📝Insecure & Overthinking

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hallo! Apa kabar?

Akhirnya, aku bisa nulis lagi di sini. Setelah tragedi gak bisa buka akun ini dan aku sempat membuat akun baru tapi Alhamdulillah sekarang sudah balik lagi akunnya. Huhuhu, seneng banget.

Beberapa part ada yang aku revisi. Sebenarnya mau revisi semua tapi aku gak sabaran. Begitu juga tingkat kemageranku yang gak mendukung untuk revisi. Jadi, aku skip dulu revisinya untuk beberapa part. Gapapa, kan, ya?

And, kali ini aku akan membawa bahasan baru lagi. Yay! Keep stay tune.

Hari ini aku akan membahas tentang insecure & overthinking. Sepertinya dua kata itu sudah tidak asing lagi, ya buat kita. Kayak sudah menjadi hal yang paling mendasar dalam hidup kita.

Setiap diri kita pasti juga pernah merasakan itu, bahkan sering. Aku akui, sih aku iya. Sering memikirkan kekurangan yang ada dalam diri kita. Yang seharusnya itu gak perlu kita pikirin banget. Kita memikirkan hal itu karena menganggap bahwa standart hidup kita tuh sama kayak orang lain. Padahal, kan beda. Punya waktu masing-masing untuk bersinar di kemudian hari.

Toh, kenapa sih harus insecure?

Apalagi insecure masalah fisik. Allah sudah menciptakan kita sesempurna mungkin, kok. Coba syukuri yang sudah menjadi ketetapan Allah.

Tapi, aku yakin. Insecure ini bukan cuma terjadi pada masalah fisik saja, bahkan banyak banget. Mungkin kita insecure melihat teman yang lebih pinter, lebih kaya dan lebih lebih lainnya. Hal-hal seperti itu nggak bisa dibohongin, kan?

I know, kok. Ya, sebenarnya gak masalah kalau mau insecure. But, coba insecurenya diubah ke hal yang lebih penting lagi, gitu. Atau kalau misal insecure jangan sampai membuat diri sendiri down karena terlalu mikirin.

Kalau bisa harusnya membuat diri semakin semangat untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Jadi, gak cuma dipikirin tok gitu, loh. Malah menuh-menuhin otak, kan? Terus sampai nggak bisa tidur. Hmm... malah menyiksa.

Jadi, selama ada waktu, mari digunakan sebaik-baiknya untuk mengubah rasa insecure itu menjadi bersyukur. Setiap diri mempunyai passion yang berbeda-beda. Tinggal bagaimana orang itu bisa mengembangkan dengan baik dan insyaaAllah kalau kita bisa mengatur diri dengan baik, nggak bakal ada yang namanya insecure.

Eh, mungkin ada, ya? Tapi, nggak yang buat kita tersiksa gitu. Karena tujuannya untuk intropeksi diri aja.

Yah, yang terpenting juga, ya. Di sini itu jangan sampai kita cuma insecure dengan masalah dunia saja, terus mengabaikan masalah akhirat yang itu lebih urgent. Allah itu gak pernah mementingkan apa yang di dunia kalau itu sampai buat hamba-Nya lupa akhirat. Malah jatuhnya menjadi dosa besar, loh. Nah, nggak mau kan seperti itu?

Jadi, mulai sekarang kurang-kurangi rasa insecurenya yang mungkin bisa membuat overthinking. Ubah insecure dengan bersyukur.

Oke, sampai sini dulu, ya. Maaf kalo banyak kata yang salah. Hehe. Terima kasih. ❤

Jbr, 13 September 2020.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro