We Will Meet Again [Nash Gold X Nara Kaur]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.
.
.
.
.
.
.

We Will Meet Again [Nash Gold X @narariany] (c) chikindesu

Kuroko no Basuke: LAST GAME (c) Fujimaki Tadatoshi

Genre: Fluff, Angst

Words: 1.399

.
.
.
.
.
.
.

"Aku mencintaimu"

Satu kalimat yang sering diucapkan oleh pemuda asal luar negeri yaitu Nash Gold Junior kepada gadis cantik bernama Nara Kaur.

Saat ini sepasang kekasih Nash dan Nara tengah menghabiskan waktu santai mereka berduaan di dalam apartemen. Keduanya sedang nonton film bersama di ruang tengah.

"Uhh─kenapa mereka berciuman disaat-saat seperti itu, sih!"

"Kau iri dengan mereka?"

"Iya! Dan lagi, aku kesal pada mereka yang pada saat-saat tegang seperti itu malah berciuman."

Nara mempoutkan bibirnya, melipatkan kedua tangan di dada sambil menatap ke arah Nash. Sungguh, perilaku yang begitu menggemaskan bagi Nash itu membuatnya ingin menyerang Nara pada saat itu juga.

Dan benar saja, karena sudah tidak tahan lagi Nash langsung mencium bibirnya. Nara yang pada saat itu tidak menyangka kalau Nash akan menciumnya hanya bisa terdiam namun tak berapa lama kemudian membalas ciuman yang diberikan.

Awalnya itu hanya sekedar ciuman biasa hingga akhirnya Nash memegang tengkuk leher Nara dan mulai memperdalam ciuman. Nash menggigit bibir bagian bawahnya dan membuat Nara tak sengaja membuka mulutnya. Nash tidak melewati kesempatan itu untuk memasukan lidahnya ke dalam mulut Nara dan mengecap setiap rongga mulutnya.

Nara melingkarkan kedua tangannya disekitar leher Nash, menandakan bahwa dirinya begitu menikmati ciuman yang sedang diberikan. Keduanya terus melanjutkan ciuman itu hingga berhenti karena kurangnya pasokan oksigen.

Nafas Nara terengah-engah sedangkan Nash terlihat biasa-biasa saja setelah ciuman tadi. Mereka masih berada dalam posisi yang sama pada saat itu. Nash mengalihkan kedua tangannya dan memeluk pinggang Nara, lalu mendekat dan mencium lehernya.

"Nhh─Nash,"

Nara mulai mengeluh atas perbuatan Nash yang kini mulai menjilati dan menggigit lehernya dan membuat sebuah 'tanda' disana. Setelah berhasil membuat kissmark di lehernya, Nash kini menatap ke arah Nara sebelum akhirnya kembali mencium bibirnya.

Kegiatan 'panas' mereka itu pun terus berlanjut hingga tidak ada satupun dari mereka yang mengingat film yang tadinya ditonton oleh mereka itu masih setia berputar.

Puas gak lo, nar?

♡♡♡

Nara Kaur, gadis cantik yang berasal dari keluarga kaya raya itu kini sedang berhadapan dengan sang Ayah. Nara mengepalkan kedua tangannya dengan erat, kedua matanya menatap tajam ke arah sang Ayah.

"Apa sebenarnya maksud Ayah?! Bukankah sebelumnya Ayah tidak pernah ikut campur tentang hubunganku?!"

Nara meninggikan suaranya, sebisa mungkin gadis itu untuk menahan air matanya untuk tidak keluar. Saat itu sang Ayah hanya melipatkan kedua tangannya di dada sambil mengalihkan pandangannya dari putrinya itu.

"Itu dulu, sekarang tidak. Ayah tidak peduli dengan siapa kau menjalin hubungan saat ini, lagian Ayah juga tau kalau kau sering bergonta-ganti pasangan. Maka dari itulah Ayah putuskan kau untuk segera menikah dengan Kuroo Tetsurou-kun"

"Itu dulu, Ayah! Sekarang aku tidak pernah bergonta-ganti pasangan! Nash adalah satu-satunya pria yang kuinginkan! Dan apa-apaan dengan pria yang di inginkan Ayah untuk menikahiku itu?! Aku bahkan tidak suka mendengar namanya apalagi melihat orangnya!"

"Ayah tidak peduli, Nara. Yang pasti sekarang Ayah sudah menyita dan mengambil semua kekayaan yang kau milikku. Dan mulai saat ini kau akan tinggal disini bersama Ayah."

"Tinggal disini?! Ayolah, aku sudah tumbuh dewasa, Ayah. Ayah tidak perlu mengawasiku seperti ini, lagian aku punya tempat tinggalku sendiri!"

"Ayah tidak ingin berdebat denganmu lagi, Nara. Pergi dan tidurlah di kamarmu sekarang."

Kalau sudah seperti ini, keadaan hanya akan menjadi buruk apabila Nara terus melawan dan menentang kehendak sang Ayah. Maka dari itulah ia lebih memilih untuk terdiam dan segera berjalan meninggalkan ruangan pribadi Ayahnya kemudian melangkah menuju kamarnya.

Untuk malam ini, biarkan dirinya menangis sepuas-puasnya sambil melampiaskan segala amarahnya pada barang-barang yang ada di dalam kamar.

♡♡♡

Sudah tiga hari setelah hari dimana Nara pergi meninggalkan apartemen dan pujaan hatinya Nash disana. Nara sama sekali tak dapat berbuat apapun selain menuruti perkataan Ayahnya, ia pergi berkencan bersama dengan pria bernama Kuroo Tetsuro itu selama tiga hari berturut-turut ini.

Nara sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menghubungi Nash karena pria itu─sebut saja ia Kuroo. Kuroo selalu saja menempel pada Nara, padahal baru tiga hari berkencan pria itu sudah berani untuk menyentuhnya bahkan... menciumnya di tengah umum seperti ini.

Saat itu Kuroo tanpa sekalipun meminta izin pada Nara, langsung saja mencium bibirnya dengan penuh nafsu. Ketika kedua tangan nakal Kuroo mulai menyentuh bagian belakang Nara, tanpa disadari ia dibuat mengeluh atas perbuatan pria itu.

Namun hal itu tak berlangsung lama hingga akhirnya Kuroo ditarik secara paksa oleh seseorang. Nara─ketika menyadari kalau ciuman dan juga pelukan Kuroo terlepas─langsung membuka kedua matanya dan menangkap sosok pria berambut pirang yang kini tengah mendaratkan pukulan pada wajah Kuroo.

"N-Nash!"

Pria berambut pirang itu─yang tidak lain adalah pujaan hati Nara yaitu─ Nash menarik kerah baju Kuroo yang saat ini sudah jatuh tak berdaya di atas tanah.

"Berani sekali kau menyentuh kekasihku seperti itu dasar kau, son of a bi*ch!"

Pukulan kedua dari Nash kembali mendarat pada wajah Kuroo. Nash sama sekali tidak peduli kalau saat ini ia menjadi sorotan orang-orang disekitar, yang saat ini ia inginkan adalah menghabisi pria ini sekarang juga untuk memberikan sang pria sebuah peringatan agar tidak melakukan hal seperti 'itu' lagi pada kekasihnya.

Ketika Nash ingin kembali mendaratkan pukulannya, ia merasa ada seseorang yang memeluknya dari belakang.

"Nash... hentikan"

Suara yang sudah lama tidak ia dengarkan kini kembali menyapa pendengaran sosok pria berambut pirang itu. Seakan tersihir hanya dengan mendengar suaranya, Nash yang tadinya ingin menghabisi hidup pria bernama Kuroo itu pun memutuskan untuk mengurungkan niatnya dan segera menurunkan tangannya dan melepaskan genggamannya pada kerah baju pria itu.

"Aku merindukanmu, Nara"

Kemudian ia berbalik; menghadap ke arah sosok gadis yang ia cintai sambil menggenggam kedua tangannya dengan lembut.

"Aku juga merindukanmu, Nash. Sangat merindukanmu. Tiga hari tanpa kehadiranmu disisiku terasa begitu berat bagiku."

"Katakan, apa yang telah terjadi padamu? Kenapa kau pergi tanpa memberikan kabar padaku?"

"Maafkan aku, Nash. Aku akan menceritakan semuanya padamu, tapi tidak disini."

"Baiklah kalau begitu, ayo kita pergi dari sini."

.

Saat ini sepasang kekasih Nash dan Nara tengah berada dipinggir sebuah danau. Kedua tangan mereka masih memberikan kehangatan untuk satu sama lain. Mereka saling bertukar pandang, senyuman hangat terukir pada bibir Nash dan itu adalah senyuman yang jarang sekali ia perlihatkan pada Nara.

Jika seandainya Ayah Nara membiarkannya untuk tetap menjalin hubungan dengan pria yang berada dihadapannya ini, mungkin tidak lama lagi mereka akan segera menikah dan membangun sebuah keluarga.

Namun kenapa hubungan yang selama ini telah mereka jalin selama satu tahun lebih lamanya malah berakhir dengan cara seperti ini? Rasa tidak sanggup untuk menceritakan semuanya dan tidak rela melepaskan sosok pria yang sangat dicintai ini begitu menyakitkan.

Sebisa mungkin Nara mengukir sebuah senyuman manis pada bibir merahnya itu. Ditatapnya sosok pria penuh dengan rasa kasih sayang.

"Aku... dijodohkan oleh Ayahku dengan pria yang tadi kau pukul, Kuroo Tetsuro-kun."

Dapat dilihat dengan jelas perubahan raut wajah Nash ketika ia mendengar ucapan Nara. Nash menahan dirinya untuk bertanya macam-macam dan memutuskan untuk menunggu Nara melanjutkan perkataannya.

"Tiga hari yang lalu, aku disuruh untuk pulang kerumah untuk bertemu dengan Ayahku. Katanya ada hal penting yang ingin ia bicarakan dan ternyata hal itu adalah tentang perjodohanku bersama dengan Kuroo..."

Kini Nara mulai tak sanggup untuk menatap wajah Nash dan ia mulai menundukkan kepalanya sambil menahan air mata yang hendak keluar.

"...saat itu aku membentak Ayahku, mengatakan kalau aku sudah memilikimu dan menginginkanmu seorang namun Ayah sama sekali tidak peduli. Ia bahkan menyita semua kekayaanku dan menyuruhku untuk kembali tinggal dirumah. Karena itulah aku sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk mengabarimu... maafkan aku, Nash"

Perlahan Nash mengangkat dagu Nara; membuat pandangan gadis itu menghadap kearahnya. Senyuman hangat itu masih terukir pada bibirnya dan jujur saja Nara merasa cukup terkejut ketika melihatnya.

"Jadi... apakah itu maksudnya hubungan kita telah berakhir?"

Nara menganggukan kepalanya pelan, "Tapi aku sama sekali tidak ingin hubungan kita berakhir, Nash"

"Kita pasti akan bertemu lagi, Nara. Jika memang sekarang hubungan kita berakhir, tidak menutup kemungkinan kalau kita akan kembali bertemu dan menjalin hidup bersama lagi nantinya. Bukan begitu?"

"Kau benar, Nash."

"Aku mencintaimu, Nara. Benar-benar mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu, Nash."

Untuk terakhir kalinya, Nash pun mendekatkan wajahnya pada wajah Nara kemudian mencium bibirnya. Ini adalah terakhir kalinya ia bisa mengecap rasa manis dari bibir sang gadis.

Nash tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi pada dirinya maupun Nara dimasa yang akan datang. Apakah kesempatan untuk bertemu lagi itu memang akan datang atau justru gadis yang ia cintai ini berbahagia bersama dengan pria lain? Entahlah.

Yang pasti Nash menginginkan segala yang terbaik untuk gadis yang ia cintai, Nara Kaur.

END

Elah no komen njir. Entah kenapa gua ngerasa kalau Nash OOC disini---argh maafkan kalau tidak memuaskan, nar. Eniwei si Kuroo bintang tamu doang ye, gaada dialog, jadi korban lagi duh kasihan.

Terus apa lagi ya... semoga suka aja sih. Yha. Bye.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro