II. Raden Wijaya

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

xoxoxoxoxo
xoxoxoxoxoxoxoxoxoxo
Historical Fiction
xoxoxoxoxoxoxoxoxoxo
xoxoxoxoxo

Hari ini Raden Wijaya mengumpulkan pasukan lamanya, ia akan membahas rencana yang telah dipersiapkan matang-matang olehnya kepada pasukan lamanya itu. Ia akan mengelabui tentara Mongol yang bahkan belum mengatahui bahwa Kartanegara telah tewas dimedan perang satu tahun yang lalu.

Rencana ini juga sekaligus menjadi ajang balas dendamnya pada Jayakatwang, ia telah menunggu waktu lama untuk ini dan ia akan memastikan semuanya berjalan dengan semestinya.

“Baiklah tuan, kami akan melaksanakannya” ucap para prajurit.

“Tapi pertama-tama kau ungsikan Dyah agar tentara Mongol tak dapat menemukannya” perintah Raden Wijaya.

Sesuai perintah Raden wijaya Dyah di amankan ke pedalaman hutan bersama beberapa orang prajurit yang ditugaskan menjaganya.

Sedangkan Raden Wijaya dan pasukan lainnya menunggu kedatangan tentara Mongol yang akan menyerang Singasari.

~

Keesokan harinya tentara Mongol tiba di Jawadwipa dengan jumlah pasukan yang sangat banyak bersiap akan menyerang.

Raden Wijaya muncul dihadapan ribuan tentara Mongol itu, ia akan membuat kesepakatan dengan mereka.

“Jadi apa keuntungannya jika kami bersekutu denganmu?” Tanya Shi-Bi salah satu komandan perang pasukan Mongol.

“ini” Raden Wijaya memberikan sebuah peta daerah Kediri agar mempermudah tentara Mongol Menyerang Jayakatwang “dan jika kalian berhasil mengalahkannya aku berjanji akan tunduk pada kekuasaan Mongol.” Tambahnya.

Kedua komandan pasukan Mongol saling menatap.

“Baiklah, kami akan bekerja sama denganmu—“ ucap Shi-Bi “tapi ingat, kau harus menepati janjimu itu.” Lanjutnya.

“Kau pegang janjiku” ucap Raden Wijaya meyakinkan.

~

Pasukan Mongol berkumpul di sebuah tanah lapang untuk membagi pasukan perang karna perang ini akan menyerang Kediri dari dua arah , Timir dan Barat sesuai petunjuk peta yang diberikan oleh Raden Wijaya.

Ditempat terpisah, Raja Jayakatwang yang telah mendengar kabar tentang tentara Mongol tak tinggal diam ia juga menyiapkan ribuan pasukannya untuk menyerang balik tentara Mongol.

Pasukan Mongol yang jumlahnya jauh lebih banyak menyerang Kediri, pertempuran itu berlangsung sangat sengit selama berhari-hari.

Prajurit Mongol bertempur melawan lebih dari seratus ribu prajurit, menyerang tiga kali, membunuh 2.000 orang sambil memaksa ribuan lainnya mundur ke sungai lalu meneggelamkan mereka.

Darah bertumpahan dimana-mana. Banyak mayat pasukan raja Jayakatwang terbujur dengan bersimbah darah. Jumlah pasukan yang tersisa juga kalah banyak dengan Pasukan Mongol. Hal itu membuat Jayakatwang mundur kembali keistananya bersama Raden Wijaya dan sisa pasukan yang ada.

Setibanya diistana ternyata sudah ada ribuan pasukan Mongol yang menunggu untuk menghabisi sisa pasukan termasuk Jayakatwang.

“sial, bagaimana ini bisa terjadi” ucap Jayakatwang.

Dengan sisa tenaga dan pasukan yang ada , mereka menyerang pasukan Mongol . pedang dan tombak diacungkan dan darah pasukan berceceran membuat Jayakatwang semakin terpojok.

“Baiklah aku menyerah” Jayakatwang menyerah Meletakkan pedangnya ditanah, bersujud kepada pemimpin pasukan Mongol mengakui kekalahanya.

Shi-Bi mengarahkan pedangnya ke Jayakatwang berniat membunuhnya, namun Raden Wijaya menghalanginya.

“syukurlah kau datang” ucap Jayakatwang berfikir kalau Raden wijaya akan menolongnya.

“Jangan kau bunuh, serahkan saja dia padaku, biar aku yang menghukumnya” Raden Wijaya menatap Jayakatwang.

“KAU PENGHIANAT!!” Jayakatwang mengambil pedangnya menyerang Raden Wijaya.

Namun Raden Wijaya berhasil menepisnya “ingatlah, yang sebelumnya menjadi penghianat itu kau, kau berkhianat pada Kertanegara yang telah berbaikhati memberikanmu jabatan sebagai Adipati” ucap Raden Wijaya mengarahkan pedangnya ke leher Jayakatwang.

“pasukan, tangkap dan penjarakan dia--” perintah Raden Wijaya kepada pasukannya “dan ingat siksa dia seburuk mungkin” lanjutnya sebelum pasukan membawa Jayakatwwang pergi.

~

Setelah mengalahkan Jayakatwang pasukan Mongol berpesta merayakan keberhasilan mereka.

Raden Wijaya yang berada disana bangkit beranjak pergi meninggalkan pasukan itu.
“Mau kemana kau? searang tepati janjimu” kata Ike Mese salah satu komandan perang Mongol.

“Aku akan kembali keistana menyiapkan upeti dan surat penyerahan diri” Jawab Raden Wijaya berpura-pura karena sebenarnya ia akan menyiapkan rencana selanjutnya.

“Baiklah kalau begitu silahkan pergi” komandan pasukan Mongol itu mempersilahkannya pergi meninggalkan pesta perayaan tersebut.

Disisi lain ternyata pasukan Raden wijaya telah bersiap sembari menunggu saat yang tepat untuk menyerang balik tentara Mongol yang tengah berpesta merayakan kemenangan meraka yang tak akan bertahan lama karna sebentar lagi pasukan Singasari dipimpin oleh Raden Wijaya akan menyerang balik mereka. Ya, inilah rencana selanjutnya yang telah Raden Wijaya persiapkan, mengusir tentara Mongol kembali ke tempat asalnya.

Pasukan singasari menyerang pasukan Mongol yang tengah lengah secara tiba-tiba, satu persatu tentara Mongol tumbang dikalahkan.

Melihat hal itu kedua komandan pasukan Mongol Shi-Bi dan Ike Mese murka karna ternyata Raden Wjaya juga berkhianat dengan mereka.

Pertempuran berlangsung sangat sengit hingga akhirnya pasukan Mongol berhasil dikalahkan oleh Raden Wijaya. 

Dia berhasil membunuh banyak prajurit Mongol sedangkan sisanya berlari kembali ke kapal mereka. Pasukan Mongol mundur secara kacau karena angin muson yang dapat membawa mereka pulang akan segera berakhir, sehingga mereka terancam terjebak di pulau Jawa untuk enam bulan berikutnya. Akibat dari serangan itu, pasukan Mongol  kehilangan 3.000 prajurit terbaiknya.

~

10 November 1293
Raden Wijaya naik tahta sebagai raja pertama Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana dan kerajaannya berkembang dengan bertahap. Selain itu, oleh karena lokasi strategisnya di rute perdagangan rempah-rempah, kerajaan Majapahit berkembang menjadi kaya raya dengan menetapkan cukai bagi barang-barang yang dikirim melewati wilayahnya.

.
xoxoxoxoxoxo
xoxoxoxoxoxoxoxoxo
Part 2 by hndymln
xoxoxoxoxoxoxoxoxo
xoxoxoxoxoxo

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro