[ 9 ] Sosok Bertudung Abu

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Inspeksi masih lama dilaksanakan, dan Yamanbagiri masih ada waktu untuk mencari tahu jelasnya. Mikazuki memberikan waktu sekitar satu minggu sampai dia mendapatkan kabar mengenai keberadaan si 'Chougi' ini. Karena Yamanbagiri masih level satu, Mikazuki meminta bantuan Hachisuka dan Kashuu untuk membimbing Yamanbagiri semampu mereka.

"Bagaimana kalau basic-nya terlebih dahulu? Seperti memasak, mungkin? Di Honmaru, kita bisa memasak, lho," usul Hachisuka, melihat ke arah Kashuu dan Yamanbagiri.

Yamanbagiri menaikan kedua alisnya. Ini akan menjadi pengalaman baru. Di dunia virtual seperti ini ternyata ada fitur memasak. Di dunia realita, Yukari bisa memasak makanan yang sederhana, seharusnya di dunia virtual dia masih bisa melakukannya.

"Aku... bisa memasak," Yamanbagiri menganggukan kepalanya pelan, menanggapi Hachisuka.

"Bahan-bahannya ada di kebun Honmaru. Sebagian besar pemain bertanam dan memanen hasilnya di sana, jadi kita bisa manfaatkan. Kita masak makanan yang gampang saja," timpal Kashuu, tersenyum lebar.

Hachisuka dan Kashuu malah sibuk membicarakan masakan apa yang mereka akan ajarkan kepada Yamanbagiri. Sementara itu, Mikazuki menatap ketiga juniornya dengan tatapan sayu. Sorot matanya terfokus kepada Yamanbagiri pada utamanya. Pemuda bertudung putih itu tidak sadar bahwa sang Tenka Goken menatapnya karena larut dalam pembicaraan kedua teman barunya.

Pembicaraan ketiganya terhenti ketika Mikazuki mengeluarkan cahaya warna emas dari tangannya. Sebuah kotak berwarna coklat, terbuat dari kayu, muncul ketika cahaya emas itu meredup. Kotak itu diberikan kepada Yamanbagiri begitu saja.

"Aku mau kalian makan enak hari ini, jadi pakai uangnya untuk belanja bahan tambahan. Sekalian mungkin Yamanbagiri bisa berlatih sedikit memasak jika gagal~" Mikazuki menyunggingkan senyuman lebar.

Yamanbagiri membuka kotak itu, dan mendapati banyak koin emas di dalamnya. Koin-koin itu perlahan hilang satu persatu, mengeluarkan efek suara dentingan koin saling bersahutan. Di depan kedua mata Yamanbagiri, terdapat layar berbentuk segi empat yang menandakan 1200 koin masuk ke dalam kolom mata uangnya- koban. Dari awal, Yamanbagiri memiliki sekitar 500 ribu koban sebagai uangnya di awal mula pembuatan akun.

"Bahan-bahan makanan bisa didapatkan di pasar atau lewat barter. Sistem barter hanya bisa dilakukan oleh dua pemain, dan hanya barang-barang yang ada di dalam bawaanmu. Sementara itu di pasar kamu bisa membeli bahan masakan atau material lain sesuka hatimu," lanjut Mikazuki, lalu dia mengeluarkan layar peta di depan ketiga juniornya.

Mikazuki menunjuk ke arah wilayah di luar benteng. Ketika jari telunjuknya menyentuh daerah itu, terdapat gambar dan informasi tentang pasar muncul di atasnya. Bahkan informasi tentang diskon barang pun juga ada.

"Tapi, Yamanbagiri masih level 1, dia belum bisa akses pasar," komentar Kashuu, mengernyitkan dahinya.

"Ah, kamu baru mengatakan itu. Seharusnya Yamanbagiri sudah mencapai level 7. Yamanbagiri, kamu sudah melakukan beberapa pengalaman diluar sebelum dipanggil kemari, kan?" Hachisuka mengeluarkan layar hologram ungu di hadapannya.

Di layar itu terdapat wajah profil Yamanbagiri, beserta data-data yang ada di profil umumnya dan kolom-kolom aneh. Beberapa diantaranya adalah data poin exp yang masuk tetapi tidak terdata masuk dalam bio pemuda bertudung itu. Di bawah layar hologram itu muncul keyboard tembus pandang di bawahnya, dan Hachisuka mengetik sesuatu di atas keyboard dengan cepat sampai Yamanbagiri mendengarkan dentingan bunyi di telinganya dan layar kenaikan tingkatannya di depan wajahnya. Sebuah layar berukuran sedang mengatakan bahwa Yamanbagiri naik tingkatan satu ke sepuluh dengan sangat cepat.

Sementara itu, Kashuu mengeluarkan layar berwarna merah dihadapannya. Yamanbagiri tidak terlalu paham apa yang dilakukan Kashuu, tetapi sekilas dia mengintip bahwa Kashuu mengawasi data Yamanbagiri memastikan tidak mengalami kegagalan input data dari Hachisuka. 

Ada beberapa fitur yang Yamanbagiri belum ketahui, seperti bisa mengganti peralatan yang dia bisa gunakan. Dia bisa mengganti kualitas pelindung lengan, pelindung pinggang, bahkan meningkatkan kualitas senjatanya. Satu hal lagi, dia dapat mengganti pakaiannya, dan saat ini dia hanya memiliki baju jersey merah yang dipakainya ketika di Kastil Aoba. Di kolom pesannya, dia mendapatkan banyak hadiah dari server.

"Kalau kamu mau meningkatkan kualitas pedangmu, kamu bisa melakukannya di Honmaru nanti. Semakin kuat kualitas pedangmu, kamu bisa mengalahkan musuh dengan cepat. Nanti setelah masak, akan kuajarkan caranya," jelas Kashuu.

"Kamu yakin Yamanbagiri bisa mempelajari fitur-fitur ini hanya sehari?" canda Mikazuki. Terdengar dari nada suaranya, dia tidak berniat untuk menyindir sang pemain baru.

Yamanbagiri mengembungkan pipinya, kesal dengan tanggapan Mikazuki. Masih muda begini, dia tidak mungkin cepat lupa ajarannya. Dia hanya perlu penyesuaian diri dan mempelajari hal-hal baru untuk membiasakan dirinya.

Dasar orang tua.

"Jangan anggap aku remeh! Aku bisa melewatinya kok!" balas Yamanbagiri cepat.

"Tenanglah, Yamanbagiri," tawa Mikazuki, "aku percaya kamu adalah pemain yang cepat belajar. Sebelum aku memberikan tugas spesial, lebih baik kamu belajar tentang dunia ini lebih lama."

Yamanbagiri tertegun mendengar kalimat Mikazuki. Tugas spesial? Seperti Hachisuka dan Kashuu tadi? Sepertinya akan menjadi tanggung jawab yang cukup menantang. Apalagi yang mengatakan ini adalah Mikazuki, sosok Game Master alias Tenka Goken yang dihormati. Hachisuka sepertinya bisa membetulkan masalah ingame yang mudah ditangani, dan Kashuu bertugas mengawasi keanehan yang terjadi di dalam server.

"Tugas spesial? Apa hanya pemain tertentu yang punya?" tanya Yamanbagiri.

"Sayangnya begitu. Hasebe yang tergolong kuat dan berbahaya saja tidak punya kemampuan seperti kita nanti," jawab Kashuu santai, "aku yakin kamu belum pernah melihat sisi berbahaya Hasebe jika dia sedang serius~"

"Hee?!"

"Simpan cerita itu buat nanti, Kashuu Kiyomitsu! Ini sudah waktunya berbelanja, nanti kehabisan membeli barang bagus!" potong Hachisuka.

---------

Ketiganya akhirnya berangkat ke pasar sesuai dengan arahan Mikazuki. Sang Tenka Goken tidak menyampaikan pesan apapun lagi setelah kepergian mereka. 

Sekalian kesempatan itu Yamanbagiri mengenakan jersey merahnya selama di wilayah aman. Berpergian mengenakan pengaman yang agak berat ternyata agak melelahkan, apalagi dia tidak pergi mengerjakan misi di luar Honmaru. Ketika Yamanbagiri mengenakan jerseynya, dia tidak membawa pedangnya lagi, seakan otomatis hilang karena sistemnya begitu. Tersisa tudungnya yang masih bisa digunakan.

Dari balik pakaian Yamanbagiri yang agak rumit dan berlapis, setidaknya baju santainya tidak terlalu parah. Cuaca di sana juga cukup mendukung- tidak panas, tidak dingin. Sebagian besar para pemain yang berlalu-lalang di Honmaru juga mengenakan pakaian santai mereka, sangat sedikit yang membawa senjata mereka.

Begitu pula dengan Hachisuka, tadinya dia menggunakan baju zirah besar berwarna emas di tiap sudut tubuhnya kecuali bagian kepalanya. Kini dia mengenakan semacam kimono kuningnya dengan warna luaran yang senada. Rambut panjang ungunya juga diikat tinggi, tidak digerai seperti sebelumnya.

"Yamanbagiri, maaf menunggu agak lama, tadi aku harus melapor kondisimu tadi mengenai kenaikan level-mu yang abnormal," sapa Hachisuka, berjalan mendekati Yamanbagiri.

"Um, kita hanya pergi ke pasar, bukan ke acara penting, kan, Hachisuka-san?" Yamanbagiri menaikan alisnya, bingung dengan gaya pakaian Hachisuka.

Pemuda berambut ungu itu terkekeh. "Ini pakaian santaiku, tenang saja, bahan kainnya adem kok. Aneh, ya?" balas Hachisuka.

"Bukan aneh, tapi aku tidak terbiasa melihat pakaian seperti itu dipakai untuk pergi berbelanja, atau mungkin hanya perasaanku saja," tanggap Yamanbagiri. Pipinya memerah, malu karena dia bertanya hal retorik.

Kashuu pada akhirnya datang menyusul beberapa saat kemudian. Dia mempertahankan syal merahnya, dan mengganti atasan merah serta hakama hitam. Sepatu boots hitamnya juga diganti dengan sendal kayu tinggi. Yamanbagiri khawatir jika Kashuu tiba-tiba terjatuh karena sendalnya sendiri.

"Hachisuka, Yamanbagiri!" sapa Kashuu keras.

"Kashuu Kiyomitsu, kamu tidak perlu berlari-lari, nanti menabrak orang, ribet urusannya!" balas Hachisuka, melipat kedua tangannya di depan dada. Kedua netra ungunya menatap lekat anggota Shinsengumi itu. 

"Aku takut aku membuat kalian menunggu lama, tadi aku berpapasan dengan Yasusada, lalu aku cerita kelamaan~" balas Kashuu, tersenyum tanpa dosa, "ayo kita berangkat sekarang~~"

Ketiganya berangkat menuju pasar, tidak jauh dari lokasi Honmaru. Mereka harus keluar dari gerbang utama, berjalan lurus mengikuti jalan besar sampai mendapati pasar besar yang terletak di kanan jalan. Banyak NPC dan pemain aktif berlalu lalang atau melakukan jual beli, seperti kondisi pasar di dunia nyata.

Saat berjalan-jalan, tiba-tiba saja Kashuu menyodorkan corndog. Satu untuk Hachisuka, satu untuk Yamanbagiri. Jajanan yang belum pernah dimakannya di dunia realita, tapi terlihat menggiurkan. Corndog yang dibeli Kashuu berisikan keju mozarella yang berlebih, membuat kedua mata Yamanbagiri terbelalak lebar.

"Makan, nih, habiskan ya! Ini corndog enak, rekomendasi Mitsutada-san," komentar Kashuu, menyunggingkan senyuman lebar.

"Terima kasih, Kashuu..." Yamanbagiri tersenyum kecil.

Hachisuka membeli tepung terigu, telur, dan gula dalam jumlah yang banyak, sementara itu Kashuu sibuk memilih-milih daging untuk diolah nanti. Sepertinya mereka memang berniat untuk memasak banyak porsi makanan, dan belum tentu mereka bertiga bisa menghabiskannya. Pengecualian Kashuu atau Hachisuka mengajak Shinsengumi untuk makan bersama-sama, atau Yamanbagiri diizinkan mengundang Hasebe. Mungkin mereka akan siapkan makanan untuk Tenka Goken?

Yamanbagiri sibuk melihat-lihat sekitarnya, sampai dia tidak sadar menabrak seseorang hingga jatuh terjungkal kebelakang. Tidak hanya dahinya yang sakit, tetapi juga pantatnya. Jubah tudung putihnya juga ikut kotor karena tanah.

"Ah, m-maaf," rintih Yamanbagiri.

Kepalanya mendongak keatas, melihat sosok bertudung abu-abu muda dalamnya biru tua. Yamanbagiri tidak dapat melihat wajahnya karena ada topeng hitam yang menyamarkan wilayah matanya. Dia membawa pedangnya juga di pinggang. Selain itu, Yamanbagiri tidak terlalu mengenali ciri-ciri lainnya yang menarik perhatiannya.

Sosok bertudung itu tidak mengatakan apapun. Dia tidak berekspresi sama sekali. Dia melihat ke arah Yamanbagiri sejenak sebelum pergi meninggalkannya begitu saja, berbaur dengan para pemain dan NPC. 


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro