[ 3 ] Kelompok

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Uagh!!"

Seorang remaja berambut hitam memegang belati terhempas sampai menabrak batang pohon yang kokoh.

"Yagen!!" pekik seorang perempuan berambut kuning, berdiri tidak jauh dari

Lelaki bernama Yagen itu mencoba untuk berdiri pelan-pelan, menahan luka yang disebabkan sejak penyerangan. HP (Hit point) nya nyaris mencapai nol akibat serangan tadi, sementara itu Yagen tidak membawa alat penyembuh apapun. Pakaiannya telah robek-robek akibat serangan para musuh yang disebut Pasukan Pengubah Sejarah.

Wujud mereka para musuh cukup beragam, ada yang berbentuk seperti ular hingga raksasa setinggi tiga meter. Para Pasukan Pengubah Sejarah mengenakan semacam zirah berwarna hitam yang dikelilingi aura ungu mencekam. Biasanya mereka muncul secara berkelompok, tapi untuk menyerang mereka bisa dipencar.

"Jangan mendekat, Midare! Lindungi Gokotai!" teriak Yagen, sebelum dia terbatuk-batuk dan menahan lukanya.

Pemain bernama Midare itu hanya bisa pasrah dan berusaha melawan sosok monster yang membawa pedang besar. Tenaganya telah terkuras banyak, dia tidak bisa menahan serangan lagi. Jika dipaksakan, HPny akan menjadi korbannya.

Monster itu mengayunkan pedangnya sekuat tenaga, tetapi gagal karena terhambat oleh seseorang. Tebasannya begitu cepat dan kuat, sampai Yagen dan Midare tidak dapat mencerna apa yang terjadi di hadapannya. Midare sekali lagi memekik, tapi dia terjatuh menjauh dari lokasi dan tidak terluka.

"G-Game Master... Juzumaru..." lirih Yagen.

"Sudah kuduga di sini pasti ada gangguan. Seharusnya mereka tidak muncul sembarangan," Juzumaru memasukan kembali pedangnya dalam sarungnya.

"Terima kasih atas pertolongannya, Game Master Juzumaru," Midare tersenyum lemah, "kami tidak menyangka akan melawan mereka yang levelnya jauh lebih tinggi dari kami."

Juzumaru mengeluarkan dua botol obat cair dari inventory-nya kepada Yagen, lalu tersenyum kecil. "Ini untuk menyembuhkanmu dan Midare, maaf kalau aku datang terlambat. Nanti aku bawakan kalian keluar dari tempat ini. Gokotai sudah dijaga oleh Game Master Onimaru, dan Tim Sanjou akan bantu back up," jelas Juzumaru.

"Maaf merepotkanmu, Game Master Juzumaru. Kami tidak menyangka saja akan bertemu mereka ketika sedang membantu Gokotai," ucap Yagen, sembari mengonsumsi obat yang diberikan tadi.

"Bukan masalah besar, ini game baru juga. Nanti tim dev akan mengurusinya lebih detail, setidaknya aku punya laporan bahwa ada masalah."

Juzumaru, Yagen, dan Midare berhenti bercakap begitu melihat sosok kekar berambut putih menggandeng sosok anak kecil dengan lima harimau kecilnya. Senyuman Midare melebar, sementara itu Yagen menghela napas lega. Kedua sosok itu tidak lain adalah Onimaru dan Gokotai.

"Yagen Toshirou, sebagai pemimpin kamu harus berhati-hati ketika membawa timmu. Kamu tidak datang bersama pemimpinmu, Ichigo Hitofuri, dan kamu membahayakan tim," jelas Onimaru, menatap lekat Yagen.

"Ini murni kesalahanku, tolong jangan laporkan kasus ini pada Ichinii! Aku yang meminta Yagen untuk menemaniku ke Sekigahara!" Midare langsung berlari ke hadapan Onimaru dan mengadah kearahnya, karena tubuhnya jauh lebih kecil.

________________

"Mungkin akan lebih baik jika penjelasannya sekalian di luar Honmaru supaya ngerti prakteknya?" usul Ichigo.

"Oh, ide menarik," Hasebe menanggapi, "akan lebih baik kalau kita bertukar permintaan pertemanan terlebih dahulu?"

Hasebe dan Ichigo mengeluarkan layar menu mereka, lalu menekan tombol 'teman'. Ada kolom tipis terdapat tulisan samar 'masukan ID untuk menambah teman'.

"ID normalnya terdapat 8 digit untuk satu pemain, dan bisa ditemukan di profil," jelas Hasebe.

Yamanbagiri menganggukkan kepalanya pelan, mencoba untuk mencerna ucapan Hasebe. Sesuai arahan, Yamanbagiri mengeluarkan layar menu di hadapannya, lalu menekan tombol 'profil', setelah itu layar menunjukan data pribadi dari avatar-nya. Di bawah nama, terdapat daftar bagian ID: 00021590. Ketika Yamanbagiri mengetuk IDnya dengan jari telunjuknya, terdapat balon kecil bertuliskan 'ID telah tersalin' muncul tiga detik sebelum menghilang.

"Eh, sepertinya aku salah tekan. Tapi IDku adalah 00021590," ucap Yamanbagiri.

Hasebe dan Ichigo saling berpandangan, Namazuo dan Honebami melihat ke arah Yamanbagiri. Dua digit awal ID pemain tidak pernah ada yang dua nol di depan, biasanya dikombinasikan dengan satu nol dan satu angka acak lainnya.

"Begitu, jadi ternyata benar kalau Yamanbagiri memang adalah pemain spesial, seperti yang dirumorkan," komentar Ichigo, tersenyum paksa.

"Yamanbagiri-san, tidak perlu fokus pada Ichinii, biar aku yang mengirim undangan pertemanan padamu!" Namazuo mendekati Yamanbagiri, lalu mengeluarkan layar menu dan masuk ke dalam daftar pertemanannya. Sesuai ucapannya, Namazuo mengirimkan surat permintaan teman setelah memasukan ID Yamanbagiri.

Di hadapan Yamanbagiri kini muncul layar berukuran A5 mendatar, terdapat foto avatar Namazuo, di sisi kanannya ada nama lengkap sang avatar dan ada ID dibawahnya. Yamanbagiri menekan tombol menerima permintaan pertemanan Namazuo tanpa berpikir panjang.

"IDku adalah 04061615, jangan kaget kalau aku seperti terkesan pemain tua. Hanya pemain tertentu yang memiliki nol dua digit di depan IDnya. Setahuku yang punya dua digit nol di depan adalah para game master," Namazuo kini membantu menjelaskan.

Sementara itu, Honebami ikut mengirimkan permintaan pertemanan kepada Yamanbagiri. ID Honebami muncul juga di permintaan pertemanannya.

"IDku 05031657, apakah benar?"

"Ah, iya, sesuai," Yamanbagiri menyetujui pertemanan Honebami.

Ichigo dan Hasebe tersadar ketika Namazuo menyikut lengan kakaknya. Rasanya canggung, tapi mereka harus tetap mengendalikan emosi dan kelakuan mereka. Terlalu dini untuk mereka menceritakan apa yang terjadi detailnya, dan akan lebih baik kalau Yamanbagiri sendiri yang tahu sendiri kasusnya.

Yamanbagiri menatap Ichigo dan Hasebe curiga. Rasanya ingin sekali untuk menginterogasi mereka apa yang mereka sembunyikan. Tapi, dia tidak tahu mau menanyakan apa saja. Baru saja dia masuk ke dalam game, dan dia malah mengetahui hal-hal yang belum waktunya dia pahami.

"Umm, aku belum punya kontak Yamanbagiri tadi. Apakah kamu mau mencoba mengirimkan permintaan pertemanan, Yamanbagiri? Sekalian percobaan," usul Ichigo, memecahkan keheningan sementara.

"Eh? Iya..." Pemain bertudung itu menganggukkan kepalanya panik.

Sesuai instruksi Ichigo, Yamanbagiri memasukan ID milik Ichigo. Ketika dia menekan kolom ketik, muncul layar papan angka dari bawah layar. Ichigo mendiktekan IDnya- 18091590- dan ternyata profilnya terdaftarkan sebagaimana mestinya. Ternyata tidak sesulit yang dipikirkannya. Setelah Ichigo, Hasebe membantu Yamanbagiri mengirimkan permintaan pertemanan. Hasebe menyebutkan IDnya- 23061534, dan memasukannya ke dalam daftar pertemanan. Sekarang daftar pertemanan milik Yamanbagiri perlahan terisi banyak.

"Jika ingin membuat semacam party atau tim sementara, ada yang namanya fitur undangan atau invite. Ketika menekan profil temanmu, maka ada tombol 'undang', dan kamu adalah pemimpin timnya," Hasebe menunjuk ke arah profilnya yang ada di layar menu Yamanbagiri.

Jari telunjuk Yamanbagiri menekan profil Hasebe, muncul layar kecil yang menunjukan beberapa pilihan: undang, status, kirim pesan, hapus, laporkan, dan label. Begitu pilihan 'undang' tertekan, muncul layar kecil di depan Hasebe. Layar itu terdapat timer hitung mundur sepuluh detik, dan ada tulisan 'Yamanbagiri Kunihiro mengundangmu ke dalam tim. Terima?' dengan dua tombol pilihan 'ya' dan 'tidak' di bawahnya.

Setelah Hasebe menekan tombol 'ya', di atas kepala Yamanbagiri terdapat mahkota transparan selama beberapa detik sebelum menghilang. Layar notifikasi kecil muncul di hadapan Yamanbagiri, bertuliskan 'Heshikiri Hasebe telah masuk ke dalam tim. Kamu adalah pemimpin tim sekarang', lalu menghilang.

"Karena kalian telah menjadi satu tim, maka baik kamu dan Hasebe bisa mengundang anggota lain ke dalam party kalian! Satu tim berisikan enam orang maksimal. Oh, dan kamu bisa menukarkan posisi pemimpin pada Hasebe kapanpun," Namazuo kembali menjelaskan.

Ketika Namazuo sedang menjelaskan, Ichigo mengundang si kembar ke dalam tim. Ichigo juga menjadi pemimpin tim, yang terdiri dari dua saudaranya sekarang.

"Aku akan mengajak kalian jalan-jalan sejenak, bagaimana menurut kalian? Mungkin ke Kyoto?" usul Ichigo.

"Dunia di dalam game ini berdasarkan tempat nyata?" tanya Yamanbagiri.

Ichigo menganggukan kepalanya, "Benar, dan nanti kamu akan paham."

Ichigo, Namazuo, dan Honebami keluar dari pondok Saniwa, disusul oleh Hasebe dan Yamanbagiri. Posisi kedua tim agak berjauhan membuat jarak, kesempatan itulah Yamanbagiri berbicara berdua dengan Hasebe. Ada yang belum dijelaskan oleh Toshirou tiga bersaudara itu.

"Hasebe, tadi kamu dan Ichigo tampak panik ketika mengetahui IDku, apakah karena IDku setara dengan ID para game master?" tanya Yamanbagiri.

"Itu ada benarnya, sih," Hasebe melipat kedua tangannya di depan dadanya, "tapi hanya beberapa persennya."

"Lalu, apa lagi? Oh, katanya aku akan bertemu Juzumaru?"

"Biasanya kalau game master tiba-tiba menghilang atau membatalkan janji, ada masalah serius yang harus segera ditangani. Jadi kita akan bertemu Juzumaru di tempat atau waktu lain."

"Setidaknya aku paham sekarang," Yamanbagiri memperbaiki posisi tudungnya. 

Langkah kaki Hasebe dan Yamanbagiri terhenti begitu menyadari Ichigo, Namazuo, dan Honebami sedang berdiskusi di satu tempat tidak jauh dari pondok. Ichigo sedang mengeluarkan layar pesannya, dan sepertinya seseorang mengiriminya pesan serius. Raut wajah Namazuo terlihat cemas, sementara itu Honebami sangat datar.

Menyadari Hasebe dan Yamanbagiri telah ada di luar pondok, Ichigo menghilangkan layarnya dan berbalik melihat keduanya. "Sepertinya ada yang tidak beres akhir-akhir ini, jadi kita harus berjaga-jaga dan saling memperhatikan sekitar. Adik-adik dan sepupuku diserang oleh musuh yang tingkatannya jauh lebih tinggi dari mereka. Untungnya Game Master Juzumaru telah datang untuk menyelamatkan mereka," jelas Ichigo, mengerutkan dahinya.

"Sepertinya saatnya mengajarkan Yamanbagiri-san cara bertarung. Bagaimana kalau kita ke daerah yang aman? Hmm, contohnya seperti Hakodate?" usul Namazuo.

"Tidak, justru Sekigahara adalah tempat yang tepat. Malah aku berpikir aneh jika tempat itu malah tidak aman," Ichigo melirik ke arah Namazuo untuk menanggapi usul sang adik.

"Sebentar, bukannya tempat itu berbahaya?" tanya Yamanbagiri, melihat ke arah Ichigo.

"Tidak, itu ada kesalahan sistem pada musuh," sang pria jangkung berambut biru itu berbalik badan dan bergegas menjauhi pondok.

Hasebe dan Yamanbagiri saling berpandangan, bingung dengan apa yang terjadi. Sepertinya Hasebe juga tidak mampu menjelaskan situasi berdasarkan penjelasan Ichigo, seakan itu adalah kasus baru dalam game. Mengingat Yamanbagiri adalah pemain baru dan terhitung sebagai 'pemain percobaan game', wajar saja jika menemukan pengalaman bermain game yang aneh-aneh dan tidak sesuai normalnya.

Namazuo dan Honebami tidak memberikan komentar apapun. Mereka terlihat terburu-buru menyusul Ichigo, benar-benar seperti pengawalnya. Keduanya tidak memberikan jawaban terkait kasus tadi- memang antara terburu-buru harus mengawal Ichigo, atau tidak mampu memberikan jawaban yang tepat.

"Kasus ini tidak pernah terjadi sebelumnya, jadi kita tidak bisa memberikan kesimpulan sama sekali," Hasebe angkat bicara.

Ichigo membawa dua saudara kembarnya, Hasebe, dan Yamanbagiri ke sebuah mesin waktu berbentuk tabung emas. Di atasnya terdapat semacam alat untuk memasukan lokasi, tanggal, dan tahun, yang dilakukan dengan memutar sebuah gerigi di atasnya. Tidak ada pintu keluar dari honmaru, bahkan pintu kayu besar di depan honmaru adalah hiasan dan menjadi dinding pembatas. Di luar wilayah honmaru juga terdapat pembatas tak terlihat, tidak bisa siapapun dapat melewatinya.

Alat teleportasinya sekitar ada dua, dan salah satu tim baru saja pulang dari misi di luar. Di dalam satu tim terdapat dua anggotanya mengenakan haori biru muda dengan pola segitiga putih di lubang lengan, sementara itu dua anggota lainnya mengenakan semacam jas. Salah seorang anggotanya mengenakan pakaian serba hitam merah dan syal merah di lehernya.

Yamanbagiri terpesona ketika melihat tim itu, mereka seperti kelompok yang professional. Kalau ditanya tugasnya apa, dia tidak tahu tepatnya. 

Hasebe menyadarinya. "Oh, mereka?" Hasebe melipat kedua tangannya di depan dada, "Mereka adalah Shinsengumi, polisi di dunia game ini. Pemimpin mereka adalah Nagasone Kotetsu, tetapi yang menyolok adalah lelaki yang mengenakan syal merah itu."

"Siapakah namanya?"

"Kashuu Kiyomitsu. Sama-sama pemain spesial sepertimu. Tapi kita bisa bertemu dengan mereka secara resmi nanti, mereka ada tugas penting di Pondok Saniwa. Jangan biarkan Ichigo dan kedua adiknya menunggu juga." Hasebe menarik jubah putih Yamanbagiri, segera menyusul tim Ichigo yang sudah menjauh.

"Ah, Hasebe!!" Yamanbagiri ingin protes, tapi terlambat. Kekuatan fisik Hasebe juga lebih kuat darinya, memberontakpun hanya membuang tenaganya.

Ketika Hasebe dan Yamanbagiri telah tiba, Ichigo sedang mengatur destinasi mereka. Yamanbagiri tidak dapat melihatnya jelas karena Namazuo dan Honebami menghalangi pengelihatannya. Setahunya, Ichigo hanya memasukan beberapa data singkat untuk tujuan mereka.

"Apakah kalian sudah siap? Teleportasi ini mungkin agak aneh untuk pertama kali, tapi kamu akan terbiasa nanti," Ichigo tersenyum ke arah Yamanbagiri.

Pemain bertudung putih itu menundukan kepalanya sedikit. Perutnya seakan diisi oleh kupu-kupu. Sepertinya akan menjadi perjalanan yang sangat panjang bagi Yamanbagiri, apalagi ini menjadi pengalaman pertamanya. Selama ada yang lebih paham dengan dunia asing dalam game, dan Yamanbagiri mengenal penjaganya, dia tidak perlu khawatir berlebihan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro