📘 4. Kelas Visomansi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Tidak, Adrea. Bukan dalam bentuk energi, jadikan bentuk fisiknya."

|DV:NA|

...

"Jadi, Adrea Kalvard ya ...." Ia mengamati berkas yang tadi diberikan Pak Kloesmono.

Aku mengangguk membalas ucapan Bu Kalta, guru di bidang Visomansi, disiplin ilmu dalam penggunaan Venevisium. Sekarang adalah giliranku maju ke depan. Kemampuan memanipulasi Visku akan beliau uji.

"Buat bola air sebesar mungkin," perintah Bu Kalta seketiba. Sorot mata beliau yang bersinar remang biru memerhatikanku dari balik kacamata bundar.

Aduh, andai kalau aku boleh bilang tatapan beliau itu benar-benar mencekam. Sampai-sampai keseriusan tersebut menular padaku.

Ah, baiklah. Aku lalu memulai konsentrasi, menyelaraskan energi di dalam tubuhku. Kemudian kufokuskan pada kedua tangan, mengumpulkan Vis biru Aqua sebanyak yang kubisa. Berawal dari seukuran kelereng, kini energi biru di tanganku sudah sebesar semangka. Okeh! Aku harus menjaga konsentrasi dan terus menambah jumlah Visnya.

"Tidak, Adrea. Bukan dalam bentuk energi, jadikan bentuk fisiknya."

Oh, ternyata. Langsung setelah mendengar ucapan beliau, aku mengangguk dan mengaktifkan Vis di tanganku ini. Energi biru itu menciut lalu mencuatkan bola air yang sama besarnya.

Ugh, sampai di sini aku mulai kesulitan mengumpulkannya. Aliran Visnya mengecil. Bola air ini pun tidak cepat bertambah besar. Yah, aku tahu kemampuanku cuman sampai di sini.

Tiba-tiba, bola air ini jatuh dan menjadi genangan di atas lantai. Tunggu, a-apa yang terjadi? Aku sangat yakin aku tidak melepas konsentrasiku tadi.

Sesaat kupikir Bu Kalta akan mengeluarkan komentar. Ternyata tidak. Kulihat netra beliau juga kehilangan sinar biru sebelumnya. Tanpa menunggu lagi, aku kembali berkonsentrasi, mengarahkan tangan ke genangan tersebut, mencoba untuk mengambil airnya kembali sebelum ...

E-eh?! Genangan itu sudah lenyap! Vis Aqua pada airnya sudah menguap semua. Kenapa bisa secepat itu?

Segera kutanyakan perihal Visku yang menguap seketika. Ini pertama kalinya bagiku. Biasanya bola air Vis Aqua seukuran semangka baru akan menguap sampai habis saat dibiarkan selama dua puluh menitan. Namun Bu Kalta pun tak bisa menjelaskan kejadian barusan, beliau juga keheranan. Kukira ada hubungannya dengan kemampuan penggunaan Visku yang jelek.

Lalu seseorang membuka pintu kelas dari luar. Itu adalah Pak Kloesmono. Beliau yang mengantarkanku ke kelas ini sebelumnya, selaku aku sebagai murid baru, tapi kenapa beliau kemari?

Oh, di belakang Pak Kloesmono ada seorang cowok. Hal unik yang langsung kutangkap dari sosok di balik pak guru paruh baya tersebut adalah warna rambutnya yang seputih susu.

C-c-cakep!

Apa dia juga murid baru? Kuperhatikan dari ekspresi siswa lainnya, sepertinya mereka juga baru melihatnya pertama kali. Mahkota kepalanya itu benar-benar menyita pandangan semua warga kelas.

Dugaanku salah. Cowok, yang aku dengar dari percakapan singkat Bu Kalta dengan Pak Kloesmono, bernama Nortrom itu bukan murid baru. Ia datang terlambat dan sekarang tengah berdiri di depan kelas bukan untuk memperkenalkan diri seperti aku sebelumnya tetapi sebagai hukuman.

"Pak, bisakah anda sebentar melakukan channeling Vis? Saya tidak bisa melakukannya." pinta Bu Kalta.

Ah, begitu rupanya. Kukira hanya aku yang terhalang dalam mengerahkan Vis.

Sejenak Pak Kloesmono terdiam. Sepertinya ia melakukan yang beliau minta. "Hmm, aku tidak merasakan terjadinya channeling. Mungkin, ada sesuatu dengan penjaga sekolah yang dapat mengerahkan Auram. Biar kuperiksa." Setelah mengucap pamit, Pak Kloesmono pun pergi.

"Adrea, kamu bisa kembali ke tempat dudukmu dulu."

Kuiyakan juga mengangguk. Siswa lainnya pun gusar karena tidak dapat mengerahkan channeling Vis. Padahal sebelumnya ada yang memainkan api seukuran lilin di jarinya.

Sebenarnya ada apa ini? Kelas Visomansi tanpa penggunaan Vis. Yang benar saja.

...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro