26 - Dishabiliphobia | Kuroko Tetsuya

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Dishabiliphobia; fobia melepas pakaian di depan orang lain.

×

[full name]? Siapa yang tidak mengenal nama itu? Seorang gadis yang mendekati sempurna, hampir menyamai seorang Akashi Seijuuro. Seorang gadis yang cantik jelita. Seorang gadis yang baik dan ramah.

Tapi, siapa yang menyangka bahwa gadis itu adalah pengidap brother complex?

[name], pengidap brocon. Dirinya sangat mengagumi sang kakak bayangan. Melakukan segala sesuatu untuk mendapat perhatian dari kakaknya, Kuroko. Ia akan melakulan apapun untuk dipuji oleh sang kakak.

Itu alasan pertama dirinya memiliki segudang prestasi. Dirinya bahkan mulai menggeluti basket agar dapat lebih dekat dengan kakak bayangannya.

Ya, ia suka segala sesuatu tentang kakaknya. Tapi, tidak untuk saat ini! Dirinya meringkuk di sudut ruangan, dengan wajah memerah malu, tidak lupa dengan tangan menggenggam erat handuk putih yang menutupi tubuh.

"[name]-chan, ti—"

"N-Nii-chan, keluar aja! B-biarkan [name] sendiri dulu." [name] menyela perkataan Kuroko. Kuroko diam, lalu menuruti permintaan adik imutnya.

Jantung gadis itu berdetak lebih cepat. Dirinya menggeleng-geleng, dengan mulut berkomat-kamit mengucapkan hal yang sama, 'Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku.'

Kalian bertanya apa yang terjadi? Mari kita kilas balik.

×

Rencananya, [name] dan Kuroko akan pergi ke perpustakaan. Kuroko ingin meminjam lebih banyak buku sastra, sedangkan [name] ingin membaca novel-novel ringan.

Ya, karena hal itu [name] berusaha tampil sebaik mungkin agar dipuji oleh Kuroko. Sudah sejam lebih, gadis berambut biru itu membongkar seisi lemarinya. Sesekali mencoba salah satu pakaian yang dirasa cocok. Sampai [name] menemukan dress lolita di dalam lemarinya.

"A-apa ini saja?" gumamnya pelan, lantas mengambil pakaian itu.

Segera saja dirinya beranjak ke kamar mandi dan dengan sigap mengambil handuk putih.

Di ruang tamu, Kuroko sudah siap dengan baju kaus putih berbalut kemeja biru bermotif kotak-kotak.

Sesekali matanya bergulir ke arah jam. Mengapa adiknya belum selesai bersiap-siap? Kuroko menghela napas dan bangkit-ingin melihat adiknya.

Tangan menggapai kenop pintu kamar [name], dan membukanya perlahan. Dan dikejutkan oleh [name] yang sekarang baru saja selesai membuka pakaian, dan hanya ditutupi oleh handuk putih. Wajah gadis itu memerah.

"[name]-chan, ti—"

"N-Nii-chan, keluar aja! B-biarkan [name] sendiri dulu."

Kuroko diam, lantas langsung keluar dengan menutup pintu. Sungguh, pemuda itu cukup terkejut. Senyum tipis pun tampak di wajah Kuroko.

"[name]-chan, sudahlah. Cepat pakai apa saja, lalu kita pergi. Tidak usah khawatir, kau selalu cantik mengenakan apapun."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro