📝Bagaimana Menjadi Konsisten?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Selamat pagi.

Iya, karena ini nulisnya pagi. Jadi, aku ucapinnya, gitu. Nggak ada yang protes, kan?

Sebelum kita masuk ke pembahasan kali ini, aku mau cerita dikit, deh. Kayaknya aku sering banyak cerita. Gapapa lah, ya?

Aku itu tiap mau sholat Subuh selalu aja kayak ngerenungin kehidupanku. Semua yang terjadi dalam hidup aku. Termasuk, orang-orang yang mungkin pernah mewarnai hidupku. Bisa bahagia, kesal, marah, sedih dan lainnya.

Pernah mikir nggak, sih kadang rasa itu datangnya dari mana, ya?

Hmm.... mungkin dari Allah. Setiap kali aku mikirin orang yang membuatku sedih, apa itu benar-benar dari dalam diri dia sendiri? Agak bingung. Aku mikirnya, yang ngatur perasaan kita itu Allah. Tapi, pasti ada sebabnya, kan kenapa kita bisa sedih karena dia. Ya, karena kita yang banyak berharap dibahagiakan sama dia.

Oke, cukup yang ini. Kita balik ke pembahasan yang sesuai dengan tema kali ini, ya!

Ngomong-ngomong, ini kedua kalinya, loh aku bahas tentang konsisten. Yang pertama udah diawal-awal banget.

Dari awal sampai sekarang bahas tentang ini, aku merasa aku belum bisa menjadi orang yang sekonsisten itu. Kayak biasanya tuh masih jauh lah dari kata konsisten.

Emang, ya konsisten itu, ya sesusah itu. Mungkin gak sesuai dengan bayangan kita. Bisa jadi, sih. Bisa mudah, bisa susah.

Kayak diriku, nih. Wkwk.

Kadang suka janji pada diri sendiri untuk nggak ngelakuin sesuatu yang nggak disukain Allah. Malamnya udah janji, udah nulis di diary untuk nepatin janjinya. Karena, emang itu dosa.

Eh, besoknya ada aja gitu godaan yang seolah aku bisa ngelakuin itu lagi. Ih, tapi tahu nggak, sih? Kalo kita tahu itu dosa, bakal bikin beban log buat kita. Kitanya jadi ngerasa gak enak, gitu. Lebih baik, sih ini. Dari pada kita santai aja ngelakuin dosa, mending kita ngerasa bersalah. Artinya, Allah masih peduli sama kita. Tapi, kalo enggak? Berarti, ya sebaliknya.

Kamu nggak mau, kan Allah cuekin kamu?

Kamu ngelakuin apa pun yang nggak disukain Allah, Allah gak bakal negur kamu. Allah gak balal ngasih perasaan nggak enak, merasa bersalah atau mungkin perasaan yang lainnya. Gak mau, kan?

Jangan sampai mau, deh. Soalnya Allah yang nyiptain kita, loh. Jadi, ya kita harusnya bergantung sama Allah, bukan sama manusia lainnya.

Hehehe. Kayak kebiasan, deh bahasannya jadi kemana-mana. Tapi, ya ini nyambung.

Aku yang belum bisa konsisten ini kadang merasa bersalah. Harusnya aku bisa menahan diri aku, menahan hawa nafsu untuk nggak melakukan apa pun yang nggak disukai Allah. Walau pun entah itu dosanya besar atau kecil, tapi tetap saja kita gak boleh ngelakuin.

Tapi, jangan pernah nyerah, ya. Menjadi orang konsisten memang susah, apalagi kalo gak mau berusaha. Jadi, untuk bisa menjadi harus pakai usaha yang keras. Dan, jangan lupa untuk berdoa. Karena, usaha tanpa doa berarti sombong, dong. Tanpa Allah, gak bakal semuanya bisa terwujud.

Apa pun itu, jangan pernah lupain Allah, ya. Tetap semangat menjadi orang yang konsisten dalam kebaikan. Kuatin diri dan hawa nafsunya. Hawa nafsu, nih emang yang paling susah buat dilawan.

Jangan kalah, ya sama hawa nafsu. Biar setan nggak bahagia lihat kita yang lebih mentingin hawa nafsunya.

Oke, nggak nih?

Yaudah, pokoknya harus oke. Udahan, ya.

See you.

Jbr, 10 Januari 2022.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro