[30] Gue Takut

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Cieee yang nungguin aku update🥰

Tenang sayang, aku ga lompat update kok hari ini, cuma aku kayaknya bakalan kembali update dengan normal, sehari sekali, atau kalau kalian bener-bener antusias aku bakalan update dua kali sekali. Biar konsisten aja gitu updatenya. Takutnya kalau pas lancar aku push terus, ntar tiba-tiba stuck ditengah.

Oke sebelum itu aku mau nanya, yang palinh kalian tunggu-tunggu dari cerita ini tu scene yang mana?

1. Romance

2. Action

3. Konflik

4. Gatra, Leo, Scorpio kumpul

Tolong dijawab ya budak barbarku. Ya udah kalau gitu jangan lupa pencet vote dan komen sepanjang cerita ini, skuyyy gas ke cerita🐣

[] [] [] []

DESCENDANTS OF THE MAFIA
"Kadang kata maaf saja sudah cukup untuk menenangkan seseorang."

[] [] [] []

"JADI gue ntar mau ketemu sama anggota yang udah lama di Brajas, bareng anak-anak lain yang baru gabung," ujar Leo. "Semacam perkenalan gitu lah."

Posisinya mereka berdua saat ini masih sedang berada di dalam mobil, di depan rumah Scorpio.

Mendengar hal itu pun membuat Scorpio khawatir. Kali ini ia benar-benar khawatir. Kemarin-kemarin saja Leo sampai melukai dirinya sendiri karena senior-seniornya itu, apalagi sekarang. Entah hal aneh apa lagi yang akan mereka lakukan.

Scorpio takut jika ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada Leo. Walaupun Scorpio masih mengelak, akan tetapi Scorpio pasti bisa merasa ada sesuatu antara dirinya dengan Leo. Apalagi setelah semua hal yang Scorpio dan Leo lewati bersama. Entah itu pertengkaran mereka ataupun insiden di Penginapan Sederhana waktu itu.

"Muka lo kenapa gitu?" tanya Leo. "Udah santai aja woi, gue kaga bakalan mati," ujar Leo dengan nada bercanda.

"Gue ikut." Tidak, Scorpio tidak meminta ijin, dia memang harus ikut.

"Kemana? Klub?" tanya Leo.

Scorpio mengangguk yakin.

"Kaga boleh," tolak lelaki itu.

"Gue ga minta ijin lo," ujar Scorpio.

"Gue ga bakalan nganterin lo," kata Leo.

"Gue bakalan tetep dateng."

"Gue ga mau."

"Ya gue mau!"

Leo berdecak, "ya udah gini gue tanya, lo mau ngapain dateng ke klub?" Leo menghadap ke arah Scorpio. Memandang gadis itu lekat-lekat. Dan menahan tangannya di kursi penumpang yang saat itu diduduki Scorpio.

"Mau liat aja, lo bakalan ngapain di sana sama Gatra," ujar Scorpio. Tatapannya terlihat begitu khawatir.

"Gue ga bakalan ngapa-ngapain."

"Terakhir gue di sana, gue ngeliat orang dibunuh, Le," ujar Scorpio, mata gadis itu kini terlihat berkaca-kaca. Sepertinya Scorpio sudah lama memendam ketakutannya ini sendirian. Lagian tidak mungkin bagi Scorpio untuk tidak merasa trauma setelah insiden di klub waktu itu. Terlebih lagi kejadian itu begitu nyata baginya, bahkan darah orang yang ditembak itu mengenai rambut Scorpio.

"Kok nangis?" tanya Leo dengan lembut.

Scorpio menggeleng sambil menutup wajahnya. Leo menarik selembar tisu pada kotak tisu yang ada di mobilnya. Lelaki itu memberikan tisu tersebut pada Scorpio yang sudah mulai menangis di hadapannya.

"Gue sebenernya masih takut, Le," kata Scorpio. "Waktu pulang dari sana, pas gue keramas, gue liat darahnya luruh dari rambut gue." Isak tangis Scorpio pun pecah.

Leo tak mengira gadis di hadapannya akan mengatakan hal itu. Leo kira Scorpio sudah biasa-biasa saja akan kejadian waktu itu, mengingat sikap Scorpio yang terlihat begitu normal. Leo juga hanya sekedar mendengar kejadian itu dari mulut ke mulut. Kalau ada beberapa oknum yang menyerang klub Brajas saat malam itu. Leo tak tahu bahwa hal yang menurutnya biasa, akan berdampak sangat besar kepada Scorpio.

Mungkin ini keahlian dari seorang Scorpio. Gadis itu bisa menutupi kerapuhan dalam dirinya dengan segala tameng yang ia bangun. Scorpio sama sekali tak ingin memberikan celah bagi siapapun untuk melihat sisi lemahnya dia. Maka dari itu ia hanya menunjukkan sisi berani, sisi nekat dan sisi jagonya dia di depan orang lain.

Namun sepertinya masalah yang satu ini terlalu berat untuk mental Scorpio. Ditambah lagi Scorpio sedang ada masalah dengan lingkungan sekolahnya, yang membuat Scorpio makin tersudutkan. Dan kini emosi gadis itu kebetulan pecah di hadapan Leo.

Dan Leo bingung harus bersikap seperti apa menghadapi Scorpio yang seperti ini.

Leo tanpa sadar menarik Scorpio ke dalam pelukannya. Menepuk-nepuk punggung gadis itu pelan, berusaha menenangkan Scorpio yang kini tengah menangis di hadapannya. "Maaf ya, karena lo jadi harus ngeliat itu," ujar Leo dengan lembut. Ini memang kebiasaan aneh dari seorang Leo. Lelaki itu terbiasa meminta maaf saat sedang menenangkan seseorang.

Tapi kata maaf itu cenderung lebih bisa menenangkan seseorang, ketimbang kalimat-kalimat penyemangat lainnya. Karena ketika seseorang berada di dalam sebuah masalah, mereka akan cenderung ingin menyalahkan orang lain. Dan kata maaf yang diucapkan oleh orang lain itu membuat seseorang yang sedang berada di dalam masalah jadi jauh lebih tenang.

Leo mengeratkan pelukannya ketika bahu Scorpio makin bergetar. Ia mengelus rambut gadis itu dengan lembut berharap Scorpio akan tenang. Mungkin Leo sudah ahli dalam menenangkan wanita yang menangis, makanya tak butuh waktu lama untuk Scorpio bisa kembali tenang. Leo pun melepas pelukannya dan kembali menatap wajah gadis itu. Mata Scorpio basah karena abis menangis. Tapi Leo merasa Scorpio terlihat begitu manis saat seperti ini. Saat gadis itu menunjukkan sisi lemahnya.

"Ngapain sih gue nangis depan lo?" Scorpio mulai menyadari kebodohannya itu. Ia menghapus airmatanya dengan tisu yang diberikan Leo tadi.

"Udah santai aja. Lagian ga baik yang begitu-begitu dipendem sendiri," ujar Leo. "Kalau ada apa-apa cerita aja sama gue."

"Malu ah," ucap Scorpio.

"Masih kebayang? Kejadian di sana?" tanya Leo.

Scorpio mengangguk, "masih susah tidur gara-gara itu."

"Ga bilang sama siapa-siapa?" tanya Leo.

Gadis itu menggeleng, "ga biasa cerita ke orang-orang," ujarnya.

Leo berdecak, "ya setidaknya cerita sama orang terdekat lo. Pak Omar kan ada."

"Nggak, nanti Pak Omar ngamuk kalau denger itu. Gue gamau bikin Pak Omar khawatir terus malah jadi emosi," kata Scorpio.

"Terus temen-temen lo— oh iya lupa lo lagi dijauhin mereka," ujar Leo.

"Tapi sama mereka emang ga pernah cerita juga," kata gadis itu.

"Sama Gatra?"

"Gue belum sepercaya itu buat cerita sama dia," ujar Scorpio.

"Berarti sama gue udah percaya?" Nada suara Leo terdengar senang.

"Nggak juga. Kan ini kelepasan," ucap Scorpio.

"Yah, baru juga seneng," keluh Leo. "Tapi mulai sekarang cerita aja ke gue. Gue ga bakalan komen apa-apa kalau emang lo ga nyaman dengerin tanggepan orang lain. Gue cuma bakalan stay buat dengerin lo doang," kata Leo.

"Iya kalau bisa."

"Terus kenapa mau ikut ke klub? Ga takut?"

"Takut."

"Ya udah jangan."

"Gue cuma mau mastiin kalau kalian berdua ga kenapa-kenapa di sana. Karena gue takut kalau yang kayak gitu kejadian lagi," ujar Scorpio.

"Gue ga bakalan kenapa-napa Piyo, si Gatra apalagi. Kita berdua bisa jaga diri masing-masing," kata Leo.

"Tapi tempat yang kalian datengin itu bahaya!"

"Ya udah oke, lo ikut gue," ujar Leo pada akhirnya. "Tapi nanti jangan ikut campur sama apapun yang terjadi di sana."

Scorpio mengangguk.

"Masih pengen nangis lagi ga?" tanya Leo.

"Nggak, udah lega."

"Kalau ga bisa tidur lagi, telpon gue aja," ujar Leo. "Gue bakalan temenin, malem-malem juga bakalan gue temenin."

Mendengar ucapan Leo membuat Scorpio merasa makin tenang berada di dekat lelaki itu. Tapi di sisi lain ia takut dengan perasaannya sendiri. Karena setelah merasa nyaman, akan ada perasaan lain yang akan menyusul. Dan Scorpio masih belum siap dengan hal itu.

Melihat Scorpio yang tak kunjung membalas perkataannya, membuat Leo kembali buka suara. "Ya udah gih sana masuk rumah, siap-siap. Jam sepuluh ntar gue jemput," kata Leo. "Pake baju yang ketutup, jangan kayak waktu itu."

"Iya."

[] [] [] []

Sebenarnya aku ga ada niatan buat bikin scene ini. Aku maunya di part ini tuh udah langsung nyeritain di klub aja. Eh tapi pas ngetik malah melencenh jauh dari yang aku rencanain, terus mana words yang keketik itu banyak lagi.

Aku awalnya dilema mau buang scene ini atau gimana. Tapi akhirnya aku publish scene ini sebagai bagian cerita. Semoga scene ini jadi ga ngulur-ngulur cerita dan ngebuat kalian malah bosen🥺

Seriusan liat antusias kalian yang besar, aku tu takut malah jatuhin antusias kalian terhadap cerita ini😭

Pokoknya gitu lah, semoga scene ini ga nurunin niat kalian buat lanjut baca cerita ini. Jangan tinggalin akuuuu🥺😭💔

1000 komen for next part ya💝

29-10-2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro