Lomba Plotting

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Aku disuruh buat cerpen atau short story tema Action. Ah bukan, lebih tepatnya aku mengikuti lomba tema 'Crime' dibagian plotting. Sehingga aku membuatnya.

Awalnya rasa malas dan bosan membuatku enggan membuatnya. Namun sirna saat waktu mulai mendekati deadline. Tanpa pikir panjang akupun membuatnya dalam kurun waktu 1 jam. Sungguh melelahkan dan menyiksa. Namun tak ada yang bisa ku perbuat.

Lakukan atau tidak sama sekali (?)

Itulah yang terus muncul di kepalaku, lagi dan lagi. Sehingga mau tak mau, enggan atau tidak, aku terus saja melakukannya.

Hasilnya seperti ini :

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

֎ 𝑰𝒕𝒂𝒍𝒊𝒂, 𝟐𝟑 𝑭𝒆𝒃𝒓𝒖𝒂𝒓𝒚 𝟐𝟎𝟐𝟎

"Hey, come on. Apa kau tak yakin kita bisa menghancurkan pesta besar itu?" Tanyaku sambil memanas-manasinya.

"Bukannya aku tak yakin, hanya saja aku merasakan ada hal aneh yang mengganjal." Ucap Luca yang tak lupa dengan kerutan dahi yang menandakan dirinya tengah berpikir keras.

"Hal aneh apa maksudmu? Tidak bisakah kita untuk stay positive?" Kataku bingung.

"Kamu ini bagaimana sih? Gini ya, yang kali ini itu benar benar aneh. Aku juga awalnya gak percaya, tapi ini benar benar aneh. Kamu harus lihat ini." Katanya sambil menunjukkan selembar surat dan dua lembar foto.

"𝙳𝚒𝚜𝚞𝚛𝚊𝚝 𝚒𝚗𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚝𝚞𝚕𝚒𝚜...
𝚂𝚎𝚋𝚞𝚊𝚑 𝙲𝚑𝚒𝚙 𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚍𝚊 𝚍𝚒𝚝𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝙺𝚊𝚗𝚊𝚗
𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐
𝙰𝚔𝚞 𝚝𝚊𝚔 𝚙𝚊𝚑𝚊𝚖 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚂𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚕𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚗𝚊
𝙳𝚒𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝙷𝚊𝚗𝚌𝚞𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚜𝚝𝚊
𝚃𝚊𝚙𝚒 𝚃𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑
𝙰𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚞 𝚙𝚊𝚑𝚊𝚖 𝚖𝚊𝚔𝚜𝚞𝚍𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚙𝚊?" Tanya Luca.

"Sebentar, sepertinya aku mengerti sesuatu." Kataku sambil menebak.

"Selanjutnya ada dua foto yang sama, bila dilihat dari jauh kamu takkan sadar. Tapi jika kamu perhatikan baik-baik, akan ada perbedaannya." Jelas Luca.

"Itu kamu saja yang bego. Aku sedari tadi bahkan sudah sadar apa yang ada didalam foto itu." Kataku terkekeh.

"Sudah. Jangan meledekku lagi. Apa kamu tak pernah lihat bahwa disaat yang genting otakku lebih lancar dibandingmu?" Kata Luca yang berlagak menyombongkan diri.

"Sudahlah, kembali ke topik. Jadi apa yang sudah kamu rencanakan?" Tanyaku dengan saksama.

"Ikut aku ke sini." Katanya membawaku ke sebuah ruang rahasia.

"Ini apaan? Ini sebuah kafe. Ngapain kita kesini?" Tanyaku kesal.

"Ayolah, kita sambil bercanda ria." Katanya terkekeh, tapi aku melihat matanya berbicara. Sepertinya ada sesuatu disini.

Aku terduduk menatap secangkir kopi yang diberikan seorang barista. Aku bingung harus bagaimana. Aku sepertinya masih harus menunggu arahan dari Luca. Hingga akhirnya ada seseorang menghampiriku. Berdiri dengan sangat dempet dengan diriku yang teruduk, lalu membisikkan sesuatu dan memberikan surat antartangan.

"Perhatikan baik-baik. Namaku Serra. Ada sebuah x yang mendekati 3 dengan x + 4 mendekati seseorang. Aku yakin kamu paham. Good Bye." Kata Serra, tak lupa mencium pipiku sekilas. Kemudian meninggalkanku dalam sekejap.

"Aneh!" Ucapku

"Wait, sebentar. Apa ini yang dimaksud dengan surat tadi? Dan sekarang, kemana perginya Luca?" Kataku yang kebingungan.

Belum sampai dua puluh menit, seseorang kembali datang dan menghampiriku dan mengajakku pergi ke suatu tempat.

"Ayo, cepat kita pergi dari sini. Kita harus ke Vatikan sekarang juga!" Ujarnya cepat, bahkan mulutku sampai menganga tanpa sadar. Bukannya disuruh menutupkan mulut, aku malah ditarik paksa untuk masuk ke dalam mobil yang letaknya tepat berada di depan kafe.

"Ayo Mar, kamu harus bisa berpikir! Jangan sampai lalai." Ucapku sambil menyemangati diriku sendiri.

Ku teliti sekali lagi dengan saksama. Seketika aku teringat sesuatu...

Dua hari yang lalu, ada seseorang datang menghampiriku. Aku tak ingat siapa dirinya, tapi dia memberikanku sebuah kaset. Aku yakin kaset itu berisi kode-kode yang berhubungan dengan kasus ini. Ya, aku yakin. Pasti itu. Tapi dimana? Aku terus mengingatnya, hingga mobil itu telah mendarat di depan sebuah rumah. Sebentar, sepertinya aku pernah melihat rumah ini. Jangan-jangan rumah ini...

"Ah! iyaa, aku pernah meletakkan sebuah kaset disini, karena aku merasa itu tidaklah penting. Mengapa aku baru mengingatnya sekarang? Bodoh kamu, Bodoh!" Ujarku sampai memukul kepalaku sendiri.

"Hei! Apa yang kau lakukan? Ada apa dengan kaset dan.. Mengapa kau mengetuk-ngetuk kepalamu?" Tanya orang itu... Sebut saja Ricci.

"Ah! Tidak apa-apa." Ujarku yang baru sadar dari pemikiranku.

"Yaudah ayo masuk." Kata Ricci yang langsung ku sambut dengan anggukan.

Aku masuk ke dalam dan melihat sekeliling. Ya, aku yakin aku tak salah. Aku pernah menaruh kaset itu dirumah ini. Aku mulai menelusuri wilayah ini. Aku mencoba masuk ke sebuah kamar yang aku yakin. Ini tak salah lagi.

'Ceklek!'

Suara pintu yang berada di paling atas. Tempat yang ingin ku masuki berbunyi. Aku tersenyum. Sepertinya berhasil. Aku mencoba mencari lebih lanjut yang ada di kamar.

'Sret!'

"Ketemu!" Kataku tersenyum.

"Apa yang kau temukan?" ada suara yang menginterupsi.

Mendadak tubuhku menggigil ketakutan melihat matanya yang memerah. Dia menatap kaset yang ku pegang dan menariknya secara paksa. Mukaku pucat pasi. Aku bahkan tak berani lawan. Melihat tangannya yang membawa pisau. Sedangkan aku tidak membawa perlindungan sama sekali.

Pikiranku kembali menerawang selama dia lalai. Aku harus menyelesaikan ini semua. Aku terus menggabungkan semua teka-teki yang ada.

Suara petikan tangan muncul dari jariku. Yaps, aku menemukan pelakunya. Dia adalah orang yang selama ini berada di dekatku namun tak ku sadari. Dia adalah orang yang membawaku kesini. Dan dia jugalah yang mengambil kaset dari tanganku. Ups jangan lupa, dia yang menangkap kesini.

Aku terlalu bagaimana caranya aku keluar dari sini. Aku terus mencari cara. Baru ingin ku lawan, nyatanya dia sudah lebih dulu maju dan menusukkan pisaunya tepat di jantungku.

Seketika semuanya gelap.

#CNE
#CNESTORIA
#CRIME_N_ENIGMA
#MAFIOSOWITHALPHAINTEL

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Melelahkan! Melakukan ini walau kurang sempurna. Mungkin inilah jadinya. Ya, walaupun belum menang. Tapi tak apa, setidaknya aku telah menyelesaikan sebuah cerpen.

Bagaimana tanggapan kalian? Hihi aku terlihat begitu penasaran.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro