[ 4 ] Dategumi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Eh, tempat itu adalah kamar para Dategumi?"

Juzumaru melihat ke arah Yagen dan Midare, lalu tersenyum tipis. "Benar, kurasa kalian tidak asing mendengar prestasi mereka?" tanya Juzumaru, sembari melipat haori berwarna polos di atas meja.

"Bagaimana mau melupakan mereka," Yagen melipat kedua tangannya di depan dadanya, "Tsurumaru Kuninaga adalah pemenang turnamen melawan Mikazuki Munechika, lalu Shokudaikiri Mitsutada adalah chef bintang lima di dunia realita, Ookurikara adalah player killer terbaik, dan Taikogane sekarang adalah player baru yang naik daun dan poinnya melejit di minggu pertamanya."

"Player Killer?! Di sini bisa membunuh pemain lain?!" seru Midare, menatap lekat Yagen.

"Di sini mendeteksi player killer sangatlah gampang, bahkan bisa menunjukan diri mereka terang-terangan. Mereka berbagi aura yang sama dengan Pasukan Pengubah Sejarah, itu sudah ditanamkan dalam game ini," sahut Juzumaru.

Yagen menyaksikan sosok jangkung dengan eyepatch di matanya berjalan ke arah mereka bertiga. Di tangannya, dia memegang sepiring mochi berwarna-warni aneka rasa. Rasanya terlihat menggoda selera, apalagi tatanan makanannya sangat rapi.

"Selamat siang, Juzumaru, Yagen, Midare," sapa pemuda itu dengan senyuman hangat, "aku membawakan mochi yang baru kubuat tadi bersama Hasebe. Aku mau kalian mencobanya mumpung baru saja keluar dari dapur~"

"Oh, terdengar sangat menyenangkan," komentar Juzumaru dengan senyuman khasnya.

"Menu baru kah, Shokudaikiri-san?" tanya Yagen.

"Tidak, ini menu yang Kasen ajarkan, lalu aku buatkan. Aku belum menuliskan resepnya tadi sih," Mitsutada meletakan mochi buatannya di dekat Yagen dan Midare.

Yagen menganggukan kepalanya paham, lalu mencoba mochi buatan Mitsutada.

Sayangnya, sebelum Yagen dapat berkomentar apapun, terdapat pemuda bertubuh pendek berambut biru tampak panik. Napasnya terdengar sangat berat, dan raut wajahnya terlihat sangat panik.

"Micchan, di Sekigahara ada masalah!" teriak pemuda itu.

______________

Teleportasi berhasil, dan kini baik tim Ichigo maupun tim Yamanbagiri tiba di tempat teleportasi daerah Sekigahara. Tempat teleportasinya ada di depan sebuah pondok kecil, bisa memuat sekitar 5 orang di dalamnya. Di depan pondok terdapat replika dari alat teleportasi, ukurannya jauh lebih kecil daripada yang ada di Honmaru.

Kondisi di sana cukup sepi, seakan tidak ada yang datang di daerah Sekigahara. Cuaca di sana juga tidak panas, tidak dingin- bahkan kulit Yamanbagiri dapat merasakan hangatnya kondisi di Sekigahara sekarang. 

Teknologi semakin canggih, tahun 2205 menjadi menyeramkan. Yamanbagiri tidak terlalu paham mengenai engine apa yang digunakan oleh video game, sampai se ekstrim ini. Seharusnya Yamanbagiri sadar mengenai proyek gila ini, apalagi beritanya dimuat di koran online maupun berita. Tapi, sampai sekarang belum ada berita mengenai alasan dibalik game yang lingkungannya sangat realistis sampai seakan hidup di dalam video game itu.

"Kita sampai di Sekigahara, semoga tidak ada apapun yang abnormal di sini setelah kedatangan kita," komentar Ichigo, berbalik melihat ke arah Hasebe dan Yamanbagiri.

"Daerah ini katanya merupakan daerah kekuasaan Dategumi, salah satu klan di game yang terkenal karena kehebatannya. Mungkin karena Shokudaikiri-san adalah 'reinkarnasi' Date Masamune?" timpal Namazuo.

"Dategumi?" tanya Yamanbagiri kebingungan.

"Oh, itu nama klan, Klan Date. Dulu sebelum ada pembaharuan server, mereka disebut 'Apocrypha'. Mungkin karena peta Sekigahara telah ditambahkan jadi mereka mengklaim tempat ini sebagai wilayah kekuasaan. Mungkin sekarang 'Apocrypha' dijadikan nama guild mereka," jawab Hasebe.

Yamanbagiri mengadahkan kepalanya, dan menyadari ada tulisan 'wilayah aman' berwarna putih melayang di atasnya. Musuh maupun pemain berbahaya tidak akan sembarangan masuk ke wilayah aman. Jadi misalkan dikejar oleh mereka, kebanyakan pemain akan kabur ke daerah yang aman.

"Omong-omong, di sini ada yang namanya Player Killer, alias pembunuh para pemain," lanjut Ichigo, sebelum dia mulai berjalan menjauhi tempat teleportasi. Kedua adik kembar, Hasebe, dan Yamanbagiri mengikutinya dari belakang.

Namazuo melihat ke arah Hasebe dan Yamanbagiri sembari berjalan mengikuti sang kakak. "Kalau di arena, sistemnya kan namanya player versus player, nah kalau ini memang bisa membunuh pemain secara bebas dan menjarah apapun yang dia mau, bahkan bisa mengorupsi level dan experience point mereka," Namazuo melengkapi ucapan Ichigo.

"Apakah di daerah sini ada player killernya?" sekali lagi Yamanbagiri bertanya.

Hasebe mengangguk pelan.

"Ookurikara," ucap Ichigo cepat dengan nada suara rendah.

"Dia adalah raja dari para Player Killer, dan pencetus ide kalau sesama pemain bisa saling membunuh dengan beberapa syarat," kali ini Honebami ikut membantu menjelaskan.

Hawa di sekitar Yamanbagiri jadi tidak enak. Daun-daun gugur yang tertiup angin sepoi entah mengapa menjadi tanda bahaya akan menyerang. Hati Yamanbagiri tidak terlalu tenang, padahal seharusnya dia merasa aman karena dikelilingi oleh para pemain yang lebih berpengalaman. Apa karena ini efek kepekaan seorang wanita di dunia realita?

Yamanbagiri tersadar, bahwa dia dan rekan-rekannya sudah di luar batas wilayah aman. Sekilas tadi dia melihat ada semacam garis batas di tanah yang memberitahu luasnya wilayah aman dan membaginya dengan wilayah berbahaya- alias wilayah pertarungan. Wajar saja jika dia merasakan ada yang tidak beres, entah karena sistem dalam tubuh avatarnya bekerja seperti itu, atau memang dia peka.

Langkah Ichigo terhenti tiba-tiba. Namazuo dan Honebami mengikuti kakaknya, lalu saling melirik. Tangan sang figur berambut biru memegang erat pegangan katananya, siap dikeluarkan kapanpun. Waspadanya meningkat, seakan sudah tahu apa yang akan terjadi.

"Siapkan uchigatana dan wakizashi kalian! Aku merasakan Pasukan Pengubah Sejarah di daerah sini!" seru Ichigo.

Yamanbagiri panik, dia belum tahu sistem bertarung di dalam game. Tubuhnya secara reflek berdempet pada Hasebe yang ada di sampingnya. Di dunia realita, Yamanbagiri jauh lebih penakut daripada Hasebe, jadi wajar saja jika pemain tidak berpengalaman meminta perlindungan kepada temannya yang lebih kuat.

"Jangan khawatir, aku yang membimbingmu," Hasebe mengeluarkan pedangnya dari sarung, lalu memasang posisi kuda-kuda, "jika kamu mengeluarkan pedangmu dari sarung, kamu masuk dalam mode pertarungan, kamu bisa menyerang siapapun kecuali anggota timmu dan pemain yang tidak mengaktifkan mode pembunuh, jadi kamu keluarkan saja dulu."

Ada banyak pertanyaan yang ingin disampaikan, tetapi Yamanbagiri memutuskan untuk ikut saja instruksi dari Hasebe. Dia baru sadar daritadi dia membawa pedangnya, dan dia tidak terpikirkan untuk mengutak-atik pedangnya. Pikirannya terlalu fokus dengan banyak hal di dunia virtual.

Yamanbagiri mengeluarkan pedangnya perlahan dari sarungnya. Rasanya agak berat di tangannya, atau dia belum terbiasa. Di dunia realita, Yamanbagiri juga belum pernah memegang katana sama sekali, baik yang replika atau properti. Pengalaman ini menjadikan kali pertama Yukari (Yamanbagiri) membawa katana secara 'nyata'. 

Begitu Yamanbagiri mengeluarkan katananya, dia melihat beberapa sosok hitam berbagai ukuran mengelilingi timnya dan tim Ichigo. Mata mereka mengeluarkan cahaya redup berwarna putih keunguan, tubuh mereka diselimuti semacam asap berwarna hitam bercampur ungu tua. Senjata yang dibawa mereka juga beragam, dari belati sampai tombak.

"Ichinii, ada 4 tantou, 4 uchigatana, 2 tachi, dan 1 yari di tempat ini!" seru Namazuo, sembari memegang erat wakizashi-nya.

"Hasebe, tolong bantu Yamanbagiri cara bertarung. Namazuo, kamu ikut aku mengurusi mereka. Honebami, back up Hasebe dan Yamanbagiri!" perintah Ichigo. Tidak ada yang mampu protes kepada Ichigo, dan sepertinya sang pemimpin telah melesat menuju salah satu sosok musuh yang ukuran tubuhnya agak besar darinya.

Sesuai perintah, Namazuo mengikuti Ichigo menyerang musuh. Honebami langsung bergegas mendekati Hasebe dan Yamanbagiri, dan mengarahkan wakizashi-nya ke depannya, memberikan jarak kepada mereka dan musuh supaya tidak mendekat, seakan berusaha menjauhkan musuh.

"Musuh di sini agak merepotkan, jadi berhati-hatilah. Ayun pedangmu sekuat mungkin, dan sekarang utamakan lindungi diri dengan pedangmu," ucap Hasebe.

Musuh berwujud seperti tengkorak kepala anjing bertanduk membawa belati di mulutnya terlihat paling dekat posisinya dengan Hasebe dan Yamanbagiri. Tanpa menunggu lama lagi, pria berpakaian ungu itu berlari ke arah musuh itu dan berniat menebasnya kuat. Dengan sekali tebas, musuh itu 

"Itu adalah tantou, paling mudah untuk diserang. HPnya juga kecil," jelas Honebami, lalu dia menggunakan pedangnya untuk menahan tebasan dari tantou.

"Lalu, bagaimana aku menyerang mereka?!" Yamanbagiri memegang pegangan katananya dengan kedua tangannya, mengarahkan ujung mata pisaunya ke depan.

"Tebas saja, seperti ini!"

Honebami memberikan contoh kepada Yamanbagiri. Tantou yang tadinya menyerang Honebami akhirnya mati menghilang menjadi asap setelah senjata remaja berambut putih keperakan itu menebas leher musuhnya. Ayunannya tidak cepat, tapi mampu membunuh dan memberikan poin serangan yang besar.

Sebelum Yamanbagiri dapat menyerang tantou, tiba-tiba musuh yang ukuran tubuhnya lebih besar menyerangnya terlebih dahulu. Tubuhnya sangat kekar, lebih tinggi darinya. Yamanbagiri reflek menggunakan pedangnya untuk menangkis serangan sang musuh, sampai terhuyung hampir jatuh karenanya. Hasebe yang berdiri di dekatnya segera menopang punggung rekannya.

"Itu tipe uchigatana, mereka lebih kuat dari tantou," jelas Hasebe, "gunakan gerakan penusuk ke perutnya, aku mengincar punggungnya!"

Tangan Yamanbagiri bergetar. Serangan tadi membuatnya terkejut karena tidak siap. Untungnya Hasebe cepat menolongnya. Entah mungkin apa yang terjadi jika dia jatuh di atas tanah dan lengah, bisa saja habis nyawanya diserang musuh bertipe uchigatana. Lebih parahnya lagi jika Hasebe dan Honebami sedang sibuk mengurus musuh lainnya dan tidak sadar.

Sesuai arahan Hasebe, Yamanbagiri menggunakan sisa tenaganya untuk melakukan gerakan menusuk dengan pedangnya ke arah perut dari musuh. Hasebe juga berpindah tempat ke belakang musuh dan menebas kuat punggungnya, tepat ketika ujung mata pedang Yamanbagiri berhasil menembus perutnya sangat dalam bahkan setengah bilah pedang  menikamnya dalam. Serangan keduanya membuat uchigatana itu mati cepat dan menjadi asap.

Honebami berhasil mengurusi musuh yang lain bahkan sempat membantu Namazuo mengalahkan musuh tipe tachi (pedangnya lebih panjang dari uchigatana). Ichigo masih kesulitan mengalahkan musuh tipe yari (tombak), tanpa alasan yang dia ketahui bisa jauh lebih kuat daripada dia sendiri. 

"Ichinii!" seru Namazuo panik.

"Namazuo, Honebami, kalian diam di sana. Aku membantu Ichigo!" Hasebe terkejut mendengar ucapan Yamanbagiri.

"Tunggu, Yamanbagiri-" Namazuo berusaha menghentikan Yamanbagiri, tetapi terlambat. Pria bertudung itu berlari cepat ke arah Ichigo dan musuh bertubuh raksasa itu. Ichigo dalam posisi menahan mata pedang tombak itu dengan pedangnya, dan dalam keadaan sangat terdesak.

Yamanbagiri mengambil sisi dari samping kanan Ichigo, berniat untuk menyerang daerah pinggang dari sang Yari. Begitu Yamanbagiri sudah dekat, Ichigo mendorong kuat tombak musuh dan segera melompat mundur menjauh, memberikan akses kepada Yamanbagiri untuk menyerang tiba-tiba.

Tebasannya berhasil mengenai perut Yari, menciptakan poin serangan yang cukup besar untuk pemain baru. Yari itu berteriak keras, dan menjadi lengah karena tidak menyadari serangan tidak terduga.

Setelah Yamanbagiri menyerang, tiba-tiba dari dua sisi, asalnya dari atas pohon-pohon rimbun di sekitar mereka, memberikan serangan berbentuk X ke dada dan punggung Yari. Sepertinya ada empat orang yang mengakhiri musuh itu tiba-tiba. Serangan tadi cukup membuat Yari itu tumbang dan berubah menjadi asap mengepul, hilang begitu saja.

"Huh?!" Ichigo menaikan kedua alisnya, keheranan.

"Ah, mereka-" Namazuo membelalakan matanya.

Empat orang tadi yang menghabisi musuh terakhir melihat ke arah tim Ichigo dan Yamanbagiri. Ada yang mengenakan pakaian serba putih, menggenakan penutup mata, memiliki tato, dan bertubuh pendek. Masing-masing memasukan senjata mereka ke dalam sarung katana mereka.

Yamanbagiri mengamati mereka seksama. Penampilan mereka tidak jauh dengan pakaian yang dikenakannya atau teman-teman barunya. Hanya saja, pakaian mereka tergolong unik sehingga bisa mengenal identitas mereka tanpa kesalahan.

"Dategumi, ya?" Honebami menaikkan kedua alisnya.

Sosok pria dengan penutup mata melambaikan tangannya, memberikan senyuman tipis. "Apakah kalian baik-baik saja? Sepertinya daerah sini belum aman dari gangguan, jadi sulit untuk dikalahkan," tanyanya.

"Shokudaikiri Mitsutada, terima kasih telah datang menolong kami," Ichigo terkekeh, "pantas saja, sepertinya laporan yang kuterima tadi bukan omong kosong."

"Oya, tadi kenapa memangnya? Ada musuh abnormal?" kali ini pria berpakaian serba putih yang bertanya.

"Benar, laporan dari Game Master Juzumaru. Tadi Midare dan Yagen diselamatkan olehnya," jawab Namazuo.

Jawaban Namazuo sepertinya cukup memuaskan bagi pria tadi. Dia melihat ke arah Yamanbagiri, lalu memicingkan matanya. Kedua manik emasnya memperhatikan Yamanbagiri dari ujung kepala sampai ujung kakinya. Tindakan pria itu membuatnya sedikit risih.

"K-Kau..."

"Oh, maaf, aku Tsurumaru Kuninaga. Salam kenal," pria tadi- Tsurumaru- menyunggingkan senyumannya.

"Jadi, ini pemain baru ya?" tanya figur yang paling pendek, mendekati Yamanbagiri, "aku Taikogane Sadamune. Teman-temanku memanggilku Sadamune."

Yamanbagiri menganggukan kepalanya menatap Sadamune. "Yu- ah, maksudku, Yamanbagiri Kunihiro, aku baru datang hari ini," Yamanbagiri memperkenalkan dirinya.

"Tsurumaru Kuninaga adalah Himeko Suzuki, adikmu," ucapan Hasebe membuat Yamanbagiri terkejut. Tiba-tiba sekali mengatakan itu, sepertinya sengaja diberitahu lebih awal supaya tidak merasa kesepian ditemani orang-orang asing.

Tsurumaru terkekeh, lalu memeluk erat Yamanbagiri. Pelukannya begitu tiba-tiba dan terjadi sangat cepat, bahkan Yamanbagiri terlambat bereaksi.

"Neechan, selamat datang di Dancing Sword Online! Bagaimana pengalamanmu? First impression?" 

"A-Aku belum siap, sih, tapi sepertinya menyenangkan..."

Pelukan Tsurumaru hanya berakhir sebentar karena sosok pria bertato menariknya menjauh. Tsurumaru terlihat kesal, tapi dia tahu seharusnya dia memikirkan situasi, apalagi di tempat yang berbahaya.

"Maaf jika aku mengganggu waktu kalian tadi, sepertinya tadi kesulitan," Shokudaikiri membungkukan tubuhnya 45 derajat, "karena ada pemain baru di sini, aku memperkenalkan diri. Aku Shokudaikiri Mitsutada, pemimpin dari Dategumi. Ketiganya adalah anggota kelompok, dan kami menguasai wilayah Sekigahara."

"Ookurikara," pria bertato itu dengan cepat memperkenalkan diri, tanpa berbasa-basi.

"Karabou, dingin banget~" komentar Tsurumaru, lalu tertawa terkekeh. Ookurikara mendengus mendengar respon teman satu timnya.

Sekarang Yamanbagiri paham tentang pembicaraan sebelum pertarungan. Seperti beruntung sekali, bahkan lebih beruntung bertemu dengan adiknya di dunia realita, Himeko. Himeko tidak pernah bercerita apapun tentang game online kepadanya. Yamanbagiri mengenyit, bisa jadi karena ibu mereka yang melarang keduanya bermain game dan Himeko adalah tipe perempuan bandel sejak kecilnya.

"Maaf jika merepotkan kalian tadi, tapi aku benar-benar terima kasih. Niatnya kami ingin mengecek kondisi di sini," jelas Ichigo, menghadap kepada Mitsutada.

Mitsutada menganggukan kepalanya pelan. "Tidak perlu, ini daerah kami. Kalau ada keanehan di tempat kami, kami yang urus. Ichigo Hitofuri, kamu tidak perlu repot-repot. Laporan Juzumaru juga sampai pada kami tim Dategumi," Mitsutada menepuk punggung Ichigo, berusaha untuk menenangkan pria berambut biru itu.

"Tadi Mitsutada juga ada di Citadel, sementara itu aku, Karabou, dan Sadabou ada di Kastil Aoba, markas kami," lanjut Tsurumaru, membantu menjelaskan.

"Tunggu, sekarang di kastil kalian ada tempat teleportasi?" tanya Namazuo.

Ookurikara menggelengkankan kepalanya, "ada sistem baru, percobaan."

"Sistem baru membuat kami bisa teleportasi ke sembarang tempat alat teleportasi tanpa bantuan alatnya, kami diminta untuk memberikan review oleh Mikazuki-danna," Tsurumaru menambahkan.

"Kalau begitu, kita kembali ke Kastil Aoba. Kalian butuh pengobatan, kan? Aku juga siapkan hidangan makanan selagi kalian menyembuhkan diri. Aku yakin pertarungan tadi tidak terduga sehingga memakan banyak tenaga, bukan?" Shokudaikiri tersenyum, sebelum membuka layar menunya.



_________________

Character Introduction [4]


ID Player: 05091567

Satou Higashi adalah chef yang bekerja di restoran bintang lima. Dia adalah teman Ichigo tetapi beda jurusan di dalam satu kampus. Satou sempat membantu pengembangan game Dancing Sword Online, hanya saja terhambat karena kesibukannya saat itu dan memutuskan untuk keluar dari tim.

ID miliknya berdasarkan tanggal kelahiran Date Masamune (5 September 1567). Mitsutada adalah pedang milik Masamune, dan banyak terinspirasi darinya.



ID Player: 02951581

Ookurikara diakui sebagai 'Player Killer' pertama tercatat dan pencipta dari fitur Player Killer di dalam game Dancing Sword Online. Siapa sangka ternyata di dunia online dia adalah seorang perempuan. Terkenal sangat bengis tetapi sebenarnya lembut dan perhatian. Hanya orang yang tepat dapat melihat sisi lain Ookurikara.

ID milik Ookurikara adalah tanggal kelahiran Tokugawa Hidetada (2 Mei 1581). Ada catatan sejarah mencatat bahwa Hidetada memberikan Ookurikara kepada Date Tadamune (anak Masamune) setelah dinding di sekitar Kastil Edo terbentuk.




ID Player: 14121285

Jika mendengar nama 'Tsurumaru Kuninaga', para beta player akan langsung teringat oleh turnamen pertama yang dilaksanakan oleh Saniwa. Tsurumaru dan Mikazuki pernah bertarung di tengah arena, membuat suasana panas karena keduanya sama-sama kuat. Tsurumaru memenangkannya dan player pertama yang menerima badge atau label khusus. 

Dalam masa hiatus Himeko menjadi idol, ternyata dia sedang fokus ke dalam game online itu. Sebenarnya apa yang membuatnya lebih mengutamakan perannya menjadi Tsurumaru?

ID milik Tsurumaru Kuninaga, adalah tanggal terjadinya Insiden Shimotsuki (14 Desember 1285). Pemilik awalnya, Sadayasu dari klan Adachi, terbunuh, dan Tsurumaru diculik, hingga akhirnya terakhir jatuh di tangan keluarga Date, kini menjadi koleksi kerajaan.




ID Player: 23011600

Sama seperti Yukari, Yusuke adalah pemain baru. Jika Yukari dibimbing oleh Atsushi (Ichigo) dan Shina (Hasebe), maka Yusuke dibimbing oleh Satou (Shokudaikiri) dan Himeko (Tsurumaru). Dia untungnya cepat berbaur bahkan dengan Keiko (Ookurikara) yang notabene paling sulit didekati.

ID milik Taikogane Sadamune adalah kelahiran Date Tadamune (23 Januari 1600). Sadamune adalah tantou milik Tadamune semasa hidupnya.

__________

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro