Devil Beside You | 3.3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Suasana kampus Naeun berubah riuh ketika mendapati sosok Naeun yang terlihat turun dari motor milik Daniel. Naeun sendiri sebenarnya tidak nyaman dengan hal tersebut, karenanya ia pun buru2 berlari ke kelas dan mengabaikan sosok Daniel yang mengantarnya pagi ini. Melihat tingkah calon kakak tirinya, Daniel pun merekahkan senyum lebar di wajahnya.

"Wuah...apa hari ini matahari terbit dari barat?" Suara Daehwi seketika merusak kebahagiaan Daniel.

Senyum manis yang semula terpatri di wajahnya pun sirna, berganti tatapan datar yang mengintimidasi.

"Kenapa kau bisa bersama dengan Naeun sunbae?" Bukan Daehwi,  melainkan Woojin yang bertanya pada Daniel.

"Memangnya kenapa kalau aku bersama dengannya?" Balas Daniel.

"Ya tidak kenapa2, hanya saja...aku sedikit bingung, kenapa Naeun sunbae turun dari motor kesayanganmu ini" Jelas Woojin sambil memukul pelan motor milik Daniel.

"Aku juga penasaran dengan itu, sebab...kau bukan orang yang mengizinkan orang lain menaiki motor kesayanganmu ini kan?" Sungwoon ikut berujar sambil melempar senyum miringnya pada Daniel.

"Dia itu bukan orang lain, karena itu aku mengizinkannya naik di atas motorku"

"Bukan orang lain?" Seperti koor Sungwoon, Woojin dan Daehwi berujar bersamaan.

"Kalau memang dia bukan orang lain, lantas Naeun sunbae itu siapamu?" Tanya Woojin.

Daniel tak langsung menjawab, pria Kang itu berpura2 memasang pose berpikir.

"Naeun sunbae itu calon kakak tirinya Daniel"

Entah sejak kapan dan darimana, tahu2 Namjoo sudah berujar menjawab pertanyaan Woojin barusan.

"Calon kakak tiri?" Daehwi membeo.

"Kenapa aku tidak tau?" Timpal Sungwoon.

"Aku juga" Woojin tak mau kalah.

Daniel diam, memandang Namjoo yang juga tengah memandangnya.

"Kenapa kau tak menceritakan hal ini pada kami Daniel?" Tanya Daehwi yang melihat Daniel hanya diam.

Pandangan Daniel pun mengarah pada Daehwi.

"Aku tak membahas ini, karena menurutku ini bukan hal penting" Jawab Daniel lantas berlalu begitu saja meninggalkan teman2nya disana.

*

"Jadi kau semalam menginap di rumah Daniel?" Tanya Bomi dengan raut wajah yang nampak histeris.

Naeun pun segera membungkam bibir Bomi, sembari melirik sekilas pada sosok Jaehwan yang duduk tak jauh dari mereka.

"Kecilkan suaramu, Jaehwan bisa mendengarnya nanti" Tukas Naeun kemudian.

"Memangnya kenapa kalau dia mendengar?" Kali ini bukan Bomi, namun sosok Eunjilah yang buka suara.

"Dia kekasihmu, jadi dia berhak tahu keberadaanmu" tambah Eunji lagi.

"Tapi dia bisa salah paham nanti dan aku tak suka itu"

"Dia takkan salah paham, kalau memang tak ada yang coba kau sembunyikan darinya" Balas Eunji masih coba membela Jaehwan.

Mendengar ucapan dari Eunji, Naeun pun bungkam. Entah kenapa pikirannya justru kembali mengingat ciuman panas yang ia bagi dengan Daniel semalam.

"Atau....memang ada yang kau sembunyikan?" Eunji mulai curiga saat melihat ekspresi yang ditunjukan oleh Naeun.

"Ti...tidak" Sanggah Naeun cepat "memangnya apa yang bisa aku sembunyikan..hahahahaha" tambah Naeun sambil mengurai tawa hambar.

Rasa curiga Eunji pun kian bertambah melihat sikap Naeun. Terlihat dari tatapan mata yang gadis Jung itu layangkan pada sang sahabat.

"Oh ya, aku harus ke perpustakaan. Ada buku yang ingin kupinjam" Mencoba menghindari tatapan penuh selidik dari Eunji, Naeun memilih berlalu meninggalkan kedua sahabatnya.

Kaki jenjangnya ia ayunkan cepat menuju perpustakaan, lantas bersembunyi di salah satu rak yang ada di sana.

"Bagaimana ini?" Naeun berujar sendiri sambil mengusap dadanya yang bergemuruh.

"Apa yang harus aku lakukan?" Tanyanya lagi dengan nada suara syarat frustasi

Flashback on

"Kenapa kau tak menghindar?" Tanya Daniel setelah melepas ciuman panjangnya dari bibir Naeun.

Naeun diam, tak bisa menjawab pertanyaan yang pria Kang itu lontarkan.

"Kau juga tak menolak saat aku menciummu, bahkan..." Ibu jari Daniel mengusap bibir Naeun lembut.

"Kau membalas ciumanku"

Masih tak ada balasan dari Naeun, ia seperti kehilangan kemampuan bicaranya kini.

"Apa artinya ini? Apa kau mulai menyukaiku?"

"Mo...molla" Naeun akhirnya buka suara, setelah membiarkan Daniel tenggelam dalam rasa penasarannya.

"Jadi kau belum tahu perasaan yang kau rasakan?" Tanya Daniel yang dibalas gelengan Naeun.

"Baiklah, kalau begitu kau bisa memikirkannya dulu. Bila kau sudah yakin dengan perasaanmu, datanglah padaku" Tukas Daniel, lantas merengkuh tubuh Naeun dalam pelukannya.

Flashback end

"Apa ada sesuatu?"  Suara Jaehwan menyentak lamunan singkat Naeun.

Gadis Son itu pun menoleh dan mendapati sosok Jaehwan yang sudah berdiri di sampingnya.

"Ja...Jaehwan-a, kau...kenapa bisa ada disini?"

"Kenapa? Apa seorang kekasih tak boleh menyusul kekasihnya?"

Ada aura berbeda yang Naeun rasakaan saat Jaehwan menyelesaikan kalimatnya dan hal tersebut, membuatnya semakin merasa gugup.

"Aku cemas padamu, karena sikapmu terlihat begitu berbeda" nada suara itu tidak seperti yang sering didengar Naeun, seolah ada sesuatu yang aneh dari intonasi suara Jaehwan namun Naeun tak mengerti apa itu.

"Apa ada yang kau sembunyikan dariku? Atau...ada sesuatu yang terjadi diantara kau dan Daniel?"

"Ja..Jaehwan-a" Naeun mulai tak nyaman dengan sikap yang Jaehwan tunjukan.

"Kumohon jangan menatapku seperti itu, kau...tidak seperti Jaehwan yang kukenal jika seperti ini" Pinta Naeun sedikit memelas.

"Memangnya Jaehwan seperti apa yang kau kenal?" Sarkas Jaehwan.

"Seperti apa Jaehwan yang ada dipikiranmu?" Lanjut Jaehwan lagi.

Bukan menjawab, Naeun justru hanya bisa terdiam. Ia bahkan berusaha menggeser tubuhnya guna menjauhi Jaehwan, namun tangan pria Kim itu justru menahan penggerakan Naeun.

"Jaehwan sakit" Keluh Naeun merasa cengkraman tangan Jaehwan di lengannya terlalu kuat.

Bukan perduli dengan hal itu, Jaehwan justru semakin mengeratkan cengkramannya dilengan sang kekasih. Naeun terlihat meringis, menahan sakit di lengannya juga rasa takut yang ia rasakan.

"Aku mencarimu dimana2, tapi ternyata kau disini" Suara Daniel seperti malaikat penyelamat untuk Naeun.

Langsung saja Naeun menoleh pada Daniel yang sudah berjalan mendekat kearah Naeun dan juga Jaewhan.

"Kau melupakan ini tadi" Daniel mengarahkan kotak bekal kepada  Naeun.

"Aku bisa terkena masalah, jika aku tak memberikan ini padamu" Daniel masih berujar pada Naeun, namun arah pandangannya justru tertuju pada Jaehwan.

Cukup sadar dengan hal tersebut, Jaehwan pun menarik sebuah senyum sinis di wajahnya.

"Kurasa sekarang aku mengerti, dimana posisiku" Dengan suara bergetar menahan marah, Jaehwan berujar pada Naeun.

Tak ada balasan apapun dari Naeun, membuat Jaehwan semakin merasa kecewa.

"Kurasa kita memang tak ditakdirkan untuk menjadi sepasang kekasih. Karena itu..." Jaehwan berusaha menekan rasa sakit yang dirasakan di tenggorokanya. "...kita akhiri saja ini" lanjutnya kemudian berlalu meninggalkan Daniel juga Naeun.

Langkah Jaehwan sempat terhenti sesaat, ketika melihat sosok Eunji yang juga sudah ada disana. Namun seolah tak ingin gadis Jung itu kemali merubah keputusannya, Jaehwan memilih tetap melangkah pergi.

"Naeun...apa kau tak mau mengejar Jaehwan?" Tanya Eunji sembari mendekat pada Naeun.

Naeun menggelengkan kepalanya, membuat wajah Eunji berubah heran.

"Kenapa?" Tanya Eunji "Bukankah dia kekasihmu?"

"Kami sudah berakhir Eunji-ya, kau sudah dengar sendiri kan tadi?"

"Ya! Ini hanya keputusan sepihak Jaehwan, kau masih bisa merubah itu jika kau memintanya kembali" Lagi perkataan Eunji mendapatkan gelengan Naeun.

"Naeun-a"

"Kurasa memang semuanya harus berakhir disini Eunji-ya, karena sepertinya perasaanku pada Jaehwan sudah berubah"

"Semudah itu? Kalian bahkan baru menjadi sepasang kekasih selama seminggu"

"Bukankah lebih baik? Setidaknya kami belum memiliki banyak kenangan bersama"

Eunji tersenyum miring mendengar kata2 Naeun. Gadis Jung itu, benar2 merasa kecewa dengan keputusan yang dipilih teman baiknya.

"Kau egois" Eunji berujar sambil menatap tajam Naeun.

"Jika memang kau tak mau bersamanya, kenapa kau mati2an mengejarnya?"

"Aku hanya tak tahu kalau perasaanku padanya itu hanya sebatas kagum. Aku...sepertinya menyukai Jaehwan karena merasa dia begitu baik dan memiliki hati malaikat" Jelas Naeun.

"Kalau begitu kenapa kau tak memastikan ini sejak lama? Kenapa kau baru memikirkan itu sekarang"

Lagi2 Naeun hanya bisa diam, ucapan yang Eunji lontarkan benar2 membungkam bibirnya.

"Kau tahu Son Naeun? Berada dekat dengan seorang iblis, ternyata membuatmu berubah menjadi iblis juga"

Sosok Eunji segera berlalu setelah mengatakan kalimat tersebut, meninggalkan sosok Naeun yang menunduk dalam karena merasakan penyesalan yang dalam.

*

Semua akan baik2 saja, setidaknya itu yang Jaehwan harapkan. Namun hal tersebut tak benar2 bisa terjadi, karena pikiran pria Kim benar2 berubah kacau. Bahkan Jaehwan terus menerus marah pada rekan satu timnya.

"Jika kau mau marah, sebaiknya luapkan itu padaku Sunbae" Daniel yang jengah melihat tindakkan Jaehwan  berujar pada lelaki tersebut.

Seolah tak sedang mengajaknya bicara, Jaehwan hanya berlalu meninggalkan lapangan basket tanpa mau melihat Daniel.

"Dewasalah, kau tak bisa memaksa perasaan orang lain. Jika memang dia sudah tak mencintaimu lagi, bukankah lebih baik kau..."

BUGH

Sebuah tinju mendarat di rahang Daniel dan menghentikan ucapan pria tersebut. Sempat meringis pelan sambil mengusap rahangya yang sakit, Daniel melemparkan senyum kemenangan kepada Jaehwan.

"Ternyata pukulanmu lumayan juga, kukira...kau tak bisa memukul orang" Daniel coba memprovokasi Jaehwan kini.

"Diam atau aku akan kembali memukulmu" Ancam Jaehwan.

"Lakukan saja, aku juga ingin tahu seberapa kuat pukulanmu itu" Tantang  Daniel

Ucapan Daniel benar2 menyulut emosi Jaehwan, lelaki yang dikenal lembut itu pun akhirnya benar2 menyerang Daniel.

Tangan Jaehwan terus menerus ia arahkan pada Daniel, hingga amarah yang ia rasakan berkurang.

"Sudah puas?" Dengan wajah dihiasi lebam, Daniel bertanya pada Jaehwan.

Pria Kang itu bahkan tersenyum tulus pada Jaehwan membuat mantan kekasih Naeun itu merasa bersalah.

"Jika memang masih belum puas, kau bisa kembali memukulku" Daniel kembali berujar melihat Jaehwan hanya diam sambil menatapnya.

"Kenapa kau tak membalas pukulanku?" Dengan  suara pelan bahkan nyaris berbisik, Jaehwan bertanya pada Daniel.

"Karena memang aku sengaja ingin menbuatmu kesal" Balas Daniel dengan mudahnya.

Jaehwan kembali bungkam mendengar jawaban Daniel.

"Aku takkan meminta maaf, karena...aku tak merasa memiliki salah padamu" sambil menarik tubuhnya untuk berdiri, Daniel kembali berujar.

"Aku juga takkan sudi meminta maaf padamu, karena aku...juga tak merasa melakukan hal yang salah" Balas Jaehwan.

"Tak masalah...setidaknya kita bisa menganggap ini impas"

Jaehwan berdecih pelan menanggapi ucapan Daniel, lantas membuang pandangannya dari pria tersebut. Sedikit rasa lega sebenanya Jaehwan rasakan saat ini, namun rasa sakit hatinya membuat Jaehwan enggan mengakui hal itu.

*

Naeun duduk termenung di sebuah taman bermain yang ada di dekat rumahnya. Bermain ayunan seorang diri, gadis itu terus merenungi apa yang terjadi padanya hari ini.

"Aku pikir orang aneh mana yang menangis malam2 seorang diri disini, ternyata orang itu adalah kakakku sendiri"

Naeun menatap kesal kearah Daniel yang justru sudah melayangkan senyum lebar kepadanya.

"Aku tidak menangis" elak Naeun yang tak mau terlihat cengeng dihadapan Naeun.

"Memangnya siapa yang coba kau tipu noona" Balas Daniel dengan tatapan mengejek.

Bibir Naeun mencebik karena ucapan Daniel, dia kesal karena calon adik tirinya itu selalu bisa membaca pikirannya dengan sangat baik.

"Masih memikirkan kata2 Eunji noona?" Tebak Daniel.

Naeun mengangguk "Eunji pasti sangat membenciku sekarang"

"Darimana kau tahu kalau dia membencimu?"

"Dari sikap yang ia tunjukan padaku, bukankah itu sudah sangat jelas?"

Senyum miring Daniel kembali terukir.

"Itu hanya luapan kekecewaan noona, bukan benci" Ralat Daniel sambil berjongkok dihapan Naeun.

"Bagaimana kau tau kalau itu kekecewaan? Bukan kebencian?" Naeun tak yakin dengan ucapan Daniel.

"Pancaran mata Eunji noona menjelaskan semua"

"Sok tahu"

"Aku memang tahu"

Naeun mendengus sebal, sikap percaya diri Daniel selalu berhasil menbuatnya kesal.

"Sudah malam, ayo pulang" Ajak Daniel.

"Pulang kemana?" Tanya Naeun

"Kau mau pulang kemana?" Daniel balas bertanya sambil menatap lembut Naeun.

"Kemanapun asal itu denganmu kurasa tak masalah" balas Naeun yakin.

Wajah Daniel terlihat senang mendengar jawaban yang Naeun berikan padanya.

"Apa...itu jawaban perasaanmu padaku?" Tanya Daniel.

"Menurutmu?"

"Kurasa iya" Jawab Daniel sambil memeluk tubuh Naeun erat.

Naeun balas memeluk Daniel seolah tak ingin pria Kang tersebut meninggalkannya. Naeun benar2 merasa dirinya sudah terperangkap di dalam pesona iblis Kang Daniel. Namun dia bahkan tak menyesal sudah terjerat oleh pria yang kini ia cintai.

TBC_

Langsa, 3 Februari 2019
22:45
Porumtal

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro