Kekasihnya benar-benar mengagumkan, terlalu keren, Ryuusei berteriak dalam benak. Dan yah, untuk yang kesekian kalinya.

Ia benar-benar memuja semua yang ada pada kekasihnya. Sial, bukankah dia sangat beruntung?!

Ryuusei menghela napas dengan memuja. Ia melihat sosok kekasihnya yang berada di layar televisi, Sae masih terlihat tampan di sana. Ryuusei tak memperdulikan pembawa acara yang menanyainya, fokusnya sepenuhnya terpusat pada kekasihnya. Layaknya ia adalah bumi, dan Sae adalah mataharinya.

Sae masih dingin seperti biasa, ia tentu jauh lebih dingin di layar televisi, daripada jika bersamanya. Tatapan malasnya digantikan dengan tatapan acuh tak acuh, sementara postur tubuhnya yang biasanya malas, kali ini tegas dan kuat. Ditambah dengan pakaian mewah yang dikenakannya, benar-benar cocok menjadi idola seluruh dunia.

Ryuusei menatap wajah kekasihnya lamat-lamat, ia baru tersentak, ketika ponselnya berbunyi. Ryuusei melirik ponselnya, kemudian melihat kalau tayangan di televisi baru saja selesai, dan ia disambut wajah pembawa acara yang mengucapkan kalimat sampai jumpa.

Mendengus pelan, ia meraih ponselnya dan menatap notifikasi pesan. Jantungnya hampir melompat, ketika melihat nama kekasihnya dan pesan yang dikirimkannya. Kali ini Ryuusei benar-benar melompat, dan berlari ke kamarnya dengan siulan riang, hingga Ibunya memprotesnya untuk diam.

Ia tertawa riang, sementara jantungnya kembali memanggil nama kekasihnya dengan memuja. Itoshi Sae. Itoshi Sae. Itoshi Sae.

.

"Saee-chaan!!!"

Ketika melihat sosok kekasihnya yang berjalan menuju ke arahnya, Ryuusei benar-benar melompat untuk memeluknya. Ia dapat mendengar suara protes yang dibuat kekasihnya, tetapi ia mengabaikan dan semakin mempererat pelukannya.

Baru ketika puas memeluknya dan merasakan sebuah tangan menepuk kepalanya, akhirnya Ryuusei melonggarkan pelukannya untuk menatap wajah Sae. Ia memberinya seringai lebar, ketika dihadapkan dengan tatapan datar kekasihnya yang biasa.

"Kau benar-benar tidak bisa menahan diri." Sae menghela napas, tetapi Ryuusei merasakan senyum dalam nada yang digunakannya.

Ryuusei terkekeh, meraih tangan Sae untuk digenggam dan menggoyang-goyangkan genggaman mereka. "Aku benar-benar merindukanmu, Sae-chan! Kau tahu, aku tadi melihatmu di televisi~"

"Oh." Ryuusei hampir menggigit kekasihnya, ketika menatap Sae yang membuang muka. Sekilas ia melihat wajah kekasihnya yang memerah, dan sial, itu benar-benar menggemaskan.

Ryuusei tertawa melihatnya, menggerakkan tangannya untuk mencubit pipi kekasihnya, mengabaikan tatapan tajam yang diberikan Sae dengan wajahnya yang masih memerah. Oh astaga, sungguh kenapa Itoshi Sae benar-benar menggemaskan?!

"Mencintaimu, Sae-chan." Ryuusei membungkuk, mencium kekasihnya dengan ringan. Tak memperdulikan tatapan karakter-karakter figuran, yang memberi mereka pusat perhatian tiba-tiba.

Ia baru saja akan menjauh, tetapi Sae menarik kerahnya, dan memperdalam ciuman mereka. Ketika ia menarik diri, dengan wajah memerah dan tatapan lembut yang hanya ditunjukkan kepada Ryuusei, ia berbisik. "Mencintaimu juga, Ryuusei."

Oh, sial.

Sial!

Kekasihnya benar-benar terlalu keren! Menggemaskan! Sangat mengagumkan!

Ryuusei menarik kembali kekasihnya ke dalam pelukan erat. Tatapan itu hanya ditujukan kepadanya, hanya kepada Ryuusei. Di sekeliling mereka Ryuusei hampir yakin, semua adalah orang-orang yang memuja kekasihnya. Namun Itoshi Sae hanya melihat dirinya seorang, hanya mencintai dan memanjakan Shido Ryuusei.

Ryuusei membenamkan kepalanya di lekukan leherbkekasihnya, menghidu aromanya yang menenangkan, sementara jantungnya telah meneriakkan nama Itoshi Sae tanpa henti. "Sae-chan! Milikku, milikku!"

Ia dapat merasakan tangan yang menepuk punggungnya, kemudian bergerak naik mengusap kepalanya dengan penuh memanjakan. Ryuusei tahu saat ini Sae tengah tersenyum, meskipun ia tak dapat melihatnya.

"Mm, millikku. My little demon."

Ah, Ryuusei benar-benar telah jatuh pada pesonanya. Dan ia rela jatuh lebih dalam lagi, bahkan ia tak masalah dikurung di sana.

Serius, kekasihnya benar-benar keren dan mengagumkan!