(08) Teman Baru

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Inazuma Gakuen...

Raka sudah berada di dalam kelas. Ia duduk dengan tenang sambil membaca sebuah komik kesukaannya.

"Ohayou, Raka..." sapa Riza menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Ohayou..." balas Raka tetap fokus pada komiknya.

"Hei, aku punya kabar gembira. Kau harus mendengarnya." seru Riza antusias.

"Hmm..." sahut Raka acuh.

"Oii Raka, kau mendengarku tidak." panggil Riza sekali lagi. Namun, tak ada respon balik darinya. Ia mulai geram. Di ambilnya komik yang sedang di baca oleh Raka secara paksa.

"Hei!" geram Raka. Ia merebut kembali komiknya.

"Aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku sekarang adalah an-"

Srekk!

Pintu kelas terbuka. Sang guru cantik masuk ke dalam kelas dengan elegan. Dan itu membuat perkataan Riza terpotong.

"Ayo kita mulai pelajarannya..." ucap Ibu guru.

Mau tak mau Riza kembali ke tempat duduknya. Raka memasukkan komiknya di dalam laci meja.

Pelajaran pun dimulai...
.
.
.
.

Tring!! Tring!!!

Bel istirahat berbunyi. Semua siswa kelas 11 Bahasa 1 bersorak sorai senang. Mereka melangkahkan kakinya menuju ke kantin, perpustakaan dan ada yang membawa bekal lalu makan di kelas.

Tak terkecuali dua kawan ini. Riza dan Raka sudah sampai di atas atap.

"Hei Raka..." panggil Riza.

"Ada apa?" tanya Raka cuek.

"Aku ingin memberitahumu sesuatu." ucap Riza.

"Iya, apa itu? Kalau hal-hal yang tak berguna aku akan memukulmu." Ancam Raka sedikit bercanda.

"Aku juga merupakan anak terpi--"

Brak!!

Pintu atap terbuka keras. Seorang Gadis berambut merah berjalan ke arah mereka. Gadis itu Fia.

"Maaf mengganggu waktu makan kalian. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, Raka." jelas Fia.

"Ya, apa itu?" tanya Raka penasaran.

"Sial! Lagi-lagi ucapanku terpotong!" batin Riza kesal.

Riza pun murung di pojokan atap.

"Kenapa dengannya?" tanya Fia heran menunjuk ke arah Riza.

"Biarakan saja si bodoh itu. Apa yang ingin kamu katakan?" tanya Raka sekali lagi.

"Lihatlah ini!" jawab Fia. Ia menujukkan dua buah kartu digimon.

"Kartu Kuwagamon dan Kiwimon." ucap Raka bingung. "Jadi kau merubah pikiranmu dan sekarang kau juga bertarung." lanjutnya.

"Hmmm iyaa..." sahut Fia malu-malu.

"Baguslah." kata Raka mengelus rambut merah Fia pelan.

"Kau mau menceritakannya?" tawar Raka.

"Bo-boleh..." ucap Fia gugup.
.
.
.

Flashback On

"Floramon!" seru Fia panik. Ia ingin menghampiri partnernya. Namun, Floramon mencegahnya.

"Rain of Polen!"

Benih-benih bunga kembali ia tembakan ke arah Kuwagamon yang mengarah kepadanya.

"Scissors Claw!"

Kedua tanduk Kuwagamon memotong serangan Floramon.

"Aku harus melindungi Fia." Tekad Floramon. Ia kembali menyerang dan menyerang. Namun setiap serangannya dapat di potong dengan mudah oleh Kuwagamon.

"Scissors Claw!"

Serangan mutlak Kuwagamon berhasil melukai Floramon.

Bruk!!

"Floramon!!" jerit Fia sedih. Floramon terjatuh. Fia membawa tubuh Floramon ke pangkuannya.

"Hiks... hentikan hiks... jangan memaksakan dirimu hiks..." tangis Fia pun pecah.

"A-aku akan me-lin-dungimu.." kata Floramon terbata-bata. Setetes air mata jatuh dan mengenai kelopak bunga Floramon.

Cring!!!

Cahaya terang menyelimuti tubuh Floramon. D-Cyber hijau miliknya yang berada dalam saku bajunya juga mengeluarkan cahaya. Fia yang terkejut, lalu mengambil D'Cyber itu.

Data-data keluar dari monitor D-Cyber. Data-data dan cahaya mengelilingi tubuh Floramon. Membuat tubuhnya melayang ke atas.

"Apa yang terjadi?" tanya Fia bingung.

#Soundtrack_Evolusi_Digimon (ceritanya hehe :v)

Nananana nananana nananana

Data-data berkumpul di sekitar tubuh Elecmon. Ia berputar-putar dan cahaya terang muncul berkilauan membalutnya.

Floramon Shinka...
Kiwimon

Analisis Data :
Name : Kiwimon
Level : Champion
Type : Ancient Bird
Attribute : Data
Attacks : Pummel Peck

"Hai Fia..." sapa Kiwimon.

"Kau berubah..." sahut Fia terkejut.

"Iya, itu semua berkat dirimu." balas Kiwimon lembut.

"Rooaarr!" seru Kuwagamon.

"Maaf Fia, kamu harus menjauh dari sini. Aku akan kembali bertarung dengannya." cegah Kiwimon. Fia pun mengerti, tanpa banyak bertanya ia mulai menjauh.

"Pummel Peck!"

Kiwimon menembaki chibikiwimon dari mulutnya.

Duar! Duar! Duar!

Kuwagamon terkena serangan telak. Ia pun terjatuh.

Brakk!!

"Hebat!" Kagum Fia.

Kuwagamon bangkit dan ia menyerang kembali.

"Scissors Claw!"

"Pummel Peck!"

Dua serangan saling bertemu. Kiwimon melompat dengan pohon sebagai tumpuan.

"Pummel Peck!"

Duarr!!!

Kuwagamon roboh dan tak bisa bergerak lagi. Aura kegelapan keluar dari tubuhnya seperti digimon lain yang terpengaruh. Tubuhnya kini menjadi data-data hologram dan kembali membentuk kartu digimon.

Hap! Kiwimon menangkapnya dengan mudah.

Fia segera mendekati Kiwimon kembali. "Kau hebat sekali..." puji Fia memeluknya erat.

Cring!!

Kiwimon berubah wujud kembali menjadi Floramon. Dua kartu digimon kini berada digengaman Fia.

"Ayo kita pulang. Aku akan memaskan pasta special untukmu." ucap Fia.

"Sungguh? Yeayy!" riang Floramon dalam pelukan Fia. Mereka melangkahkan kakinya kembali ke rumah.

Flashback Off
.
.
.

"Begitulah ceritanya..." ucap Fia mengakhiri ceritanya.

"Oh. Jadi kau ingin bergabung denganku?" ajak Raka.

"Hmm... baiklah!" balas Fia senang.

"Hei... apa kalian melupakan aku?" seru Riza merasa diabaikan.

"Oh rupanya ada kau disini!" ledek Raka.

Wajah Riza kembali suram. Fia dan Raka tertawa melihat kelakuannya.

"Aku merasakan aura digimon yang kuat." ujar Dracomon tiba-tiba.

"Iya, aku juga merasakannya." sambung Floramon.

Keduanya menghentikan tawanya. "Dimana?" tanyanya serempak.

Tiba-tiba Riza tertawa kecil dan merubah ekspresinya menjadi angkuh.

"Hahahaha..." tawanya.

"Apa yang tertawakan bodoh?!" ucap suara Bearmon di balik saku seragam Riza.

"Aku sudah bilang jangan mengataiku bodoh! Dasar digimon penakut!" cibir Riza.

"Kau!" geram Bearmon.

Raka dan Fia memandang Riza penuh tanda tanya. "Hei Riza, tadi kau mengucap kata 'digimon bodoh'." sahut Raka.

"Kau juga berbicara sendiri aku lihat." sambung Fia.

"Iya, aku menyebutkan kata itu dan..," jeda Riza. "... aku tidak berbicara sendiri, tapi dengannya." lanjutnya. Ia mengambil kartu Bearmon dari sakunya.

"Taraaa..." ucap Riza belagu.

Kedua orang itu mendadak diam. Keduanya terkejut bahwa Riza juga mempunyai kartu seperti mereka.

"Itukan kartu digimon..." ucap Fia tersadar dari terkejutnya.

"Iya..." balas Riza santai.

"Bagaimana kau mempunyai kartu digimon, bodoh?" tanya Raka penasaran.

"Aku tidak bodoh!" bela Riza pada dirinya sendiri. Riza menghela napas kesal. "Aku mendapatkan kartu ini setelah menolong anak kecil di tengah kota." jelasnya.

"Hmm... jadi daritadi kau ingin mengata-"

"Aku juga merupakan anak terpilih seperti kalian." Potong Riza. Ia terkekeh.

"Hai, lama tak jumpa Dracomon, Floramon." sapa Bearmon senang.

"Iya, lama tak jumpa kawan." balas Dracomon.

"Senang bertemu denganmu." lanjut Floramon.

Dracomon dan Floramon tanpa disangka telah keluar dari dalam D-Cyber.

"Kalian enak sekali bisa kembali ke wujud semula." kata Bearmon iri.

"Bukankah kamu juga bisa dengan bantuan D-Cyber?" tanya Dracomon heran.

"Apa kamu memiliki D-Cyber juga?" tanya Raka.

Riza yang tadinya percaya diri. Sekarang terlihat cemas dan gugup.

"Heii..." panggil Fia melambaikan tangannya.

Riza menggelengkan kepalanya. "Aku tidak punya." jawabnya murung.

Raka menghela napas. "Jadi, kau bukanlah anak terpilih." jelas Raka.

"Maaf..." ucap Riza menyesal. Ia pun pergi meninggalkan keduanya cepat.

"Hei Riza tunggu!" cegah Fia.

"Biarkan saja..." sahut Raka cuek.

"Kenapa kau bertingkah cuek seperti itu?" tanya Fia heran.

"Aku yakin... Riza juga mempunyai D-Cyber." jawabnya yakin.

"Tapi dia-"

"Coba kita lihat saja nanti." potong Raka. "Ayo kau ikut aku ke kelas!" ajaknya. Ia mengenggam tangan Fia tanpa sadar. Dan itu membuat wajah Fia bersemu merah. Dracomon serta Floramon kembali ke dalam D-Cyber.
.
.
.
.

Di dalam kelas Bahasa 1...

Riza berjalan tanpa semangat menuju ke kelasnya. Ia merasa orang bodoh karena kelakukannya tadi. Ia melupakan bahwa kalau menjadi anak terpilih harus mempunyai D-Cyber.

Ia duduk di bangkunya. Saat menyadarkan tubuhnya. Ada sesuatu di dalam tasnya yang menganjal.

"Kenapa dengan tasku?" tanyanya bingung. Kemudian, ia membuka tasnya. Betapa terkejutnya Riza. Ia menemukan sebuah D-Cyber biru berada di dalam tasnya.

Riza mengambil D-Cyber dengan semangat. "Ahh... aku juga merupakan anak terpilih. Bearmon lihatlah!" seru Riza senang.

"Iya-iya..." jawab Bearmon datar. Sebenarnya ia senang melihat Riza kembali semangat. Tapi ia tak mau mengakuinya.

Srek!!

Pintu kelas terbuka. Riza menatap di balik pintu itu. Di sana ada Raka dan Fia yang berjalan menuju tempat duduknya.

"Ka-kalian..." ucapnya lirih.

"Selamat bergabung kawanku yang bodoh." ejek Raka. Ia merangkul kawannya senang.

"Hahaha... kalian berdua lucu sekali." tawa Fia terhibur.

"Ja-jadi... aku juga anak terpilih seperti kalian..." ucapnya gugup.

"Iya!" jawab keduanya serempak.

"Selamatnya Bearmon..." ucap Floramon.

"Selamat bergabung kawan." sambung Dracomon.

"Kalian terlalu berlebihan..." seru Bearmon malu-malu.

"Hahaha..." tawa Dracomon, Floramon serta Bearmon.

Untung saja suasana di kelas masih sepi. Mereka pun memutuskan untuk tidak membahasnya lagi. Takut ada orang lain yang mengetahui tentang rahasia mereka.

"Aku telah berhasil menemukan anak terpilih lainnya, yaitu kawanku sendiri." batin Raka senang.
.
.
.
.
.

Bersambung... 😂

Yeay! Akhirnya anak terpilih lainnya yang ternyata Riza telah bergabung. Bagaimanakah kisah anak terpilih baru? Saksikan setelah chapter berikutnya 😏🙄

Selamat membaca! 😎

Jangan lupa memberikan komentar, saran serta vote kalian hehe... 😉😊

Thanks to AhmadRizani aliffia_mutia

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro