[35] Sudut Pandang Mori

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Yowyow pakabs bubarku🥰

Mari absen dulu, sebut umur kalian di sini yaww🐣

Part kali ini akan menguras otak kritis kalian, siapkan jiwa dan raga klean. Dan part ini juga berisi sindiran tajam, untuk menusuk aku, kamu dan semuanya. Pilah, pilih, saring, cerna perkataan di sini baik-baik 🐥

300 VOTE AND 1K KOMEN FOR NEXT

Jadi jangan lupa buat pencet bintang di pojok kiri bawah, biar cerita ini bisa dilanjut yaw. Ayo siders kluarkan sedikit akhlakmu buat mencet itu bintang di pojok kiri bawah😡🔥

Skuy lah gas ke cerita!

[] [] [] []

DESCENDANTS OF THE MAFIA
"Solidaritas hanya milik kaum mayoritas."

[] [] [] []

MORI Bethany Carabella. Siapa sih yang nggak kenal gadis satu ini? Si cantik dengan kemampuan otak di atas rata-rata. Si serba bisa. Si anak konglomerat. Si kebanggaan para guru. Si yang paling bersinar. Pokoknya sempurna deh.

Tapi itu dulu, karena gadis itu memutuskan untuk merubah jati dirinya. Menutupi semua hal yang mereka bilang sempurna itu. Dan Mori tak ingin semua itu kembali ada didirinya. Tak lagi, sudah cukup semua beban itu ia bawa.

Menjadi sempurna? Apakah kamu pikir semenyenangkan itu? Mungkin dulu Mori merasa senang. Karena ia selalu menjadi pusat perhatian. Selalu dipuji sana-sini. Kehadirannya seolah-olah bagai sesuatu yang sangat dinantikan.

Tapi ... tidak selamanya hal itu terasa menyenangkan. Sampai semua pujian itu berubah menjadi celaan. Pelan-pelan satu persatu tatapan kagum berubah menjadi tatapan kebencian. Kehadiran yang dulunya dinantikan, kini tidak ada lagi, semuanya ingin si sempurna ini pergi.

Mori dibenci, awalnya hanya oleh satu orang, kemudian satu kelas dan akhirnya satu sekolah. Semua orang jadi iri padanya, karena saking sempurna sosok Mori yang digambarkan. Tidak, mereka tidak membenci Mori hanya karena merasa iri, melainkan sikap Mori yang jadi lupa diri.

Menjadi semena-mena karena merasa yang lain pasti akan menerimanya. Menjadi serba pintar karena merasa diri serba bisa. Mulai merendahkan karena diri jauh di atas. Selalu meremehkan usaha orang lain.

Menjadi sempurna membuat Mori lupa, bahwa tak akan ada yang sempurna di dunia ini. Kesempurnaannya hanyalah ilusi semata. Ilusi dirinya dan orang sekitar.

Terlalu diagungkan membuat Mori menjadi arogan tanpa ia sadari. Mori sudah berdiri terlalu tinggi sehingga merasa paling hebat. Dan tentunya hal itu membuat satu persatu orang-orang mulai pergi. Menjauh dari sosok Mori yang sulit digapai.

Sehingga Mori akhirnya sendiri, dengan ilusi sempurnanya.

Sejak saat itu Mori memutuskan untuk mengubah dirinya. Naik tingkat ke SMA, ia benar-benar membuang semua hal yang bisa ia buang. Kepintarannya, kecerdasannya, sikap arogannya dan sinar yang ia miliki.

Mori membuang semua hal yang membuatnya menjadi tokoh utama.

Mori hanya ingin menjadi pemeran sampingan, karena ia takut ditinggal sendiri.

Dan jadilah Mori yang saat ini. Mori si teman Scorpio.

Walaupun kepintaran dalam dirinya sudah dibuang, tentu kecantikan dan kekayaan gadis itu tak bisa dibuang. Maka Mori bersembunyi di balik Scorpio. Membiarkan sinarnya ditutupi oleh Scorpio.

"Ini buat lo." Daniel memberikan sebuah kotak berwarna putih yang dibalut dengan pita merah.

Mori menerima kotak tersebut, "untuk apa?"

"Hadiah buat lo, gue dari lama udah suka sama lo," ujar Daniel. Lelaki itu kemudian pergi dari sana.

"Seriusan? Itu Daniel si anak basket itu?" tanya Nera histeris saat melihat punggung lelaki itu menjauh.

"Lo ngapain sama dia?" tanya Vanna.

Nera menarik kotak yang ada di tangan Mori, "dia naksir sama lo?" tanya Nera dengan tatapan tak percaya.

Sial. Mori tak menginginkan hal ini kembali terulang. Dengan cepat Mori menggeleng, "yakali sama gue," ujarnya. "Dia nitip itu, buat Pyo."

Scorpio yang sejak tadi terdiam pun menoleh, "buat gue?" tanyanya dengan nada bingung.

"Iya, buat lo," jawab Mori. Gadis itu kemudian mengambil kotak tersebut dan memberikannya ke Scorpio. "Katanya suka sama lo."

"Scorpio mah emang yang paling laku," ujar Nera dengan nada sinis.

Lihat. Semua kemarahan itu kini diberikan kepada Scorpio. Bukan kepadanya.

"Terus kakel kemarin mau digimanain, Pyo?" tanya Vanna.

Oh, iya, ini bukan pertama kalinya Mori melakukan hal itu. Kakak kelas kemarin juga ulahnya.

"Keduanya paling digas sama dia," ledek Nera.

"Nggak, yang kemarin hadiahnya udah gue balikin," ujar Scorpio. "Ini juga gue mau balikin, gue ke sana bentar," kata Scorpio sambil berjalan menyusul lelaki bernama Daniel itu.

Nera tertawa sinis, "songong banget si dia mentang-mentang laku, seenaknya banget mainin perasaan orang," gerutu Nera kesal.

"Apasih bagusnya Scorpio?" Vanna bergumam pelan, namun Mori masih bisa mendengarnya.

Tatapan marah itu. Ucapan sinis itu. Perasaan iri itu. Semuanya kini tertuju pada Scorpio, bukan kepadanya. Karena apa? Karena kini Scorpio pemeran utamanya, bukan dirinya.

Selain itu, Mori juga berusaha sekuat tenaga agar dirinya disukai oleh semua orang. Dan pelajaran yang dapat ia petik dari pengalaman yang sebelumnya adalah; tidak ada orang yang bisa menerima kita apa adanya, jadi berusahalah menunjukkan sisi terbaik kita di depan mereka jika ingin disukai. Tapi ingat, sisi terbaik itu tidak boleh membuat orang-orang iri padamu. Jika begitu, maka semua orang akan dekat denganmu, tanpa terkecuali.

"Mor, liat deh." Yasmin mendekat sambil menunjukkan gelang yang baru saja dia beli. "Gue dikasi ini lho sama abang jauh yang kemarin gue ceritain!" seru gadis itu heboh.

Senyuman Mori langsung terbit dibibirnya. "Ih, seriusan? Gemes banget," ujar Mori.

"Iya kan? Gue juga mikir gitu," ucap Yasmin. "Gue awalnya mau nolak tau, gara-gara ini gelang pasti mahal."

"Iya, mahal itu, gue minta sama papa yang merk itu ga pernah dikasi." Bullshit, Mori memiliki hampir semua set dari toko tersebut.

"Masa sih? Keluarga lo kan kaya," ucap Yasmin tak percaya.

"Gue ga sekaya itu kali," ucap Mori. "Kemarin aja uang bulanan gue harus dipotong karena ada beberapa masalah di perusahaan papa gue."

Jika biasanya orang-orang merendah untuk meroket, tapi ini tak berlaku untuk seorang Mori. Ia merendah untuk menaikkan derajat seseorang.

"Yah, tapi gapapa kan?"

"Iya gapapa," jawab Mori.

"Syukur deh," ucap Yasmin. "Eh, gue keluar dulu ya, pacar gue nungguin." Yasmin kemudian berjalan menuju pintu kelas.

Sepeninggalan Yasmin, Stefani mendekat, "lo kenapa baik gitu sih? Udah tau si Yasmin emang mau pamer, masih aja ditanggepin," gerutu Stefani kesal.

Mori tersenyum, "biarin aja."

Stefani tertawa pelan, "bisaan ya lo, Mor. Gue kan tau kalau bokap lo punya perusahaan yang sukses abis, mana mungkin lah perusahaan bokap lo bermasalah. Orang kemarin aja perusahaan bokap lo sama bokap gue bangun kerjasama."

"Tau aja lo."

"Tau lah! Gedeg gue liat gayanya si Yasmin, norak kayak baru pertama liat gelang begitu aja," ujar Stefani kesal.

Mori mengangguk, "padahal gue udah bosen sama gelang yang model kayak gitu."

"Sama anjir, gue udah males liatnya di rumah, pengen gue beresin semuanya, mau ganti sama yang baru," ujar Stefani. "Temenin gue gimana? Belanja besok."

Besok Mori ada acara.

"Temenin ya? Lo kan baik," ujar Stefani.

Lo kan baik. Kata-kata itu terngiang-ngian mengisi kepala Mori.

Mori akhirnya mengangguk, "gas lah kita shopping!"

"Emang ya lo itu best banget!" seru Stefani.

Mori membalasnya hanya dengan senyuman. Stefani sebenarnya tidak dekat dengan Mori, hanya sebatas teman sekelas yang saling kenal. Tapi gadis itu sering kali mengajak Mori untuk berbelanja. Tujuannya sudah pasti agar yang lain tahu bahwa Stefani tak kalah kaya dari Mori. Dan Stefani bisa membeli apapun yang Mori pakai.

Mori menyadari hal itu. Bahkan Mori sadar bahwa Stefani sering kali mengikuti gaya berpakaiannya. Tapi bagi Mori tak masalah. Itu malah akan mempermudah dirinya. Biarlah jika yang lain ingin mengambil semua kelebihan yang Mori punya. Mori dengan senang hati akan memberikannya. Karena Mori hanya ingin menjadi orang biasa saja sampai masa SMA-nya selesai nanti. Itu sudah cukup membuat Mori senang, selama dirinya tak ditinggal sendiri.

Kehadiran Scorpio cukup membuat sinar Mori tertutupi. Semua yang Mori alami dulu, kini Scorpio lah yang mengalaminya.

Scorpio si cantik. Scorpio si pintar. Scorpio si kaya. Namun tentunya juga, Scorpio si arogan.

Melihat Scorpio mengingatkan Mori pada dirinya di masa lalu. Dengan melihat Scorpio, membuat Mori tersadar betapa menyebalkan sifat serba bisanya waktu itu. Namun, melihat Scorpio juga membuat Mori tersadar. Bahwa dirinya tak bisa sepenuhnya disalahkan. Karena ada kalanya dimana Scorpio tidak salah, namun karena dia serba bisa, membuatnya terlihat seperti sok jago.

Sama seperti halnya kejadian saat ulangan fisika waktu itu. Dari sudut pandang Mori, Scorpio tidak salah. Dia mempertahankan hak-haknya. Tidak, dia tidak menidas hak orang lain. Scorpio hanya berjalan mengikuti aturan yang ada.

Yang dimaksud aturan di sini adalah jika ada ulangan, ya belajar bukan malah rebahan sambil main hape.

Nilai tidak penting? Tidak dibawa mati? Tidak bisa dijadikan tolak ukur? Jangan munafik kalau dapat nilai di bawah KKM saja masih sering ngomel-ngomel sendiri. Kalau malas, ya malas aja, jangan banyak cari alasan. Apalagi malah menyalahkan orang lain.

Orang-orang bilang Scorpio tidak solid dengan kawan sekelasnya.

Solidaritas? Antar kelas? Itu adalah omong kosong terbaik yang pernah Mori dengar. Nyatanya selama ia menjadi lain dari yang lain, ia sama sekali tidak pernah merasakan solidaritas itu.

Mungkin maksud mereka itu solidaritas untuk kaum mayoritas. Minoritas? Tetap, harus ikut aturan! Tidak ikut? Maka kamu dikucilkan.

Kaum mayoritas pada kejadian di sini adalah anak kelas yang malas-malasan saat ada ulangan. Dan minoritasnya adalah kaum seperti Mori dulu, dan juga Scorpio. Yang belajar dan berusaha keras untuk mendapatkan nilai bagus.

Tapi bukankah semua orang tak punya otak sepintar Mori ataupun Scorpio? Ada beberapa yang berusaha belajar keras, namun tak dapat memahami pelajaran. Dulu, Mori sempat memikirkan hal itu, hingga membuat perasaan bersalah menyerang dirinya. Namun, setelah ia menjadi sama seperti yang lainnya, ia sadar akan satu hal. Yang berteriak paling keras adalah mereka yang tidak berusaha sama sekali.

Mereka yang ingin hasil sempurna, namun tidak mau bekerja keras. Dan jika semua itu tidak tercapai, menyalahkan yang sempurna adalah jalan keluarnya.

'Menyalahkan orang lain untuk
merasa benar adalah jalan ninjaku'

Mungkin sebagian orang masih menampik fakta ini. Bahwa kepentingan bersama ada bukan untuk kepentingan semua orang. Mereka hanya menjunjung rasa kebersamaan untuk orang yang sama. Dan yang berbeda harus dipaksa masuk dalam rasa kebersamaan itu. Seolah perasaan yang mereka rasakan sama, padahal nyatanya tidak.

Dan di sinilah Mori, memilih jalur untuk menjadi 'orang yang sama' itu. Meninggalkan kesempurnaan yang membuatnya berbeda. Agar dia bisa menikmati rasa solidaritas yang digaungkan semua orang. Ternyata menjadi sama jauh lebih mudah daripada menjadi beda.

Dan kalian. Kalian berada diposisi mana?

Di posisi berbeda kah? Atau di posisi sama?

Di posisi mayoritas kah? Atau di posisi minoritas?

Di posisi menyatu dengan lingkungan yang telah terbentuk? Atau di posisi menjauh dari lingkungan tersebut?

Apapun posisi yang kalian pijaki, pasti posisi itu sama-sama ada kekurangannya. Sama seperti Mori, dengan posisinya saat ini, ia masih merasakan kekurangan itu. Hak-haknya jadi diatur oleh sekitar. Keinginannya jadi terkekang. Dan kebebasannya jadi direnggut.

Namun, itu tak masalah asalkan dirinya tak sendiri.

Jika kamu adalah Mori, kamu lebih memilih yang mana?

Bebas tapi ditinggalkan.

Atau terkekang dalam kebersamaan.

[] [] [] []

🤔TAU GA SIH?🧐

1. Kalau ga ada Scorpio, Mori bakalan jadi pemeran utama di cerita ini

2. Leo pernah tertarik sama Mori🐣

3. Ada satu orang yang tahu semua tipu muslihat yang Mori buat; Vanna🥺

4. Hidup Vanna penuh tekanan🙊

[] [] [] []

Gimana sudut pandang Mori? Kritis banget ya pemikirannya. Namanya juga orang pinter, kelasnya beda cuy.

Coba sini yang pengen berpendapat atas pemikiran Mori, dan segala-galanya tentang Mori. Untuk waktu dan tempatnya aku
persilahkan🐣

Selanjutnya, masih ada dua temen Scorpio yang bakalan aku ulas. Penasaran ga?

Kalau penasaran pastiin untuk pencet tombol bintang woi! Astaga susah banget disuruhnya, apa perlu kubuatkan klean tutorial vote cerita di wattpad? Lagian ga rugi mencet tombol gitu doang, hadehhh ... ini bukan cerita bokep yang kalau dibaca harus sembunyi-sembunyi🙊 Maap dari kemarin jiwa barbarku kluar sangat

300 VOTE SAMA 1K KOMEN, KUTUNGGU SAMPE BERHASIL YAW KLEAN🔥

02-11-2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro