22

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

" Kalau cewek nanti kita namain Paulina, kalau cowok Angelo …."

Angelina menggeleng cepat, berusaha mengusir kalimat dari masa lalu yang terus terngiang di telinga. Wanita itu pun mencoba memusatkan konsentrasinya dengan menajamkan telinga untuk mencari bunyi beep kedua. 

Langkah Angelina terhenti di dekat pohon bambu. Dia mendongak dan menemukan ekor abu-abu si malu-malu terlihat di antara dedaunan. 

Kukang nomor berapa?

"Mau diturunkan?"

Suara Ramaik yang terlalu dekat membuat jantung Angelina sontak melompat. Wanita itu secara refleks menggeser tubuh untuk menjauh, meski pandangannya tetap ke kukang yang sedang mendengkur pulas.

"Enggak," balas Angelina tanpa bersedia menatap balik lawan bicaranya. "Tulis saja ada seekor di koordinat ini."

Tidak ada bantahan dari Ramaik. Suara pulpen menggores kertas pun terdengar tidak lama kemudian.

Angelina menunggu pria itu memeriksa kompas dengan mengamati barisan semut sebesar setengah telapak tangannya yang sedang saling menyapa satu sama lain. Mata wanita itu meredup dan dia tanpa sadar masuk ke dalam lamunan.

"... Angel, aku harap kita bisa terus sama-sama sampe anak cucu kita dewasa ...."

"Aku ingin punya anak darimu."

Heh?

Suara Ramaik yang berdialek aneh jernih terdengar, seakan ingin menyaingi harapan yang telah pupus tiga tahun silam. Pandangan mereka pun sontak beradu ketika Angelina refleks menoleh.

"Tidur denganmu setiap malam, memiliki anak darimu …. Aku ingin itu," ucap Ramaik polos. 

Selanjutnya dapat dibaca di:

https://karyakarsa.com/Benitobonita/22-kuyang-genma-series-3

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro