Sisi 3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Cantik. Wanita yang tidak sengaja menabraknya ini sangat cantik, pikir Ratna. Rambut lurus yang berkilau sepanjang punggung jelas merupakan hasil karya hair stylist. Gaun brokat warna krem tak mampu menyembunyikan bentuk tubuh seksi bak gitar Spanyol. Perempuan di hadapannya ini seperti hendak mengikuti audisi kontes kecantikan. Apa mungkin ia seorang artis? Tapi bagaimana mungkin seorang artis bisa mengenal Bayu?

"Del, datang sendirian?" tanya Bayu begitu memposisikan diri di samping Ratna.

"Nggak, Mas. Sama teman, tapi tadi kepisah." Della melemparkan tisu ke keranjang piring kotor terdekat. Wanita itu memperhatikan kemeja Bayu dan dress Ratna yang bermotif sama. "Ini...?" tanyanya mengambang.

"Oya, kenalin. Istriku," ujar Bayu sembari meletakkan tangan di punggung Ratna. Ketika sang istri menoleh dengan tatapan penuh tanya, Bayu berkata lagi,  "Ini Della, dosen baru di kampus. Dulu dia adik tingkatku waktu S2 di Jakarta."

Ratna mengulas senyum lega. Jadi itu penjelasan mengapa wanita ini memanggil Bayu dengan Mas. Murni karena sopan santun adik tingkat pada seniornya. "Ratna," ucap Ratna sambil mengulurkan tangan. "Ngajar di Prodi Matematika juga?"

Della tersenyum tipis dan menyalami Ratna. "Iya Mbak. Satu prodi dengan Mas Bayu." Ia melihat kembali ke arah Bayu. "Maaf, Mas, tadi aku nggak sengaja nabrak istrinya terus jadi basah," sambungnya.

Bayu melirik sedikit ke arah pakaian Ratna, tetapi istrinya menggeleng kecil, isyarat bahwa hal itu bukan masalah besar.

"Nggak apa-apa, Mbak. Hanya insiden kecil begini, nggak perlu dibesar-besarkan," ujar Ratna sungguh-sungguh. Ia juga merasa perlu memanggil Della dengan sebutan Mbak, karena kesannya tidak sopan jika hanya memanggil nama, padahal mereka juga tidak kenal akrab.

"Del!" Seorang wanita lainnya muncul dari belakang tubuh Della dan mencolek bahunya. "Aku telfon kok nggak diangkat sih," gerutu wanita yang baru muncul itu.

Wanita yang kedua ini juga tak kalah cantik dari Della. Keduanya sama-sama memawan. Hanya saja, wanita kedua memakai gaun bodycon ketat warna biru yang membalut erat tubuh seksinya. 

"Eh, sorry. Aku tadi kesulitan ambil handphone," ujar Della, lalu ia kembali memandang Bayu.  "Ini teman yang aku ceritakan tadi, Mas."

Teman Della tersenyum pada Ratna dan Bayu. Hanya saja, tatapannya sempat terpaku pada Bayu selama beberapa detik. "Kamu... kayaknya aku pernah lihat..." katanya sambil memincingkan mata,  seolah mencoba mengingat-ingat di mana ia pernah melihat Bayu.

Bayu sendiri bertukar pandang penuh tanya dengan Ratna. "Mungkin salah orang. Kita baru pertama kali bertemu," ujar Bayu.

"Eh, udah yuk. Kita masih ada acara habis ini." Della cepat menggamit lengan kawannya. "Duluan ya, Mas, Mbak," pamitnya pada Bayu dan Ratna. Tanpa menunggu tanggapan dari suami istri itu, Della langsung menggandeng temannya ke arah pintu keluar.

Ratna memandangi punggung kedua wanita itu dengan kening berkerut. "Kamu kenal banyak cewek cantik, ya," ujarnya pada sang suami.

Bayu diam dan malah menyeringai pada istrinya. "Cemburu ya?" godanya jail sambil menaik-naikkan alis.

"Nggak. Kegeeran banget kamu dicemburuin. Tapi Della itu beneran cantik banget. Emangnya kamu nggak pernah naksir dia, waktu S2 dulu?"

"Gimana ceritanya mau naksir cewek lain? Gara-gara satu cewek teman KKN yang udah kasih ciuman pertamanya buat aku, aku jadi kebayang-bayang dia terus, sampai-sampai ada  cewek yang bening aja aku nggak notice."

"Kamu tuh ya...emang raja gombal sejati." Ratna pura-pura mencibir, meski di dalam hati ia tak bisa menahan rasa senang akibat sanjungan suaminya.  Dan seperti biasa, untuk menutupi rasa tersanjungnya,  ia pun menghadiahi Bayu cubitan di pinggang.

***

"Cowok itu kan...yang fotonya kamu simpen di laci meja kamarmu?"

Sarah, kawan Della, langsung melemparkan pertanyaan itu begitu mereka berdua berada dalam mobil. Della yang duduk di balik roda kemudi hanya diam, tak menggubris pertanyaan kawannya dan terus saja mengemudikan Toyota Vios merahnya di sepanjang Jalan Janti.

"Aku ngerti sekarang. Kamu bela-belain pindah ke Jogja demi cowok itu, kan?" Sarah menarik kesimpulan, lalu geleng-geleng kepala. "Gila, kamu segitu bucinnya sama dia."

Della menghela napas lelah. Teringat kembali rasa kecewa yang membelitnya di hari pertama masuk bekerja sebagai dosen dan mendapati sebuah cincin perak melingkar di jari manis tangan kanan Bayu. Bukti nyata bahwa status lelaki itu bukan lagi lajang. Dan seolah kenyataan itu belum cukup buruk, hari ini ia malah dipertemukan dengan wanita beruntung yang bisa menjadi pendamping hidup sang pria pujaan hati. Jangan ditanya lagi seberapa kecewanya Della.

"Ya, aku naksir setengah mati sama Mas Bayu sejak aku kuliah S2. Aku pindah ke Jogja juga karena dia, tapi ternyata nggak ada gunanya. Mas Bayu udah punya istri."

"Istrinya yang tadi itu?"

Della mengangguk. Ia ingin menyalahkan kenaifannya sendiri. Seharusnya ia tidak menunda-nunda dan bergerak mendekati Bayu sejak dulu. Sebelum lelaki itu mengingat janji suci dengan wanita lain di hadapan Tuhan.

Tanpa diduga, Sarah malah tertawa. "Della.... Della," decaknya heran. "Cuma karena cewek begitu, kamu udah melow begini. Del, bagusan kamu ke mana-mana lah. Soal wajah, kamu lebih cantik. Soal body, nggak usah ditanya lagi. Della Anggraeni mantan Miss Favorite pilihan pembaca Playmate, kurang apa sih?"

"Aku nggak mau mengingat masa-masa itu, Sar. Lagian, kenyataan juga nggak akan berubah. Mas Bayu udah menikah. Dia milik istrinya."

"Terus kamu mau diam aja, gitu? Nangis dalam hati?"

"Memangnya aku bisa berbuat apa?"

"Goda, dong."

"Apa?" Della kontan menoleh ke arah Sarah. Barangkali temannya itu sudah tidak waras, sampai bisa mengutarakan saran sesat seperti itu. "Aku nggak salah dengar? Kamu suruh aku godain suami orang?"

Sarah mengibas, tak mempedulikan nada suara Della yang meninggi. "Aduh, jangan jadi menyedihkan kayak gini deh. Maksudku, kalau kamu memang bisa lupain si Bayu-Bayu ini, ya lupain. Kalau nggak bisa, ya kejar terus. Berjuang sampai akhirnya Bayu melihat kamu. Kamu udah datang jauh-jauh dari Jakarta, masa mau nyerah sebelum bertanding?"

Della tahu Sarah tidak akan ragu menempuh jalan itu, menjadi wanita simpanan bukan hal yang tabu bagi Sarah. Tapi Della bukanlah Sarah.  "Aku nggak mau afair singkat atau jadi simpanan Mas Bayu, Sar. Aku ingin jadi pasangan sahnya. Dan kemungkinan itu udah tertutup sekarang."

"Pesimis banget. Nikah masih bisa cerai kok."

Della menggeleng. Ia tahu Rendy,  kekasih Sarah, kini tengah mengurus perceraian dan keretakan rumah tangga Rendy disebabkan oleh Sarah.

"Listen, Del. Cowok itu nggak ngerti bedanya cinta dan nafsu. Pertama, jerat dulu dia dalam jaring nafsu, lama-lama dia bakal jatuh cinta sama kamu. It worked for me. Buktinya Rendy sekarang nggak bisa lepas dari aku. Dia lebih pilih aku daripada istrinya."

"Nggak!"

"Kamu punya segalanya yang didambakan laki-laki.  Bodi kamu macam Kate Upton gini, dimanfaatin dong, Del. Jangankan si Bayu-Bayu itu, Christiano Ronaldo juga bisa kamu bikin bertekuk lutut."

Mobil mulai berbelok ke arah Jalan Solo. Grand Aston Hotel, tempat Sarah menginap, sudah semakin dekat. Bahkan liburan ke Jogja ini pun, dilakukan Sarah bersama Rendy, meskipun Rendy belum resmi bercerai. 

"Aku kerja jadi dosen bukan untuk kembali ngobral tubuh, Sar," tolak Della.

"Terserah kamu, sih. Tapi jadi perempuan baik-baik nggak akan bikin kamu dapetin Bayu. So, it's your choice."

=========

Sarah racun banget, ya. Makanya kalau cari teman itu yang bener, gengs. Karena teman bisa bawa kita ke gaya hidup yang salah.

Well, seperti yang tertulis di ringkasan cerita. Konfliknya emang pelakor, gengs. Maaf ya kalau kalian gak suka, tapi aku udah terlanjur ngerancang plotnya. Jadi kita lihat aja apakah Bayu bakal tergoda oleh Della?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro