wedding

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Mariage d'Amour ~ Richard Clayderman

-------------------------------------------------------------------

Hana duduk di depan cermin dan menyentuh bajunya lembut. Dari cermin Hana bisa melihat ibunya berjalan mendekatinya, lantas menyentuh kedua bahu Hana dan tersenyum.

''Ibu bahagia,'' ucap ibunya sambil menyentuh rambut Hana yang sudah di sanggul rapi.

Rasika mengeluarkan sebuah kotak lalu mengulurkan tangannya dan meletakkan kotak itu di atas meja rias. Dia memeluk anaknya dari belakang. Hana membuka kotak tersebut, dan melihat bros dengan hiasan batu mungil berwarna biru yang memancarkan kilatan mempesona saat tertimpa cahaya.

''Terimakasih Ibu.'' Hana tersenyum dan berbalik memeluk ibunya.

Rasika menyentuh pipi Hana perlahan, ''Jangan menangis, jangan rusak riasan wajahmu. Anak ibu cantik sekali.''

Hana hanya mengangguk sebagai tanda mengerti. Ibunya memasangkan bros tersebut.

Hana menatap bayangan wanita dengan make up dan menggunakan kebaya pengantin serta bros indah di depannya.

*****

Hana berjalan pelan menuju ruang tamu, sementara Tanjung membeku melihat perubahan Hana. Baginya, Hana cantik walau tanpa make up, dan sekarang dengan riasan pengantin ternyata Hana lebih cantik dari yang dia duga. Hana memakai baju kebaya putih dengan ekor yang memanjang sampai 2 meter.

Sementara Hana juga terpaku melihat penampilan Tanjung. Lelakinya terlihat gagah dan tampan dalam balutan tuksedo hitamnya. Dan yang lebih mencolok adalah rambutnya yang dulu ikal panjang nyaris menyentuh bahu, sekarang di potong pendek.

Ini adalah pertemuan pertama mereka setelah dua minggu dalam masa pingitan, dan tiga bulan setelah Tanjung menjemput Hana dari Bekasi.

Tanjung mengulurkan tangannya yang segera di sambut oleh Hana. Pandangan mereka terkunci dan jari-jemari mereka saling terjalin, siap untuk mengikrarkan janji suci sehidup semati.

*****

Setelah proses akad nikah di lakukan di rumah Hana pada pagi hari. Malamnya di tempat yang sama juga diadakan resepsi pernikahan. Sederhana tapi istimewa seperti yang di inginkan Hana dan Bu Sarah.

Resepsi berlangsung selama hampir 3 jam. Rumah Hana di sulap seperti taman bunga. Ada bunga berwarna ungu, pink, kuning, dan putih bertaburan di dalam ruangan dan halaman rumah.

Konsep resepsi pernikahan mereka bukan tamu yang naik ke pelaminan, tetapi pengantinnya yang berkeliling menyambut tamu-tamu.

Hana sudah berganti kebaya, ia memakai kebaya warna biru navy, senada dengan baju yang di pakai Tanjung.

Tangan mereka tidak pernah lepas saling menggenggam. Hana selalu tersipu setiap kali Tanjung meremas tangannya.

Hana melangkah perlahan dengan senyum di wajahnya, dibelai oleh semilir angin sejuk. Hana merasa dadanya sesak oleh rasa bahagia yang membuncah.

Semua orang yang mereka kenal baik dalam kehidupan Hana atau kehidupan Tanjung tersenyum penuh kekaguman, memandang kedua mempelai yang di liputi rasa cinta. Doa indah mengiringi langkah mereka. Raka dan ibunya saling berpelukan penuh haru juga kelegaan.

*****

''Selamat datang Nyonya Tanjung Umbara,'' bisik Tanjung di telinga Hana.

Hana menatap wajah Tanjung, pandangannya mengabur karena air mata, ''Aku datang suamiku,'' ucapnya lirih tersipu malu-malu.

Kamar pengantin dihias elegan dengan warna putih dan cokelat yang mendominasi. Ranjangnya berukuran king, dengan seprai putih bermotif sulur seperti tanaman merambat berwarna biru tua. Meja rias yang tampak baru berwarna cokelat tua berbentuk elips dengan ukiran yang mengelilingi bagian kacanya.

Sebuah vas bunga besar ada di pojok ruangan, bersebelahan dengan sofa panjang yang juga berwarna cokelat.

Hana duduk di depan meja rias dengan wajah yang selalu tampak merona merah. Sekarang dia ada di kamar Tanjung, yang akan jadi kamarnya juga.

Tanjung membuka bajunya, melangkah menuju lemari baju besar yang memiliki 6 pintu, lalu berganti dengan celana piyama tidur dan kaus. Dia mendekati Hana dan membantu membuka sanggul. Sedangkan konde-kondenya sudah dilepas oleh perias pengantin sebelum Tanjung masuk ke kamar.

Hana tersipu malu ketika Tanjung membantunya membuka resleting panjang yang ada di belakang kebayanya. Wajahnya semakin merona ketika kebaya pilihan mama mertuanya melorot jatuh. Hana setengah telanjang. Tanjung menatapnya dengan seribu macam arti.

''Hana ....'' Tanjung menarik tangan Hana ke depan lemari baju. Mengeluarkan celana piyama pendek dan kaus yang sama seperti yang ia pakai. Lupakan lingerie karena itu sama sekali bukan Hana, walau itu untuk malam pertama mereka.

Tanjung naik ke ranjang, menepuk-nepuk sisi kosong di sebelahnya, Hana mengikutinya. Ia menghampiri Tanjung, dan duduk di ranjang perlahan.

Tanjung mencium kening Hana, memeluknya erat, dan memejamkan matanya, jantungnya berdetak kencang.

Hana membalas pelukan erat Tanjung, menatap mata suaminya yang berubah menjadi sayu dan mendamba. Hana menelan ludah dan bibirnya tampak bergetar. Ketika wajah mereka sudah sejajar, Hana merasa ada getaran aneh di dada, merayap turun ke perut. Tangannya kaku, lidahnya kelu, dan tubuhnya membeku.

Bulu kuduk Hana meremang membangkitkan ribuan saraf ketika napas hangat Tanjung menerpa lekukan lehernya. Matanya terpejam. Pasrah.

Tanjung mencium Hana lambat dan hangat. Bibirnya terus meminta. Tangannya telah berpindah pada punggung dan pinggul istrinya. Direbahkannya Hana ke ranjang, mengunci tubuh Hana dengan tubuhnya. Kemudian Tanjung kembali mencium Hana dengan hasrat liar.

Yang terdengar kemudian hanya erangan dan lenguhan penuh gairah dari keduanya.

*****

Hana terbangun karena cahaya matahari yang mengintip malu dari balik tirai. Dia menemukan Tanjung tertidur pulas dengan wajah tenang. Hana berbalik pelan sambil menutupi ketelanjangannya.

Dia menarik napas panjang dan tersentak saat merasakan sentuhan kulit yang terasa dingin di pipinya.

''Pagi love ....'' terdengar suara berat dari balik punggungnya.

Hana berbalik dan menemukan wajah suaminya sedang tersenyum.

Wajah Hana merona, segera ia meraih selimut dan berlari ke kamar mandi, tak acuh dengan teriakan Tanjung. Di balik pintu, tubuhnya luruh. Ada yang berdenyut nyeri dan terasa panas di bawah sana.

Hana berdiri di depan cermin, matanya dengan cepat bergerak ke seluruh tubuhnya yang kini dihiasi beberapa tanda merah akibat perbuatan suaminya.

-------------------------------------------------------------------
7:50 pm
Gempas 05012016

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro