Dia pernah berjanji pada rembulan bahwasannya dia akan tinggal lebih lama.

Aku tahu ini akan terjadi, aku tahu cepat atau lambat ini pun akan berlalu. Namun perputaran waktu seakan sulit untuk berotasi.

Dia pernah berjanji pada rembulan, di hadapanku malam itu, di bawah langit yang sama, dengan taburan bintang berserakan kemana-mana. Dia berbisik bahwa dia tak akan pergi.

Dia mengatakan jika dia mengerti diri ini, aku percaya. Tentu saat itu aku percaya. Pada mata hitam dengan pupil kecoklatan.

Sempat aku menyerah, tapi tak ada pilihan bagiku untuk tak percaya.

Padahal nyatanya kau menghilang. Atas nama logika dan kenormalan kau memutar balikkan semua sehingga seluruh fakta menjadi argumentasi.

Tak apa, lagipula aku hanya menangis. Tidak lebih dari itu.

Setidaknya kehidupan kembali ke awal bukan berakhir.

Kini, di bawah langit biru dan kumulus yang menyerbu. Aku masih ingat pada janjimu yang mengatakan pada rembulan bahwa kamu selalu di sisiku.

Qomichi. 2013