⇦DUA PULUH EMPAT⇨

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Bener, Gan, ini tempatnya?" tanya Karrel.

"Kayaknya, soalnya di sosmednya alamatnya ini," jawab Gani sambil memelankan laju mobilnya.

"Kok serem ya?" tanya Rokky sambil bergidik ngeri.

"Namanya persemayaman dukun, Rok," jawab Karrel.

"Iya, Rok, lo bego jangan di sini dong! Atau mau gue minta tu dukun buat lo pinter? Lagian mana ada dukun mau tempatnya warna pink," kata Gani gemas.

"Boleh juga tu, Gan, tapi lo yang bayar ya! Lumayan biar otak gue isi, hehehe ...," ujar Rokky cengengesan.

"Ribut lo pada! Ayo turun!" ajak Karrel.

Mereka pun turun dari mobil dengan perasaan campur aduk, "Nyeremin banget tempat ini, pulang yuk!" aja Rokky.

"Cemen lo Rok!" kata Gani meremehkan.

"Tapi nanti kalau tu dukun masukin kita ke botol gimana?" celetuk Rokky.

"Lo aja kali, gue enggak, lo kan jin," kata Gani sebal.

"Jangan ngomonggitu kali Rok! Kan nggak lucu kalau cerita cinta gue, berhenti karena gue dijadiin tumbal sama dukun," kata Karrel.

"Tapi kan anti mainstream, mana ada kisah cerita yang cowoknya mati gara-gara kedukun," kata Rokky.

"Kalian berdua enak udah punya pacar, lah gue? Ini aja masih berjuang, kan nggak lucu juga kalau gue mati terus gentayangan gegara masih jomblo," kata Karrel ngelantur.

"Dih, tumben Karrel alay kayak gini, biasanya diem kek batu," kata Rokky membuat Karrel malu.

"Biasa efek menjomblo terlalu lama," ujar Gani membuat Rokky cekikikan.

"Udah, udah, ayo masuk!" kata Karrel kesal sekaligus malu. Ternyata cinta bisa membuat otak yang normal menjadi miring. Karrel pun berjalan duluan menuju rumah yang terlihat angker.

"Nah loh Pak Kos marah," kata Rokky kepada Gani.

"Lo juga dimarah kali, Rok, udah cepetan kita ikutin Karrel," kata Gani lalu berjalan mengikuti Karrel yang sudah di depan pagar rumah.

Karrel membuka pintu pagar berwarna hijau yang sudah mengkarat dan dibeberapaa bagian catnya sudah mengkelupas. Karrel berjalan pelan masuk ke dalam rumah yang terlihat angker disusul Gani dan Rokky.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Karrel secara tiba-tiba membuat Karrel kaget, "anjir gue kira hantu, ternyata jin," kata Karrel pada Rokky sinis .

"Yeh, masih ngambek aja, Rel, kayak cewek lo," ejek Rokky.

"Kok serem banget ya rumahnya? Padahal dia ngeshare di sosmed rumahnya bagus, mungkin kita salah rumah kali Rel," kata Gani sambil melihat-lihat rumah tersebut.

"Emang lo nggak lihat kalau cuma ini rumah satu-satunya di tempat ini? Udah buruan masuk, nanti keburuan malem," kata Karrel.

Lagi-lagi ada yang menepuk pundak Karrel, "nggak lucu lho Gan, udah nggak usah ngaget-ngagetin gue," kata Karrel  pada Gani.

"Lah, nggak lucu apaan?" tanya Gani bingung.

"Lo kan yang mukul pundak gue?" tanya Karrel.

"Kepedean lo! Ngapain gue mukul pundak lo lagi? Kayak nggak ada kerjaan aja," kata Gani.

"Selamat sore, ada perlu apa kalian kemari?" tanya seorang lelaki tua dengan kumis dan jenggot yang sudah putih ditambah pakaian yang serba hitam.

"Jadi kakek yang memukul saya?" tanya Karrel.

"Iya, ada apa?" tanyanya sambil mendekati Karrel membuat Karrel merinding sendiri.

"Lah, kok kakek bisa ada di depan, yang mukul saya kan di belakang?" tanya Karrel.

"Itu adalah salah satu ilmu saya, jangan panggil saya kakek karena saya masih muda dan masih gaul, jadi panggil saya Mas SKK," kata Mas SKK tersebut.

"Hah?! Mas SKK?" tanya Karrel, Rokky dan Gani kompak.

"Iya, Mas Sedikit Kakek-Kakek," kata Mas SKK membuat Karrel, Rokky dan Gani menahan tawa.

"Kenapa muka kalian seperti itu? Apa kalian terpesona melihat ketampanan saya yang mengalahkan Shawn Mendes atau pun Cameron Dallas?" tanya Mas SKK dengan pedenya.

"Iya, Mas, Mas itu ganteng banget," kata Rokky.

"Saya sudah tau, ayo cepat masuk! Saya tau apa yang kalian inginkan," kata Mas SKK lalu berjalan masuk.

"Anjir ni dukun, gaul amat," bisik Gani.

"Iya, kudu manggil Mas lagi, dikira kita tante-tante kurang belaian apa?" celetuk Rokky.

"Eh, lo jangan banyak omong! Buruan masuk," kata Karrel yang sudah berada di depan mereka.

"Siap bos!" kata Gani dan Rokky sambil menghormati Karrel dengan kompak, lalu berjalan mengekor di belakang Karrel.

"Cepat masuk! Jalan saja kayak siput saya sumpahin nanti cepet keriput!" kata Mas SKK membuat tiga lelaki itu bergidik ngeri.

Karrel, Rokky dan Gani pun berjalan dan duduk di depan dukun, "kami ke sini karena--," ucapan Karrel terpotong.

"Karena kamu ingin tahu siapa preman yang mencegat wanita pujaan hatimu bukan?" tebak Mas SKK membuat ketiga lelaki itu tercengang.

"Kok Mas bisa tau?" tanya Karrel.

"Saya kan dukun, gimana sih?" tanya Mas SKK.

"Iya, Rel, Mas SKK kan sakti mantra guna," kata Gani.

"Udah jangan banyak cing-cong," kata Mas SKK.

"Kok tiba-tiba hujan ya?" tanya Rokky sambil mengusap wajahnya.

"Jadi gimana Mas?" tanya Gani.

"Saya akan memakai ilmu tersakti saya," kata Mas SKK lalu mengambil kembang dan melemparkan ke lelaki tersebut, "air mana air?" tanyanya.

"Ini," Rokky menyerahkan air yang ada di sampingnya.

Pria tua itu berkomat-kamit membaca mantra lalu meminum air dan langsung disembur ke Karrel, Gani dan Rokky.

"Anjir, bau banget," kata Gani.

"Maaf, saya lupa gosok gigi tadi," kata Mas SKK.

Tiba-tiba datang dua orang pria memakai pakaian serba putih, "kamu ternyata di sini, saya cari kemana-manadari tadi," kata lelaki yang memakai masker.

"Hehehe ..., tadi aku main-main sama mereka," kata Mas SKK se;perti anak kecil membuat Karrel, Gani dan Rokky saling menatap satu sama lain.

"Ya udah ayo pulang! Lain kali jangan kabur lagi," kata lelaki yang memakai masker lalu mengajak pria tua itu keluar.

"Kok dukunnya diajak keluar?" tanya Gani pada pria yang masih di dalam.

"Kalian pasti dikerjain sama pasien saya, dia itu udah sakit jiwa. Sebelumnya memang dia pernah menjadi dukun di sini, jadi sekarang dia sering kabur dan bermain di sini," kata pria itu berhasil membuat ketiganya melongo, "ya udah saya mengantar pasien saya dulu," kata pria tersebut lalu pergi.

"Anjir lo, kita ketipu orgil," umpat Karrel sambil bangkit dari duduknya.

"Buang-buang waktu aja," kata Rokky sambil berdiri, "ini semua gara-gara lo Gan," kata Rokky pada Gani yang sudah berdiri.

"Ye, kok lo nyalahin gue? Mana gue tau kalau dukunnya udah gila, pantesan aja dia sering ngeshare foto sama suster cantik," kata Gani.

"Ah, mana baju gue bau banget lagi," kata Karrel.

"Udah nasib kali, Rel, mungkin ini ujian cinta lo," kata Rokky tengil.

"Ini mah ujian hidup," kata Karrel.

"Udah yuk kita pulang," ajak Gani. Mereka pun  pergi dari rumah yang mereka nama 'Rumah Sialan'

▣▣▣▣▣

Hai! Akhirnya update juga, maaf lama soalnya kuota habis, ini aja pakai wi-fi, hehehe..., maaf klau ad typo karna blm sempat ngedit dan gimana chapter ini? Comment ya! Comment yang bagus bakalan aku masukin di chapter selanjutnya

Jangan lupa vomment! Babai!

29-05-2016



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro