201; City Lights

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

***

Suatu hari, ada seorang pelajar baru di kelasku. Tidak ada satupun yang tahu siapa dia. Dia tidak mempunyai teman dan tidak pernah berbual dengan siapapun. Dia selalu berada di mejanya, dan terlihat ketakutan. Aku pun bertanya-tanya apa yang terjadi pada pelajar itu.

"Ada apa?" Soalku

"Apakah ada hal buruk yang terjadi padakau?" soalku lagi.

Ketika ia mendengarkan pertanyanku, tangannya mulai bergetar. Ia mengambil nafas dalam, ia menenangkan dirinya perlahan-lahan dan mulai bercerita.

Ia berkata bahwa sebulan yang lalu, sesuatu terjadi dan hal itu sangat menakuti dirinya. Saat itu ia sedang duduk di biliknya dan bermain game di komputer miliknya. Ia pun melirik ke arah atap biliknya dan melihat ada pintu loteng yang menuju suatu tempat.

Ia pun menyelidikinya, ia meraih sebuah lampu suluh, lalu naik ke kerusi dan memanjat ke loteng itu. Saat berada disana, ia terkejut melihat betapa besarnya loteng itu. Ia pun menyalakan lampu suluh mengarah ke sekelilingnya, tetapi ia tidak dapat melihat dinding atau atap loteng itu. ia merasa seperti trperangkap di kegelapan selamanya.

Ia mulai berjalan mundur, mencari jalan keluar dari tempat itu. Namun, tiba-tiba lampu suluh yang ia bawa kehabisan bateri dan ia pun berada di loteng itu dalam kegelapan. Ia sangat takut. Kegelapan mengelilinginya, hanya kegelapan yang ada di semua sisinya.

Ia memulai mencari jalan keluar untuk mencari jalan kembali ke tempat tidurnya, tetapi tidak bolej kerana kemanapun ia melangkah, ia tak dapat menemukan pintu keluar. Tanpa ada cahaya sedikitpun dan sangat gelap gelita.

Ia menghilang dalam kegelapan dan sendirian di loteng itu. ia masih mencuba untuk mencari jalan keluar dari sana, namun tetap saja ia tak menemukannya. Ia pun merasa kebingungan kerana tak tahu dari mana ia masuk ke sana dan dari arah mana ia masuk.

Ia mulai panik dan terus berjalan mengelilingi loteng itu. Bahkan ia tak tahu sudah berapa lama ia berjalan, tetapi akhirnya ia melihat cahaya samar di kejauhan. Ia mulai berjalan cepat dan yakin bahwa cahaya itu berasal dari biliknya.

Tetapi ketika ia mulai mendekat, ia akhirnya tahu bahwa cahaya itu bukan berasal dari biliknya. Ia tahu darimana cahaya itu berasal, yaitu dari sebuah kota di kejauhan.

Ia tak percaya dengan apa yang di lihatnya. Hal itu tentu tidak masuk akal. Bagaimana boleh ada sebuah kota di lotengnya, dan cahaya itu terlihat agak jauh darinya. Terlihat sangat tidak masuk akal.

Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan dan tak tahu kemana akan pergi. Ia pun menuju kota itu dan berharap dapat menemukan jalan menuju rumahnya.

Saat masuk ke inti cerita , ia gemetar kembali. Ia menghela nafas sedih dan air mata jatuh ke pipinya. Aku bingung tentang apa yang ia ceritakan, jadi aku mencuba untuk menghiburnya sebagai usaha terbaik yang dapat aku lakukan.

"Apakah kamu merasa baik sekarang ?" soalku sambil menepuk bahunya.

"Itu cerita yang mengerikan, tetapi kau dapat pulang sekarang." ucapku.

Lalu ia menatapku, air mata kembali jatuh membasahi wajahnya. Dengan perlahan ia mengangkat kepalanya dan berkata...

"Kau tak faham...Aku sampai sekarang tak dapat keluar dari kota ini..."

_________

Terus teringatkan cerita Narnia hahahaha

v&c !

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro