[16] Kopi Dangdut

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sebelum baca part ini, ayo pencet tombol bintangnya terus spam komen sebanyak-banyaknya di sini!

Aku mau tau siapa tokoh yang paling kamu gasuka di cerita ini, kasi tau alasannya ya!

Kalian bucinnya siapa di geng abstrax?

Oiya, banyak yang di kapal Leo Scorpio ya? Part kali ini aku kasi lagi deh scene mereka. Tapi scene nya masih kalem-kalem dulu ya, scene ganasnya kita keep dulu.

Selamat membaca!

[] [] [] []

DESCENDANTS OF THE MAFIA
"Dangdut + alkohol = ambyar bos"

[] [] [] []

KARENA gabut, Leo akhirnya memutuskan untuk pergi ke markas geng abstrax. Hari ini adalah malam minggu, otomatis akan ada banyak anggota geng abstrax non inti lainnya yang akan berkumpul di sana.

"Akang gendang."

Leo yang baru datang sudah disambut dengan suara Rey yang lagi tiktok an bareng yang lainnya.

"Kalau saya bilang muter, muter ya!" seru Rey.

Leo pun langsung bergabung dengan Rey, "muter, muter, muter." Leo ikutan joget bareng Rey bersama anak non inti yang lainnya.

"Maju, mundur, maju, mundur, eh anjing mundur bego!" umpat Leo ketika pantat Rey nempel dibagian paling berharganya.

Rey cekikikan, "wow punya mas gede ya," ucap Rey sambil menjawil pipi Leo.

"Anjing, geli gue!" umpat Justin.

"Asu emang ni anak," ujar Bonet yang sepertinya sejak tadi udah capek diajakin tiktok an terus sama Rey.

"Ganti lagunya napa," ucap Nanta yang datang dari dapur dengan membawa gelas berisi alkohol.

"Mau lagu apa bos?" tanya Marchel yang duduk di sebelah speaker.

"Ini aja woi!" Rey ngambil mic yang ada di dekatnya. "Tarik sis!"

"Semongkooo ..."

"Kini tinggal aku sendiri." Rey bernyanyi dengan suara ala kadarnya.

"Buka sitik jos!" seru Leo.

"Lagu apaan tu? Kaga tau gue," kata Nanta.

"Ah, Nanta mah ga acik," gerutu Rey sebal.

"Ini ni, lu pasti tau Nan." Leo merebut mic yang dipegang Rey.

"Tante-tante culik aku dong tititititiriritititit!"

"Kaga bosen sama tante-tante?" tanya Mike.

"Tentu saja tidak, tante-tante itu paling asoy geboy!" seru Leo.

"Mike ga percaya?" tanya Rey. "Cobain aja sendiri! Rasanya ... ah mantap!"

"Kopi dangdut dah ye!" ujar Marchel sambil memutar musik kopi dangdut yang lagi viral belakangan ini.

"Ekhm, check sound, check satu dua tiga check." Rey sudah bersiap untuk bernyanyi.

"Kala ku pandang kerlip bintang nan jauh di sana!" Suara Rey mengisi satu ruangan.

"Asikkk!"

Leo kemudian menarik mic yang Rey pegang, "Sayup kudengar melodi cinta yang menggema."

"Cakep!"

Leo mengarahkan mic ke Bonet. "Terasa kembali gelora jiwa mudaku."

"Nanta!" panggil Leo yang menandakan bahwa ia menginginkan Nanta untuk melanjutkan bait selanjutnya.

"Karena tersentuh alunan lagu semerdu kopi dangdut." Tanpa mic, Nanta melanjutkan bait lagu tersebut yang disambut seruan dari yang lain.

"Anjay pak ketua!" seru Leo.

"Anjayani!" tambah Rey. "Lagunya belum selesai woi!" ucap Rey. "Terobos Chel!"

"Lah gue?" Marchel nunjuk dirinya sendiri yang mendapat anggukan dari yang lainnya. Marchel pun akhirnya mengintip lirik dari tablet yang ia pegang, "Api asmara yang dulu pernah membara!"

"Semakin hangat bagai ciuman yang pertama." Tiba-tiba saja Nanta melanjutkan nyanyian tersebut.

"Mantap abangku sudah pro berdangdut!" seru Leo.

"Radit!" panggil Rey.

Radit yang sejak tadi menikmati musiknya pun langsung melanjutkan nyanyian tersebut, "Detak jantungku seakan ikut irama." Radit kemudian mencolek Mike.

Mike menatap ke arah Radit horror.

"Ayo Mike!" seru semuanya.

"Mike lanjutin!"

Mike menatap Radit berusaha meminta bantuan, tetapi Radit malah mengangkat bahu tanda tak mau ikut urusan.

"Gue kaga tau lagunya," ucap Mike membuat yang lainnya berseru kecewa.

"Tai bat lu. Udah asoy geboy tadi!" protes Leo.

"Iya ih, udah bagus buat konten di ig tv gue itu," ujar Rey kesal karena kontennya jadi gagal.

Nanta yang melihat itu hanya bisa tertawa. Wajah bete anak-anak lainnya menjadi tertuju ke arah Mike. Untung saja Nanta pernah diam-diam nontonin tiktok cewek-cewek, kalau tidak habis dia kena amuk yang lainnya gara-gara tidak tahu lagunya.

"Udah heh, kasian Mike diserang rame-rame gitu," ujar Marchel.

Radit ikut tertawa, "gue kira lo tau," ucapnya tanpa dosa.

Mike mendengus. Memang ya kalau udah kumpul rame-rame gini, selalu saja Mike yang dijadikan target, mungkin saking misterius si Mike, ngebuat yang lainnya jadi seneng buat jadiin Mike bahan bercandaan.

[] [] [] []

"SERIUSAN lo kepilih sebagai perwakilan olimpiade antar sekolah?" tanya Mori super kaget.

Scorpio mengangguk dengan semangat, "sumpah ya, gue juga nggak nyangka. Gue kira kelas dua belas yang bakalan dipilih buat ngewakilin olimpiade antar sekolah," ujar Scorpio.

"Pyo lolos beginian mah udah bukan berita mengejutkan lagi," ujar Nera. "Siapa sih yang gatau murid terpinter angkatan kita!" seru Nera.

Mori mengangguk setuju. "Eh, tapi katanya sekolah kita ngirim beberapa perwakilan gitu."

"Eh, lo gimana Van? Kemarin kita ngambil tes bareng kan," tanya Scorpio pada Vanna.

Vanna yang saat itu tengah memakai earphone sambil menjawab LKS-nya, sehingga ia tak mendengar pertanyaan dari Scorpio.

"Udah biarin aja, lagi gila soal matematika dia," ujar Nera. "PR matik yang kemarin seabrek aja, udah diselesaiin kemarin malem sama dia," tambah Nera.

Scorpio menatap Vanna kagum. Vanna itu tipikal yang rajin banget. Terus dia juga super konsisten. Beda sama Scorpio yang masih rada males-malesan. Walaupun Vanna tidak mendapat juara umum kemarin, tapi semua orang juga tau kalau Vanna ini pintar di dalam bidang hafal-hafalan. Dia cuma lemah di bidang hitung-hitungan aja. Tapi karena emang Vanna tuh niat banget, jadilah dia bisa nyusul ketertinggalannya di bidang matematika.

Ibaratnya yang lain cuma belajar sekali, terus langsung ngerti. Vanna bakalan ngejar itu denhan belajar berkali-kali sampai kemampuannya sama dengan anak pinter lainnya. Pokoknya Scorpio salut banget sama usaha Vanna.

"Gila sih, gue aja belum ngerjain sama sekali," kata Scorpio.

"Apalagi gue," ujar Nera.

"Terus siapa aja yang ikut olimpiade ini?" tanya Mori penasaran.

"Mmm ... gue gatau Mor, soalnya gue kemarin malem dichat langsung sama Bu Ranti. Kata dia disuruh kumpul di lab kimia pas pulangnya," jelas Scorpio.

"Kabar kabar aja nanti di grup! Lumayan berita terupdate, pasti bakalan pada heboh," ujar Nera.

Memang benar kalau olimpiade antar sekolah ini sangat diidam-idamkan oleh murid-murid pintar. Untuk ikut olimpiadenya saja kita harus ikut tes dan seleksi ketat. Itu semua karena SMA Wardhana menganggap serius olimpiade ini. Karena ini merupakan ajang bergengsi bagi sekolah, apalagi sekolah-sekolah yang berolimpiade adalah sekolah-sekolah terbaik. Pastinya SMA Wardhana ingin kembali menjadi juara agar sekolahnya akan selalu diurutan pertama sebagai sekolah terbaik.

Walaupun olimpiade ini hanya diperebutkan oleh murid-murid dengan kapasitas otak di atas maksimum saja. Akan tetapi murid-murid lain juga tertarik dengan olimpiade ini. Mereka pasti penasaran siapa orang pintar dari sekolah ini yang akan mewakili sekolah mereka.

[] [] [] []

BEL pulang berbunyi, membuat guru yang tengah mengajar harus terpaksa menyudahi pembelajarannya hari ini.

"Oke anak-anak, untuk hari ini ibu cukupkan dulu. Jangan lupa untuk mengumpul klipingnya minggu depan ya," ujar guru itu.

"Baik bu!"

Tepat saat guru tersebut keluar dari kelas, Leo secara santai masuk ke dalam kelas Scorpio. Lelaki itu berjalan menghampiri tempat duduk Scorpio, diikuti teman-temannya yang lain.

"Piyooo, main yuk," ucap Leo sambil mencolek bahu Scorpio yang sedang membelakingnya.

Otomatis Scorpio membalikkan badan, dan tentu saja gadis itu terkaget saat melihat Leo tengah duduk di atas meja.

"Nahloh, mba nya kaget," ledek Pojan.

Leo terkekeh, "komuk lo lucu bat dah."

Scorpio medengus, "ngapain sih ke sini? Mana asal nyelonong masuk aja lagi," omel Scorpio.

"Maap, Piyo, gue cuma ngikut mereka doang," ujar Hajo.

"Iya tau ni, Leo emang ga ada sopan-sopannya, musuhin aja Piyo." Vante ikut bersuara.

"Gue duluan ya," ujar Vanna kemudian bangkit dari duduknya.

"Eh, bareng Van!" seru Nera.

"Astaga, jangan kabur dulu atuh neng. Diem di sini aja bareng aa," ujar Pojan.

Vante menabok kepala Pojan, "Aa ndasmu!"

"Ndasku kenapa mas?"

Vanna tak menghiraukan ucapan yang lainnya, dan pergi meninggalkan kelas begitu saja. Entahlah sejak tadi pagi Vanna tidak seperti biasanya. Dia bahkan hampir tidak bersuara sama sekali.

Nera yang melihat Vanna pergi begitu saha pun, langsung ikut bangkit dari duduknya, "Pyo, Mori, gue duluan juga ya," pamit Nera lalu ngacir pergi.

"Ah, mereka mah suka ninggal-ninggal gitu," gerutu Mori kesal.

"Bareng kita-kita aja," ujar Leo. "Sekalian gue mau ngajakin Pyo nongkrong, lo ikut aja," ajak Leo.

"Ih seriusan?" tanya Mori bersemangat.

Vante mengangguk, "seriuslah! Gas aja lo sama gue!"

"Modus banget banggg," ledek Hajo.

"Dih, sejak kapan gue mau nongkrong bareng lo?" tanya Scorpio pada Leo.

"Nahloh."

"Udah ikut aja Piyo, kalau gamau sama Leo, biar gue aja yang bonceng," kata Pojan.

"Gelaa, ngegas amat lu pada," ujar Hajo.

"Diem lu!" Leo menatap Pojan marah.

"Kalem bos, kalem."

"Kenapa gamau? Kan kemarin udah baikan," tanya Leo.

"Sekarang nggak bisa, Le. Gue harus kumpul di lab buat ngebahas masalah olimpiade," jelas Scorpio. "Lagian lo suka seenaknya gitu sih. Kalau emang mau ngajakin yang bener kek. Setidaknya nanya dulu ke gue, gue mau atau nggak, gue bisa atau nggak. Ini gue gatau apa-apa udah dibilang ikut aja."

"Tu tu, dengerin, lo sih!" Pojan memanas-manasi.

"Emang Leo takde akhlak," ledek Hajo.

"Yah, berarti gajadi dong?" tanya Mori sambil cemberut.

"Tenang sayang, Scorpio mungkin gajadi, tapi kan masih ada kita-kita," ujar Vante.

"Sikat bos!"

Sedangkan Leo menatap Scorpio dengan tampang kayak anak yang abis dimarahin emaknya. "Yaudah deh, maap."

"Besok-besok jangan gitu lagi, gue gasuka," kata Scorpio.

Leo menganggukkan kepalanya. Astaga udah macem bocah banget si Leo. Gemoyyy!

"Mor, gue ke lab dulu ya," pamit Scorpio pada Mori.

"Yah, yah ditinggal lagi," keluh Mori.

"Lo mau gue anter ke depan?" tanya Scorpio.

"Nggak usah, biar sama gue aja," ujar Vante.

Mori menatap ke arah Vante, "bener ni?"

Vante mengangguk, "yoi lah!"

"Yaudah gue sama mereka aja," ujar Mori.

"Oke, gue duluan ya," pamit Scorpio pada yang lain.

"Semangat Piyo olimpiadenya!" seru Pojan.

"Moga menang ye," ujar Hajo.

"Iya, makasi ya." Scorpio kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari kelas.

Tak lama Leo ikutan berdiri. "Eh, gue mau nyusul Piyo dulu. Lo pada pergi ae tanpa gue," ucap Leo. Belum juga dijawab oleh yang lainnya, Leo udah ngacir begitu saja.

"Tai lah tu anak!" umpat Vante kesal.

"Biarin, lagi bucin dia," ujar Hajo.

[] [] [] []

Kurang pagi apa coba aku update nya, wkwk. Ini yang kangen geng abstrax, udah aku kasi ya scene mereka.

Abis ini aku bakalan mulai masuk ke konflik cerita ya, jadi ikutin terus!

Btw aku lagi ngadain giveaway novel Scarldo sama Bad Boy Behind The Glasses. Kalian buka aja dua cerita itu dan pencet part 'giveaway 3 novel' ada di paling bawah ya!

Oke, 350 komen buat next!

21-10-2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro