Wrong people #12
Iman mencubit-cubit pipi gebu Dahlia . Berkali-kali dia mengulangi perbuatan itu. Dahlia menggigit bibir bawahnya dia mengecilkan mata . Iman mengangkat kening .
1..
2..
3..
"WEH HAHAHA " meronta-ronta tubuh Iman cuba melepaskan diri dari digeletek Dahlia . Dahlia berada diatas tubuhnya mengunci pergerakkan Iman .
Iman menangkap kedua tangan Dahlia . Dahlia terjatuh ke atas dada Iman . Wajah mereka rapat hingga tiada ruang yang tinggal .
Nafas mereka mula menyatu . Mata bertentangan mata .
"Ba !! " terus Dahlia menampar wajah Iman kerana terkejut . Iman ketawa kuat lucu melihat reaksi Dahlia yang terkejut . Lama kelamaan Dahlia juga turut tertawa .
Dahlia menongkat badannya dengan kedua belah tangannya berada diatas dada Iman . Iman memegang pinggang Dahlia dengan tangan kirinya manakala tangan kanannya diletakkan dibawah kepalanya .
"Hey princess ..for you " 3 kuntum bunga ros terikat cantik dihulurkan pada Dahlia . Dahlia mengambilnya dengan senyuman manis . Putih bersih giginya tersusun sambil menghidu haruman ros .
Terus Dahlia merendahkan tubuhnya lalu mengucup sekilas hidung mancung Iman .
"How you get it ? Tak nampak pun tadi ? " soal Dahlia . Tangannya masih ralik membelek setiap kelopak bunga dengan senyuman dibibir .
"Well ni Iman lah " Iman dengan bongkak mengesel hidungnya dengan ibu jari . Dahlia mengecilkan mata . Iman tertawa kecil .
"I would do anything to have you in my arms right now , Baby ." ujar Iman romantis . Dahlia tersipu menahan malu . Kuat Iman ketawa melihat gelagat isterinya . Dahlia terus menyembamkan wajahnya dileher Iman . Malu dengan diri sendiri .
Kedua belah tangan Iman naik mengusap belakang dan leher Dahlia . Lama mereka dalam keadaan itu .
"3 kuntum bunga ros punyai makna masing-masing . Dan makna itu atas orang yang memberi . Jadi aku maknakan maksud 3 kuntuman ini . I . Love . You " ujar Iman sekali lagi penuh romantis . Dahlia tersenyum dileher Iman .
Makin erat Iman memeluk si genitnya . Kadang sisi kepala Dahlia dicium .
"Baby , about last night .. "
Dahlia terus mendiamkan Iman dari bicara dengan mencium bibir Iman .
"I don't want you to talk about that again . Let's forget that one . Okay ? " ujar Dahlia lembut . Jarinya berlari mengusap pipi Iman .
Iman mengangguk sambil tersenyum . Dia menarik Dahlia rapat ke badannya dan dipeluk erat .
"Aku memang tak salah . Tak salah tunggu kau selama 7 tahun . Tak salah buang masa berharap dekat kau walaupun pedih. Sebab aku dah dapat ganjaran daripada aku bersabar tunggu kau . Ganjaran dia .. kau sekarang milik aku " bisik Iman saat dihujung kata membuatkan Dahlia tersenyum bahagia .
7 tahun bukanlah satu masa yang pendek . Lelaki ini tak malu dengan meluahkan perasaannya . Tak ego kerana dia jujur dengan hati sendiri .
Namun kerana ego juga manusia tersilap langkah dengan membuang dia dari hidup. Dah tiba masa Iman bangkit dari hidup berdendam .
Dahlia membalas pelukkan itu .
"Dan saya pun tak salah , mencintai awak dari dulu sampai sekarang . Thanks to Isa and Luna . If not i wont know the guy yang saya cari setiap masa ada depan mata saya . "
Yes , thanks Luna . Thanks to you too Isa
"Bila kita nak balik KL ? Actually i miss home already " ujar Dahlia mengada .
Iman ketawa kecil . Comel gelagat Dahlia buat dia makin terpaut .
"Packinglah . Lepas siap kita terus fly balik k ? " ujar Iman . Dia mengusap perut Dahlia yang terdedah oleh kerana Dahlia hanya memakai croptop dan ripped jeans paras paha yang dibelinya .
"Tapi nak cuddle dulu . Rinduu " terus Dahlia jatuhkan diri disisi Iman . Dia peluk erat Iman sambil menyanyi kecil seolah-olah sedang mendodoi dirinya .
Lama kelamaan dia terlena .
Iman membelai rambut Dahlia . Dia tersenyum kecil sebelum mengeluh berat . Mimpi semalam benar-benar menganggu dirinya .
Ketakutan dia datang semula . Kembali menghantui dia setelah lama tidak bermimpi . Kerana mimpi itu dia tidak dapat tidur . Dia terpaksa minum kopi bercawan-cawan dan terpaksa telan ubat tidur untuk lena .
"B , i'm here . Just sleep and forget about it . Don't let it haunted you again , baby " bisik Dahlia dengan mata terpejam .
Iman terus menjatuhkan pandangan menatap Dahlia yang makin erat memeluk dia .
Gadis ini tak pernah sekali berundur saat dirinya perlukan sokongan . Sama seperti 7 tahun lalu . Gadis ini yang menjadi kekuatan dia saat dirinya dituduh dengan kebodohan adik kandung sendiri .
"It's okay to cry sometime " lepas saja Dahlia berkata begitu laju Iman menyebamkan wajahnya dileher Dahlia yang sudah menyandarkan badannya dikepala katil .
Dia peluk kepala Iman sambil mengusap rambut Iman .
Terhinjut-hinjut lelaki itu meluahkan tangis . Sesungguhnya ini kali pertama dia menangis seteruk ini selepas kejadian 7 tahun lalu . Menangis dengan perbuatan yang dia tidak pernah lakukan .
Dahlia tahu segala perit yang lelaki ini hadapi . Dibuang keluarga kerana perbuatan yang tidak dia lakukan .
"Aku tak buat , Comot . Aku tak buat . Aku berani bersumpah , aku tak buat Comot " ujarnya dengan esakkan .
"Ye , abang tak buat . Lia nampak abang tak buat "
Bagaikan dejavu mereka lontarkan ayat yang sama 7 tahun lalu .
Erat dia memeluk tubuh Dahlia .
Jangan jauhkan dia dari aku Tuhan . Jangan bawa dia pergi sekali lagi .
- - - - -
Iman ketawa kecil sebelum mengangguk kecil melepaskan pegangan erat membenarkan Dahlia ke tandas wanita .
Mereka berdua kini sedang menikmati hari terakhir di Krabi . Krabi ? Bukan semalam dekat Hatyai ? Yes , semalam diorang dekat Hatyai tapi disebabkan disikap mengada Dahlia yang gedik nak pergi pantai terus dibawa oleh Iman ke Krabi .
Dia bermain dengan iPhonenya sambil menyandar rapat menanti Dahlia . Sedang ralik mengstalk instagram isterinya terasa dirinya sedang diperhatikan .
Iman mengalih perhatiannya ke kanan sisi . Cuba mencari mata yang 'suka sangat' pandang orang .
Iman menjongketkan bahu sebelum menyimpan iPhone X dalam poket seluarnya .
Beberapa minit kemudian Dahlia keluar terus mendapatkan Iman . Mencebik lelaki itu kerana lama menunggu .
"Lamanyaa " rengek Iman . Dahlia ketawa kecil sebelum berjengket mencium sekilas pipi Iman . Lengan Iman dipeluk erat . Kaki mereka melangkah serentak menyambung aktiviti mencuci mata menikmati pemandangan Krabi Island .
"Wah wah bravo ! Look whos here " terdengar gelak sinis kuat yang datang dari belakang mereka .
Dahlia berpaling begitu juga dengan Iman. 360 darjah riak wajah Iman berubah melihat manusia dihadapan mereka .
Manusia yang dia benci sepenuh hati . Yang membuatkan ramai hilang kepercayaan terhadap dia . Seorang pefitnah darah daging sendiri .
Trisha Mikaela tersenyum sinis memandang abang kembarnya sambil berpeluk tubuh sebelum pandangannya jatuh pada Dahlia . Jelik memandang Dahlia terus dia mengalihkan pandangan melihat Iman .
"Tengoklah siapa ni . Taufiq Al-Iman Taufiq Mikael . Eh opps , layak ke aku sebut nama PAPA aku untuk orang hina macam kau ? " sindir Trisha .
Dahlia awal-awal lagi memeluk lengan Iman seerat-eratnya . Bukan dia tak tahu baran suaminya . Urat-urat kehijauan Iman mula timbul menandakan dia sedang menahan geram yang teramat .
"Wow and look ! Dahlia Qistina ! Perempuan 'comot' yang back up si dayus ni dulu . Hahaha wait , are you guys together ? Hahaha eww digusting ! " sindirnya tanpa henti .
Pasangan itu menahan rasa . Cuba tidak mahu mengeruhkan lagi keadaan .
"Sorry , cik siapa ya ? Kami kenal ? " soal Dahlia seakan-akan memang tidak mengenali Trisha . Iman mengalihkan muka sebelum tersenyum sinis . Dia faham dengan 'permainan ' Dahlia .
"I think you just talked to the WRONG PEOPLE and we don't talk with strangers " sindir Iman sebelum menarik tangan Dahlia pergi dari situ .
Memang tak salah dia membenci Trisha , adik kandungnya sendiri . Mati-mati dia bertarung nyawa cuba menyelamatkan Trisha dari menjadi bahan gangguan seksual malah sebaliknya . Si adik menuduh Iman yang merancang untuk cubaan merogol pelajar perempuan sekolah mereka 7 tahun lalu .
Dasar bengong .
Iman menghentikan langkah sebelum berpaling memeluk tubuh Dahlia seerat eratnya .
Kadang pipi dan dahi Dahlia dicium sekilas .
Mulai detik ini , hidup aku hanya ada dia . Dia , isteriku yang sah , Dahlia Qistina
Dia , Bidadari Tak Bersayap . Episode 12
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro