatukan tanganku untuk menunjukan betapa tertariknya aku dalam acara ini. Kak Arina mengambil jeda sebentar sebelum ia mulai melancangkan pertanyaanya kembali.

"Gimana Diana, udah lama gak pulang ke indo, sekarang keseharianya di indo ngapain nih? Istirahat full atau tetep produktif?"

kepalaku menganguk bertanda mengerti dari pertanyaanya. Ku ubah kakiku untuk saling menumpu agar lebih nyaman selama beberapa menit kedepan. "Well, rencananya sih mau istirahat kam Arina. Tapi gak yang Off banget, tetep ngelakuin aktifitas kaya gini, walau cuman emang di batesin aja. Terus rencananya sih mau quality time sama keluarga, adik aku, mamah, sama semua keluarga deh pokoknya.  kaya kemarin lusa aku ke sirkuit Formula E kak, adik aku latihan disana jadi aku yang ngawasin sekalian ngabisin waktu sama dia, were pretty close enough dia suka bawel nyuruh aku pulang ke indo."

Kak arina menganguk. "jadi emang mau fokus quality time aja ya? Biasanya hubungan adek kaka itu hate love relationship, hate nya kalau ketemu dan love nya kalau saling jauhan tinggalnya."

Aku menganguk setuju. "Iya banget!"

"sama loh saya sama yang paling bungsu juga begitu. Oke, Diana, sekarang kan udah tahun baru nih, boleh dong kasih tau highlight kamu di tahun sebelumnya?"tanyanya dengan lembut,

aku mulai berfikir memori satu tahun ke belakang, "highlight satu tahun sebelumnya..."aku menggantungkan kalimatku, mataku mulai bergerak mencari object lainya untuk di pandang sembari berfikir. "pas lagi ini sih kak, bulan bulan summer, june ya di inggris pas itu, sekitar dua bulan sebelum kelulusan."

"ada apa tuh di bulan bulan itu."

"not that special, tapi bulan bulan paling padet jadwal aku kak. Dalam satu bulan tuh aku mulai syuting film Resident evil, di new york, sekaligus aku siapin graduate aku di inggris jadi tuh 2 bulanan bolak balik new york dan Oxford." jelasku

Kak Arina membelakan matanya. "oh iya!  saya nonton film itu loh, that a legendary movie ann! resident evil!. Syutingnya memorable atau gimana tuh sampai bisa kamu kena highlight"

kepalaku menganguk. "iyaa kak, pemainya ramah ramah jadi i got many friends in there, belajar banyak hal baru dari senior senior di sana, a lot of famous hollywood actors are filming too so I'm nervous hahahaha. di luar my expectation kalau disana tuh suasanya seru banget karena aku paling muda kali ya kak jadi mereka kaya ngerangkul aku, kaya misal pas makan siang break sebentar kan, kak Milla Jovich pemain tokoh utama tuh kaya bilang 'where is Ann? has she had lunch?' and iam like 'oh my goshh? she has beautiful heart' "

Mata kak Arina mulai menyipit menikmati ceritaku, alisnya menukik tidak percaya. "seriuss? Milla Jovovich? she is a big star! tell me moree!"

kami berdua sama sama tertawa kala itu. aku kembali menceritakan masa masa paling padat sekaligus seru dalam tahun itu, ketika aku mulai di sibukan oleh syuting film action project besar yang paling pernah aku ambil, aku tidak pernah melupakan ketika aku sampai tertidur di tengah syuting akibat kelelahan oleh jadwal yang padat, tantangan baru yang paling menyenangkan. semua kegembiraan itu juga ditambah kelulusan pendidikan bisnis ku, selesai sudah semua kerumitan materi hanya untuk mengambil title Master of Business Administration.

pertanyaan terus berlanjut dengan transisi yang halus, Kak Arina membawa obrolan tapi dengan baik menuju point point yang ia ingin dengar dariku, ia pendengar yang baik dengan respon yang asik. sebelum syuting tadi kami sempat berbicara satu sama lain, berkenalan dengan langsung setelah sebelum seebelumnya hanya berkomunikasi lewat internet, she's smart, dari caranya berbicara hingga pemilihan katanya yang nyaman di telingaku.

10 menit berlalu dari pertanyaan terakhir tentang awal mula aku bisa terjun ke dunia uniceff dan pendapatku tentang situasi di indonesia tentang Hak asasi, pertanyaan yang berat ini sudah aku siapkan sehingga meminimalisir aku salah berbicara.

pertanyaan selanjutnya mulai terlontar, kak Arina bersiap untuk mengubah topik pembicaraan kami.

"kamu keren banget loh, Diana. serius tapi aku gak heran kenapa kamu punya banyak penggemar dari dalam ataupun luar indonesia, youre multitalend! indonesia  bangga punya kamu."

pujianya barusan membuatku hanya tersenyum malu.

"kamu, Celine, dan generasi muda indonesia yang bisa tembus ke pasar hiburan global tuh keren. oh tadinya kamu mau di undang bareng sama Celine juga yaaa?"

"iyaa, tapi celine masih di new york sekarang."

"menurut kamu lingkungan pertemanan ngaruh gak sih sama karier kamu, diana? kaya misal kamu deket banget kan nih sama Celine, nah karena kamu deket sama celine yang have a big dream juga untuk jadi aktris dan penyanyi, karena celine kamu ikut terpacu atau emang pure keinginan kamu sendiri?"

pertanyaan diluar dari script, untuk sesaat aku mulai berfikir sedikit lebih lama sebelum menatarkan pertanyaanku. "kalau untuk pertemanan ngaruh sama karier, kata aku ngaruh sih kak. apalagi awal awal ngebangun mimpi, kalau misal gak satu tujuan yang bisa saling ngesupport kan agak susah ya. kalau soal celine sih emang kita udah deket aja kak dari kecil karena orang tua kita deket, walau kita debut di acara yang sama tapi sekarang kita udah beda tujuan, celine fokus ke music sedangkan aku lebih ke syuting dan modeling, walau begitu kita masih tetep temanan deket."

"both of you is amazing, semoga pertemannya langeng terus ya, banyak fans yang nantiin colaborasi kalian nih di karya selanjutnya."

"hahah, aminnn, doain aja dulu kak."

"aminn."

jeda sebentar oleh kak arina. "by the way, Diana, pasti banyak orang yang beranggapan gak sih kaya 'duh kalau deketin diana, minder banget gak sih cowo-cowo', gimana tuh diana?"

kami berdua mendadak tertawa terbahak bahak, pertanyaan ini memang pertanyaan tambahan khusus dari kak arine, saat berbincang sebelumnya ia sudah meminta izin padaku untuk sedikit menyangkut pertanyaan tentang hubungan asmara, aku tidak tahu bahwwa kak arina serius dalam perkataanya sebelumnya.

"masa sih? aku gak tau kak, tapi hahahaha minder sama aku? iam pretty chill, aku santai aja padahal kak. kan aku Extro ya kak jadi gampang banget ngobrol sama orang asing atau orang baru gitu, aku sendiri kalau ngeliat ada orang yang aku kagumin kayaknya malah semangat buat kenal deket sama dia? aku terbuka kok orangnya."

"oke oke diana, i got the point. 3 kriteria yang paling penting tuh apa?"

aku terdiam sebentar, mentapnya dengan penuh curiga hingga kak Arina tertawa lebar melihat responku. "oke, tapi kita satu-satu ya? i will tell my version, and you too" ujarku

kak arina tertawa dengan malu. "noo, ini kan sesi wawancara kamu bukan saya."

"aku juga mau denger dari kak arina tanjung"

"okay okay, you first" ujarnya masih dengan sisa sisa tertawanya.

"yang pertama, great, maksudku kayak nyambung kalau ngobrol sama aku. sefrekuensi lah ya kak. " aku terdiam sesaat, kak arina tahu dengan jelas aku ini memilih sendiri selama tiga tahun, aku bahkan tidak punya kriteria? ini pertanyaan seharusnya di lontarkan pada celine.

"and?"

"mungkin kenyamanan? kaya aku bisa ngerasa di sekitar dia tuh kaya perasaan nyaman aman gitu, kaya rumah."

"how about his carier? kamu mau cari yang athelete lagi atau gimana?"

mendadak satu studion tertawa mendengar pertanyaan itu, aku pun ikut tertawa tahu maksud tersembunyinya, mantanku memang seorang athelet basket america, tapi itu tiga tahun lalu, sekarang namanya sedang ramai di biacakan akibat kekasih barunya. kami berdua memang lengang 3 tahun, pasca selesainya hubungan kami, tidak ada diantara kami yang menjalin hubungan kembali hingga tiga hari lalu foto dengan model victoria secreet tertampang jelas di berita terkini.

"yang lalu, sudah lalu." balasku di sela sela tawaku.

"jadi tetep mau athelete lagi?"

mulutku mendadak tertutup rapatt mencari jawabanya, untuk sesaat aku tersenyum sambil memikirkan jaawabanya. kini otaku malah teringat oleh jayden, IAM MUST BE CRAZY, wajahnya yang memerah akibat ledekan Kala pada kemarin lusa tidak pernah luput dari bayanganku akhir-akhir ini. he's kinda cute, tho.

di tengah rasa bimbangku, kini aku malah bertanya kembali pada diriku

gimana? mau sama athelete lagi? dan aku tidak mau menangkal perasaan kecil yang muncul dari hatiku, sudah lama tidak pernah merasakan degupan jantung yang membuat kakiku lemas, melihat responya kemarin tubuhku sedikit tersengat listrik akibatnya. If it's Jayden, maybe yes.

"sedapetnya aja sih kak. Kalau emang datengnya athelete lagi, aku gak bisa apa apa?"

WHAT IAM TALKING BOUT?

BICTH I DONT EVER KNOW HIM. AAAAAAAASHITTTTT!

______

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro