01; Battle of New York

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

- - - - - - - - - - - x x x - - - - - - - - - - - -
"Who is Billy?"

"My name is Bylestyr."
- - - - - - - - - - - x x x - - - - - - - - - - -

Singkat kata, Bylestyr yang tidak percaya pada orang lain selain Ross dan tidak memperbolehkan pria itu untuk meninggalkannya berakhir dengan Ross yang mendapatkan misi tetap untuk mengawasi dan menjaganya. Dengan kata lain, mengadopsi anak berusia 10 tahun itu menjadi anaknya. Apakah itu masalah? Tentu untuk Ross, ia mendekat dan mencoba untuk membujuk anak itu hanya karena pekerjaannya awalnya.

"Jadi," Ross memang tegas dalam menghadapi Bylestyr, "apa yang kau lakukan Billy...?"

"Namaku bukan Billy."

"Nama Bylestyr akan sangat susah untuk diucapkan oleh orang lain. Dan kembali pada apa yang tadi kutanyakan, apa yang baru saja kau lakukan?"

"Aku membekukan tiga orang Midgardian," ia menghembuskan napasnya kasar dan memalingkan wajahnya. Billy--ia harus membiasakan nama itu sekarang, memang membuat tiga temannya membeku karena menertawakannya. Bahkan di hari pertama Everett menyekolahkannya.

"Lalu kenapa kau melakukannya?"

"Mereka melihatku di TV," Billy semakin menunduk tidak mau menatap Everett, "mereka bilang aku monster. Mereka mengejekku karena berkata jika mereka seperti memegang es saat bersentuhan denganku. Bahkan para guru menatap aneh padaku..."

Mendengar itu Everett hanya diam dan menatap Billy yang terdiam selama beberapa saat sebelum ia bergumam sangat pelan.

"Maafkan aku..."

Dan sekarang Everett yang malah bersalah karena memarahinya. Ini sudah hampir setengah tahun sejak Billy ikut dengannya, dan sudah 4 kali ia pindah sekolah karena para murid dan guru takut, atau karena masalah seperti saat ini. Ia menghela napas, menatap kearah Billy sebelum ia memegang pundaknya membuat anak itu terhenyak.

"Aku tidak merasa kau berbeda dari mereka Billy, jangan dengarkan mereka. Kalau kau melawan, itu artinya kau percaya dengan apa yang mereka katakan," tetapi ia memang berbeda dari para Midgardian. Everett tidak pernah sadar dan tahu jika Billy atau Bylestyr adalah seorang anak dari raja Jotunheim bernama Laufey. Atau lebih tepatnya ia adalah adik dari Loki--God of Mischief, "kau akan menemukan seseorang yang mengerti tentangmu suatu hari nanti."

"Sepertimu?"

Dan Everett tahu, jika keputusannya untuk mengambil misi ini adalah benar adanya.

.
.

"Kau akan pergi lagi?"

Di sekolah yang ke lima, tidak ada yang berubah dengan perlakuan semua murid yang ada di sekolahnya. Mereka memandanginya dengan tatapan aneh, tidak mau mendekat ataupun berbicara bahkan menyentuh mereka. Meskipun Billy--ia sudah semakin terbiasa dengan nama itu--sudah mengenakan pakaian tebal dan juga sarung tangan, namun mereka masih merasa dingin setiap bersentuhan dengannya.

Seharusnya para kaum Frost Giant memiliki kontrol atas kekuatannya, namun bagi Bylestyr yang merupakan kaum setengah Frost Giant dari ayahnya, tentu saja ia tidak bisa mengendalikan begitu saja kekuatannya meski ia menghabiskan 10 tahun hidupnya di Jotunheim. Darah Midgardian juga bukan hanya menghilangkan kontrol dari kekuatannya, namun juga membuat tubuhnya sangat kecil jika dibandingkan dengan para Giant Frost.

Daya tahan tubuhnya terhadap dingin juga tidak sebagus para pendahulunya, itulah sebabnya terkadang ia bisa saja merasakan dingin dari suhu tubuhnya sendiri dan ia tidak akan bisa menghangatkan dirinya dengan cara apapun.

"Begitulah, ada beberapa laporan dan juga beberapa misi kecil yang harus kuselesaikan. Tetapi aku akan kembali malam nanti," Everett mengenakan sepatunya dan tampak membelakangi Billy yang hanya mengangguk tampak diam, "kalau kau merasa kesepian, kau bisa menghubungiku."

"Benda yang kau berikan kotak kecil itu? Terlihat rapuh, sedikit saja kuremas langsung hancur," Billy memiringkan kepalanya dan menatap heran pada Everett.

"Lagi?!" Everett tidak bisa menyalahkan. Billy sangat awam dengan dunia ini, ia bahkan tidak tahu tentang televisi dan juga kompor saat pertama kali ia berada di rumah Everett. Pria itu tidak mengerti dimana sebenarnya anak ini sebelum ini.

"Maaf."

"Aku terlalu lemah dengan nada bicaramu," Everett menghela napas dan tampak menggelengkan kepalanya menutup matanya dengan sebelah tangan. Ia merogoh saku jasnya dan melemparkan pelan sebuah handphone yang segera ditangkap oleh Billy, "gunakan handphone ini. Hanya gunakan saat kau ingin menghubungiku."

"Baiklah."

"Akhir-akhir ini terjadi penyerangan. Kunci pintu, dan jangan membuka untuk orang yang tidak kau kenal," Billy tidak pernah protes dengan perhatian berlebih dari Everett. Maksudnya, ia bahkan pernah membunuh beberapa orang sebelum ini tanpa sengaja, dan ia bisa langsung membekukan orang-orang yang ingin melukainya ataupun Everett.

Dan ia hanya mengangguk.

.
.

Sekolah terasa sangat membosankan untuknya.

Jangan salah, ia suka mempelajari semua hal di Midgard, bahkan buku yang dimiliki oleh Everett di perpustakaan pribadinya tidak cukup untuk membuatnya puas belajar. Namun, semua yang dilakukan orang-orang disana sangat kekanakan. Mereka hanya bisa mengejek dan juga mencoret apapun yang ia miliki.

Lokernya selalu dipenuhi oleh coretan, dan tentu saja mejanya tidak luput dari sasaran mereka. Tetapi dari semua itu, mereka bahkan tidak memiliki nyali untuk melawannya secara fisik.

"Benar-benar membosankan."

DHUAR!

Seolah menjawab harapan darinya, sebuah ledakan dari belakangnya mengagetkan dirinya. Ia baru saja akan menoleh ke asal ledakan saat sesuatu tampak terbang dan membuatnya harus merunduk. Beberapa alien yang berdatangan dan terbang sambil menghancurkan semua yang ada di bawah mereka.

"Tidak seperti ini juga," anak yang kala itu berusia 10 tahun tampak hanya bergumam dan berlari hendak mencoba berlindung. Saat hendak bersembunyi di salah satu sisi bangunan, ia melihat seekor alien menembak salah satu bangunan dimana tampak dua orang anak kecil yang berada disana mencoba menutupi kepalanya dengan kedua tangannya.

Ia ragu untuk menyelamatkan mereka, ada kemungkinan waktunya tidak cukup sebelum alien itu menyerang kembali. Namun, hidup dengan melihat kebaikan hati seseorang yang bahkan tidak tahu siapa dia tentu saja membuatnya ingin seperti ayah angkatnya. Dan anak itu mengerti ia memiliki kekuatan untuk melakukannya.

Dan ia segera berlari untuk menghampiri kedua anak yang tampak tidak bergerak dari tempat itu.

.
.

"Ned, pops dan dad akan datang. Kau tidak perlu khawatir," anak berambut ikal cokelat mencoba untuk menenangkan sahabat bertubuh gempalnya. Ia sendiri sebenarnya cukup takut, mereka baru saja akan kembali ke rumah masing-masing dengan berjalan kaki karena Happy yang sering mengantar dan menjemputnya tidak bisa hari itu.

"PETER, AWAS!"

Peter yang sibuk mencemaskan Ned tidak memyadari jika ada serangan tambahan dari belakangnya. Ia refleks mendorong Ned saat ia melihat serangan itu akan meruntuhkan bangunan di atas mereka.

"PETER!"

Peter hanya menutup matanya dan akan merasakan reruntuhan itu menimpa tubuhnya. Namun, ia tidak merasakan apapun hingga ia membuka mata perlahan dan melihat seorang anak yang terlihat berusia sama sepertinya tampak menahan serangan itu dengan pilar yang terbuat dari es. Ia juga melihat tubuh anak itu terlihat unik. Kulit biru dengan mata berwarna merah. Memang, ia berubah menjadi wujud aslinya setiap ia menggunakan kekuatannya.

"Kau tidak apa?"

Anak itu hanya mengangguk dan membalas tangan anak itu yang terulur padanya untuk membantu.

"Dingin!" Peter refleks menjauhkan tangannya saat ia menyentuh tubuh Billy. Billy sendiri tersentak, ia menarik tangannya kembali dan mundur beberapa langkah menjauh dari Peter.

"Maaf," ia berbalik dan berlari meninggalkan Peter yang tampak mencoba untuk menghentikannya.

"Peter kau tidak apa?!"

Ned menghampiri saat tahu keadaan aman dan temannya baik-baik saja. Di belakangnya, tampak Clint berada disana. Peter masih menatap kearah dimana anak itu menghilang, sebelum mengangguk dan berbalik.

"Kau tidak apa Peter?"

"Ya paman Clint, bagaimana dengan dad dan pops?"

"Steve sedang membantu melindungi warga. Aku harus membawamu ke markas."

"Tunggu, bagaimana dengan dad?!"

Peter akan menghentikan Clint yang tidak menjawab pertanyaannya. Tidak menyadari jika handphonenya yang terjatuh terhubung dengan Tony yang mencoba menghubunginya saat ia membawa sebuah rudal menuju ke lubang tersebut.

Tenang saja, ia baik-baik saja. Untuk saat ini.

.
.

Billy yang masih berwujud Frost Giant tampak memperhatikan Peter yang sudah bersama dengan keluarganya. Ia menghela napas, memperhatikan tangan dengan kulit biru esnya sebelum ia mengubahnya kembali menjadi warna kulit Midgardian.

"Ah, aku menggunakannya lagi," Billy berjanji untuk tidak menggunakan kekuatannya berlebih hingga wujud frost giantnya muncul. Namun, jika ia tidak melakukannya tadi, anak itu akan tertimpa bangunan itu.

"Setidaknya ia baik-baik saja," ia bergumam dan akan berbalik mengambil tas sekolah yang ia tinggalkan di pinggir jalan saat handphonenya berbunyi.

"Hei Mr. Everett," tentu Everett yang menghubungi. Menanyakan keadaannya saat itu karena mendengar serangan alien berada di jalur dimana ia biasa pulang. Namun, tentu memang itu yang terjadi. Ia bisa melindungi diri sendiri.

"Ya, aku baik-baik saja. Kau membawa kunci rumah bukan?" Ia tahu, ayah angkatnya tidak akan pulang hari ini, "aku akan tetap menyiapkan makanan untukmu. Ya, makanlah jika sempat. Baiklah, aku akan menunggumu."

...

"Sampai jumpa."

.
.

"...siapa kau?"

Sungguh, ia sudah mengunci pintu dan jendela seperti yang dikatakan oleh Everett. Dan ia sudah mengeceknya karena ia tidak ingin membuat pria itu kecewa. Dan sekarang, di depannya tampak seorang pria berambut hitam panjang yang tampak dikekang oleh sebuah penutup mulut. Ia membawa sebuah batu berwarna biru dan berbentuk kubus berwarna biru es.

Ia mencoba untuk berbicara, namun Billy menyadari jika penutup mulutnya membuat pria itu tidak bisa berbicara. Ia segera bergerak melepaskan penutup mulut itu hingga ia bisa melihat wajah itu dengan jelas.

Dan itu sukses membuatnya terdiam, menjatuhkan alat di tangannya karena shock.

"Namaku adalah Loki, pangeran dari Asgard dan pewaris sah dari kerajaan Jotunheim."

- - - - - x x x To be Continue x x x - - - - -

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro