Percikan Genangan Air

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari ini cerah, kemarin mendung.
Banyak genangan air di sana ataupun di sini sementara kemarin hujan deras.

Kau melompat di atas genangan air itu, hingga cipratan airnya menodai pakaianku.

Aku tertawa, ikut melompat di genangan airnya. Melepas sendal dan bermain pada genangan air diatas rerumputan.

Sengaja merasakan licinnya daratan hingga tergelincirnya tubuh ini. Kau ikut terjatuh, hanya untuk menghiburku.

Hari ini cerah, tapi aku lebih suka kemarin saat mendung.

Hujan deras, mengeluarkan kebisingan di atap plafon, berpadukan gemerecik air dalam senandung rumbia. Aku menari di atas pasir di bawah rintikan air. Berusaha menutupi kesedihan dan menghapus air mata.

Aku sendiri, kemarin.

Kemarin.

Kemarin.

Kemarin hujan, dan esoknya cerah. Aku benci dengan esok. Saat dimana aku melompat diatas genangan air yang dibuat hujan kemarin. Saat itu kau melompati genangan air terlebih dahulu.

Aku benci besok. Saat aku jatuh dan kau ikut terjatuh untuk sekadar menghiburku. Kita saling melemparkan percikan satu sama lain. Tertawa lepas seperti semuanya beres setelahnya.

Kemarin hujan dan hari ini cerah. Diatas genangan air hujan yang terbentuk kemarin, aku menatap diriku sendiri dan pantulan kumulus yang begitu indah.
Aku melompat di atasnya membuat genangan beriak dan membuyarkan air di sekelilingnya. Tak ada yang terkena cipratan air itu selain kakiku sendiri.

Aku tersedu. Kemarin hujan, besok cerah, dan besoknya lagi cerah untuk selamanya.

Aku benci esok hari.

¤Qomichi™¤ 2011

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro