32 - Anthophobia | Midorima Shintaro

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Anthophobia; fobia terhadap bunga

Minionscito1304

×

Gadis itu termenung. Kedua matanya menerawang langit, seolah mencari jodoh yang tak kunjung datang.

"Yo! Ma Sista!"

Sampai datanglah seorang Takao, dengan segala kebisingannya.

"Ish, apa, sih? Ganggu ketenangan orang aja," keluh [name] sambil menatap Takao tajam.

Takao tertawa ringan dan balik berucap, "Lagi ngapain, Neng? Nyari jodoh?"

"Tau aja lo," sahut [name] diiringi tawa. "Btw, doi di mana?"

Embusan napas langsung keluar dari mulut Takao. "Di halaman belakang, merenungi nasib," jawabnya.

"Sip, makasih, Ma Brader!" tandas [name] sambil berlalu ke halaman belakang, meninggalkan Takao yang termenung.

×

[name] melihat sekeliling, mencari keberadaan Midorima. Namun entah mengapa, pemuda itu masih belum kelihatan batang hidungnya. Padahal halaman belakang ini tidak terlalu luas.

"Mana sih, pemuda lumut itu? Masa bisa ngilang? Apa nyatu sama semak-semak?" tanya [name] pada dirinya sendiri.

Semak demi semak ditelusuri [name], namun tetap tak kunjung bertemu. Sampai di titik akhir kesabaran [name], ia menyerah. Gadis itu memilih duduk di kursi dekat pohon rindang. Istirahat dulu, katanya.

"Ngapain di sini? B-bukannya apa, aku hanya bingung saja melihatmu di sini."

[name] terkejut saat mendengar suara Midorima di sampingnya. "L-Loh? Ah, enggak. Cuman ngadem aja. Di dalam sumpek, ada Takao."

"Oh."

Keadaan hening untuk sesaat. Sampai [name] tiba-tiba bersin. Tidak hanya sekali, tapi berulang kali. Gadis itu langsung melirik horor Midorima. Tepat ke arah bunga yang dipegangnya. Setangkai bunga mawar yang merah membahana.

"AAA! BUNGA!"

Spontan, [name] melompat mundur sejauh dua meter dari Midorima. Dengan napas tidak beraturan, dan wajah tegang yang sangat tidak normal.

"K-KENAPA ADA BUNGA?"

"Ini lucky itemku hari ini, nodayo. B-Bukan berarti aku bermaksud ingin memberikannya padamu, ya."

[name] bergeming sesaat, lalu tertawa. Walau tubuhnya masih bergetar ketakutan. "M-Maaf, ya, Shin-kun. Kamu manis, tapi maaf, aku ga bisa terima bunganya. Soalnya ... aku takut."

"Oh." Midorima beroh ria. "Tidak apa-apa."

×

Sementara Takao hanya bisa tertawa di dalam kamarnya. "Mampud. Habisnya kalian ninggalin aku sendirian di sini :("

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro