Short story.

Kanae menoleh saat mendengar suara pintu terbuka, gadis itu berjalan mendekat, melihat sang suami yang sudah pulang dari kerja.

"Okaeri, Sanemi-san!"

Sanemi yang sedang melepaskan sepatunya pun mendongak, "tadaima," Sahutnya singkat, lalu lanjut melepaskan sepatu.

Saat sepatu nya sudah terlepas, pemuda itu berjalan melalui Kanae, lalu menghempaskan tubuhnya ke sofa.

Kanae tersenyum kecil, gadis itu membawa tas Sanemi, membereskan barang barang yang Sanemi letakkan dengan sembarangan.

Menghela napas kecil, Sanemi menoleh pada Kanae, "aku mau mandi," Ujarnya lagi.

"Ah--akan kusiapkan air panasnya--"

"Tidak usah, aku sendiri saja," Sahut Sanemi, memotong kata kata Kanae, lalu mengambil handuknya dan pergi ke kamar mandi.

Kanae menghela napas, gadis itu kembali lagi ke dapur, mempersiapkan makan malam.

🌙

"Sanemi-san, makan malamnya sudah siap!" Ujar Kanae.

Sanemi mengangguk pelan, "aku... Nanti saja makan-nya," Ujarnya seraya menghempaskan tubuhnya ke sofa lagi, pemuda itu memejamkan matanya, rasa lelah dari tekanan batin dan rasa lelah dari tubuhnya bercampur menjadi satu.

Kanae menghela napas, gadis itu pergi ke dapur, menyeduhkan teh untuk Sanemi.

"Ini..."

Sanemi menoleh, mendapati senyuman manis dari sang istri, "arigatou."

"Douita."

Sanemi meneguk teh-nya perlahan, pemuda itu menghela napas kecil.

Kanae duduk disamping Sanemi, memeluk erat pemuda itu, "bad day, huh?"

Sanemi mengangguk kecil, "iya..." Sahutnya singkat.

"Daijobu," Kanae tersenyum, gadis itu mengelus pelan surai putih Sanemi, "kau sudah melakukan yang terbaik hari ini, Sanemi-san."

Sanemi tersenyum tipis, "arigatou."

"Ah tapi--bukan berarti aku suka di peluk begini ya! Ini karena kau yang memelukku secara tiba tiba!" Sahut Sanemi secara mendadak.

Kanae terkekeh kecil, "Hee~ tsundere nya keluar~"

"U-urusai!"

Tamad.

Gomen, awalnya saya mau buat versi mini komik nya, tapi y'know, mood saya tidak mengizinkannya :)

What a bad day.

See u in the next chap.