[27] Masalah Scorpio

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Iya tau part sebelumnya komennya belum nyampe, tapi gatau ah, tangan aku gatel bawaannya pengen publish part ini😭

Oke lah kembali lagi dengan ping di sini. Sesuai janji kemarin, aku bakalan update empat kali buat hari ini khusus untuk budak barbarku💖🥰

Jadi jangan lupa vote sama komennya ya gaes. Kasi aku semangat biar berhasil mecahin rekorku hari ini🥺🙏🏻

Oh, iya, aku akhirnya mutusin nama kapelan di sini. Ada tiga gaes, kalian di tim mana?

1. Scole (Scorpio Leo)

2. Scotra (Scorpio Gatra)

3. Gale (Gatra Leo)👀

Astaga seketika pesona gagah dua bocah ini menghilang😭 Maapkeun aku karna udah nistain kalian. Jangan serang aku ya Gale🥰

Happy reading guys❣️

[] [] [] []

DESCENDANTS OF THE MAFIA
"Di dalam pertemanan, kepentingan bersama harus lebih dipentingkan daripada kepentingan individu."

[] [] [] []

SCORPIO berjalan dengan lesu menuju perpustakaan. Hari ini ia masih ada janji untuk belajar bareng Gatra. Padahal mood Scorpio masih tidak baik. Apalagi Nera dan Vanna tadi benar-benar mendiaminya.

"Mau kemana lo?" tanya Leo yang datang entah dari mana.

Scorpio melirik Leo malas. "Perpus."

"Belajar lagi? Kaga bosen apa idup lu?" tanya Leo.

"Ngga," balas Scorpio.

"Loyo amat dah, makan dulu sama gue sini!" ajak Leo.

Scorpio menggeleng, "nggak laper."

"Dari siang tadi udah ga makan, masa ga laper?" tanya Leo.

"Iya, nggak."

"Udah, makan dulu, kasian perut lo, nanti malah maag lagi," ujar Leo. Lelaki itu kemudian menarik tangan Scorpio pelan.

"Nggak bisa, Le. Gue udah ada janji sama Gatra di perpus."

Leo berdecak, "udah biarin dia nunggu. Lagian sadis amat nyuruh anak orang belajar mulu tapi kaga dikasi makan."

Scorpio pun akhirnya menuruti Leo. Tenaganya juga sudah banyak terkuras hari ini. Jadi Scorpio tidak ingin mendebati hal yang tak penting.

[] [] [] []

MEREKA saat ini berada di kafe dekat sekolah yang sebelumnya pernah mereka datangi. Scorpio memandang lesu ke arah makanan yang ada di depannya. Nampaknya gadis itu benar-benar tak napsu makan. Padahal Leo sudah menghabisi makanannya sejak tadi.

"Maaf telat, Pyo, tadi gue ada urusan sama anak OSIS." Entah darimana, tiba-tiba saja Gatra datang dan duduk di sebelah Scorpio.

Hal itu pun langsung membuat Leo melotot. "Lo ngapain ke sini?" tanyanya tak suka.

"Gue yang nyuruh," ujar Scorpio.

"Dih, kenapa?" protes Leo.

"Kan gue udah bilang gue ada janji sama Gatra," ujar Scorpio. Gadis itu kemudian mendorong makanannya menjauh dan mengeluarkan buku-bukunya. "Kita kemarin sampe mana, Tra?" tanya Scorpio.

Gatra menatap Scorpio. Wajah gadis itu tak terlihat seperti biasanya. "Lo abisin makanan lo aja," ujar Gatra.

Scorpio menggeleng, "sampe nomer dua lima ya?" Scorpio membalikkan halaman soalnya.

Gatra menatap ke arah Leo, "dia kenapa?" tanya Gatra yang memelankan suaranya, bahkan tak terdengar, menyisakan gerakan di bibirnya saja.

Leo mengangkat kedua bahunya. "Mana saya tahu, saya kan ikan🐟," ujar Leo. Emang suka ngadi-ngadi ini bocah satu.

"Lo ada masalah?" tanya Gatra.

Scorpio mengabaikan pertanyaan Gatra tersebut. "Ini pake rumus basa kan?" tanya Scorpio.

Gatra menghela napas. "Cerita dulu, lo kenapa?"

"Udah lah, kita fokus belajar aja, olimpiade udah mau deket," kata Scorpio.

Gatra menarik pensil yang dipegang oleh Scorpio. Lelaki itu menggarisi kata HCL yang ada pada soal. "Sejak kapan HCL itu basa, hm?" tanya Gatra dengan lembut.

Scorpio menghela napasnya, kemudian menenggelamkan kepala di atas soal-soal tadi. "Ah kacau semuanya!"

"Kenapa Piyo? Coba sini cerita, kali kali aja kita bisa bantu," ujar Leo.

Beberapa detik kemudian Scorpio mengangkat kepalanya. Gadis itu menatap Leo dan Gatra secara bergantian. "Oke, gue cerita," putus gadis itu.

Gatra dan Leo pun menatap Scorpio dengan penuh perhatian.

"Jadi tu, tadi pagi kan ada pelajaran Pak Dadang. Kalau lo gatau dia itu guru fisika," ucap Scorpio pada Leo.

"Tau, dia sering nyidak rambut gue," kata Leo.

"Lanjut," ujar Gatra.

"Abis itu, dia minggu lalu kan janji ngadain ulangan. Terus tadi pagi dia nanya, ada janji ulangan ga. Ya gue jawab ada dong. Masa gue udah belajar ampe begadang kemarin, harus batal ulangan cuma gara-gara temen-temen yang sengaja ga belajar," ujar Scorpio.

"Itu ngeselin sih," kata Leo.

"Terus gimana?" tanya Gatra.

"Ya abis itu satu kelas kesel sama gue. Gue sih bodo amat. Ada yang labrak gue juga, ya gue lawan lah, tapi ..." Suara Scorpio yang tadinya bergebu-gebu kini mengecil.

"Tapi apa?" tanya Gatra.

"Tapi Vanna sama Nera juga ikutan marah sama gue. Mereka tadi diemin gue," keluh Scorpio dengan nada sedih. "Jadi menurut kalian, di sini siapa yang salah?" Kali ini Scorpio menatao Leo dan Gatra secara bergantian.

"Salah lo lah, gila! Temen-temen yang lain belum pada belajar, tapi lo seenak udel ngomong ada ulangan. Lo kalo depan gue begitu, langsung gue—"

"Apa hah?" tanya Scorpio galak.

"Langsung ... langsung gue contekin lah," ucap Leo.

Scorpio mendengus, "emang gue bener-bener salah? Gue sampe begadang kemarin cuma buat ulangan hari ini."

"Menurut gue sih lo ga salah. Lo juga udah usaha banget buat ulangan hari ini kan, sayang usaha lo harus sia-sia cuma karena mereka yang pada ga berusaha," ujar Gatra. "Lagian orang-orang begitu mah pengen enaknya doang. Pengen nilai bagus tapi tanpa usaha, mana bisa lah," lanjut lelaki itu.

"Gue yakin kalau semisalnya ulangannya diundur jadi minggu depan mereka juga ga bakalan belajar. Emang kalau sifat males udah ditanemin, mau dikasi waktu sebulan pun mereka bakalan tetep ga siap."

Scorpio mengangguk setuju. "Emang lo doang yang bisa ngertiin gue, Tra," ujar Scorpio.

"Iye, emang kalian berdua ae dah yang ngarti," ujar Leo kesal. Susah emang bergaul dengan orang-orang pintar. "Tapi, Pyo, lo gabisa kaku begitu kalau sama temen-temen. Lo jangan maksain pemikiran lo mulu yang harus diturutin. Kadang lo juga harus mentingin kepentingan bersama sekali-sekali, jangan mentingin diri lo sendiri aja," ujar Leo.

"Males itu kepentingan bersama emang?" tanya Scorpio.

"Bukan gitu maksud gue. Kata lo temen-temen circle lo itu penting. Jadi ya ngertiin mereka lah. Lo kan tau kemampuan temen-temen lo gimana. Jangan baru lo siap, lo langsung lupa sama keadaan temen-temen lo," kata Leo. "Lagian kalau lo dimusuhin satu kelas pasti kaga bakalan enak kan. Walaupun lo ga butuh mereka, tapi namanya juga manusia makhluk sosial, pasti lo harus komunikasi juga sama mereka, apalagi lo ketua kelas."

Ucapan Leo kali ini ada benarnya. Mungkin Scorpio memang terlalu egois di sini. Pasti ada beberapa anak juga yang sama seperti Scorpio. Sudah mempersiapkan diri untuk ulangan hari ini. Tapi karena melihat teman-teman yang lainnya belum siap, mereka jadi memakluminya dan tidak mengingatkan Pak Dadang.

"Pengalaman gue ni ya, kalau lo udah masuk satu circle, apa yang lo lakuin pasti bakalan ngefek juga ke circle lo. Gue yakin temen-temen lo pasti kena marah juga dari temen satu kelas," ujar Leo.

Gatra kali ini setuju sama Leo. "Yang dibilang Leo juga bener, Pyo. Gue juga kadang sering nurunin ego gue untuk orang-orang yang penting buat gue. Dan kalau emang temen-temen lo penting, apa salahnya sekali dua kali lo kayak gitu?"

Scorpio mengangguk-angguk mengerti. Walaupun Scorpio tak peduli dengan tanggapan teman sekelasnya, akan tetapi berbeda dengan Vanna, Nera dan Mori kan? Kalau memang Scorpio menganggap mereka sebagai orang terdekatnya, bukankah seharusnya Scorpio memperlakukan mereka dengan cara yang berbeda? Seharusnya Scorpio tidak menyamaratakan antara cara dia memperlakukan orang asing, dengan cara dia memperlakukan orang terdekat.

"Terus gue harus gimana?" tanya Scorpio bingung.

"Minta maaf sama mereka," kata Gatra.

"Formal bat minta maaf, ngobrol ae kaya biasa lagi, ntar juga baek lagi," ujar Leo.

"Maaf dulu, sebagai tanda kalau lo ngerasa bersalah sama mereka," ujar Gatra.

Leo mendengus, "ya udah makan dulu. Daritadi ga makan-makan," omel Leo.

"Gih makan," kata Gatra. "Nanti gue bantuin bilang ke mereka kalau emang lo gabisa ngomongnya."

"Jan lah, kasi dia nyelesaiin masalahnya sendiri. Jangan dimanja ntar tuman," ujar Leo.

Scorpio mendengus, "ngeselin lo!"

"Ya sapa suru buat masalah, selesaiin lah," ujar Leo.

"Udah, ini buku gue beresin dulu." Gatra merapikan buku serta kertas-kertas yang berserakan di hadapan Scorpio dan memindahkannya ke hadapannya.

"Makasi, Tra," ucap Scorpio.

Leo mendorong piring makanan Scorpio kembali ke hadapan gadis itu. "Nih, makan."

"Iya, bawel!"

"Tu kan giliran gue, selalu begitu," keluh Leo.

Gatra tertawa pelan. "Nasib bro."

"Dih, sok deket lu," kata Leo.

"Gausa sok jago, di Brajas gue senior lo," ucap Gatra.

Mendengar itu membuat Leo kicep.

"Tu kan mampus, sok jagoan sih," ledek Scorpio.

"Becanda bang, becanda," ucap Leo sambil menepuk-nepuk pundak Gatra. "Galak amat dah, slow dong slow."

Gatra terlekeh, "gue juga becanda, Le. Tegang amat," ledek Gatra.

Leo mendelik, "anjing, ngeselin," umpat lelaki itu.

Scorpio jadi ikutan tertawa melihat interaksi mereka berdua. "Lucu ih kalian, cocok deh," ujad Scorpio.

Leo dan Gatra menatap Scorpio horror.

"Cocok pala bapak kau," ucap Leo.

"Gue cocokan sama lo kali, Pyo," kata Gatra.

Kini Leo menatap horror ke arah Gatra. "Kalau masalahnya ini gue ga peduli mau lo senior atau kaga, lawan mah kalau kata gue," ucap Leo.

"Main santai aja," ujar Gatra.

"Alah, tikungan tajam bos!"

"Bahas apaan sih?" tanya Scorpio bingung.

"Lo ga perlu tau," ucap Leo dan Gatra secara bersamaan.

"Tuh kan kalian cocok," ujar Scorpio.

"Kaga!"

[] [] [] []

Oke jadi di part ini sama sebelumnya, aku sengaja nunjukin sifat buruknya Scorpio. Bukan sifat buruk si menurutku, tapi sifat egois dia yang ngebuat banyak orang jadi gasuka sama dia.

Kalian pasti punya kan temen-temen yang rajinnya kebangetan terus jadi ga disukain sama satu kelas. Nah Scorpio itu kayak gitu. Banyak yang gasuka sama dia karena itu.

Di sini aku bukannya sengaja buat kalian biar benci Pyo. Aku cuma mau nunjukkin sifat Scorpio yang lain. Aku gamau ngebuat pemeran utama selalu bener di sini, karena setiap tokoh di sini punya positif negatifnya.

Scorpio itu sama kayak kalian, sama-sama tokoh utama. Bedanya Scorpio tokoh utama di cerita ini, sedangkan kalian adalah tokoh utama di kehidupan kalian. Nah, itu sebabnya biasanya readers ngedukung banget tokoh utama, karena pas baca pasti kalian jadi ngerasa masuk
ke dalam cerita dan ngerasa tokoh utama itu adalah kalian.

Maka dari itu aku gamau ngebuat Scorpio sempurna tanpa cela, aku mau nunjukin kesalahan-kesalahan Scorpio, karena tokoh utama pun juga bisa salah. Kalian pun bisa salah. Dan aku sendiri juga pasti bisa salah.

Karena itu kalau kedepannya ada masalah, jangan cuma nyalahin orang lain. Coba liat dari sudut pandang mereka, pasti keliatan deh kesalahan-kesalahn kita. Berkaca dan memperbaiki diri itu ga ada salahnya kan? Ketimbang terus menerus nyalahin orang lain.

Oke sekian dulu ceramahnya. Inget ambil positifnya buang negatifnya.

Spam komennya jangan lupa biar misi 4 kali update ku terjalankan untuk hari ini.

800 komen deh buat next, biar cepet🐣

28-10-2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro