chapter 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

seorang pemuda berlari cepat menelusuri lorong lorong gelap. ia melihat kesana kemari dan mengawasi setiap detail dari lorong tersebut. saat dirasa ada yang berbeda, ia mengeluarkan seekor trenggiling kecil bernama tomoya dari saku bajunya. ia menunduk dan menyuruh tomoya untuk berjalan maju

"tomoya, tolong ya" kata hokuto

tomoya mengangguk dan menggelinding kearah ujung lorong tersebut. tak disangka, rupanya ada banyak jebakan di lorong itu. tomoya hampir mencapai ujung lorongnya, namun perhatiannya teralihkan oleh kupu kupu yang terbang melintas dihadapannya. hokuto menyuruh tomoya untuk fokus dan sampai di gerbang diujung lorong

"tomoya, hei ayo fokus!"

"...."

"tomoya..."

tomoya menurut dan menggelinding melewati jebakan terakhir. setelah semua jebakan telah keluar, hokuto berjalan menyusul tomoya dan membuka gerbang yang ada dihadapannya. setelah gerbangnya terbuka, ada sebuah tangga yang menuju keatas dengan aliran air kecil yang juga mengalir keatas

//sungguh menantang logika, ada ya air bisa ngalir keatas

hokuto sudah sampai di akhir tangga tersebut. disana, terdapat sebuah ruangan yang dipenuhi dengan puluhan tumbuhan yang tumbuh subur. tepat ditengahnya, ada sebuah bola permata yang bersinar dan dikelilingi air disekitarnya. yap, itu adalah permata naga yang dijaga ketat oleh penduduk negeri starmony. hokuto sedikit tersenyum mengetahui ia berhasil sampai di tempat itu

"ini terasa mudah sekali"

saat ia sudah berada di ujung kolam yang mengelilingi permata itu. ia teringat suatu hal yang seharusnya ia sadari sejak awal. "tunggu, ini terlalu mudah. nggak, pasti ada yang nggak beres disini". benar saja, detik berikutnya ia diserang oleh seorang pria bertopeng menggunakan pedang(?)nya yang bisa memanjang. "huhu, tak semudah itu untuk bisa mendekat, anak muda". hokuto menyeka peluh di wajahnya dan melawan orang itu sekuat tenaga

pertarungan mereka terjadi cukup sengit dan memakan waktu lumayan lama. pria itu berhasil memojokkan hokuto dan membuat hokuto hampir terjatuh. "kau tak akan bisa meletakkan barang seujung jaripun pada permata naga ini, nak". hokuto yang tadinya memasang wajah kaget seketika tersenyum licik. "belum tentu". ia menunjuk pada 2 jari kakinya yang menyentuh lingkaran altar tempat permata naga tersebut

"hm, hahahahahaha. sasuga hocchan, akhirnya usaha kerasmu terbayar juga ya"

"yah, memang. tapi aku masih tak sekuat anda, ketua"

"hora hora, jangan panggil 'ketua' dong. panggil aja otou-chan atau papa ya~"

"nggak mau"

"hidoi na hocchan"

pria itu adalah seiya, ketua sekaligus penjaga permata naga dari negeri starmony. dengan kata lain, ayah dari hokuto sendiri. mereka duduk di lingkaran altar dan memandangi permata itu bersama. "hocchan, perlu kau tau kalau negeri ini sudah menjaga permata naga selama ratusan generasi. permata inilah yang menjaga negeri ansuta dari serangan gatekeeper 500 tahun yang lalu. kini, tiba saatnya untukmu menjadi penjaga baru dari permata naga ini"

seiya menangkupkan tangannya dan mengambil air dari kolam itu. setelahnya, ia menuangkannya diatas kepala hokuto. tetesan air itu mengambang dan berputar disekitar mereka sebelum akhirnya menjadi satu dengan tetesan air lain yang mengelilingi permata naga itu. mereka pun tersenyum dan memberi hormat para permata itu

---

"jadi sekarang sudah ada 2 penjaga permata di negeri ini bukan?". hokuto terlihat sangat senang mengetahui bahwa sekarang ia adalah seorang penjaga permata. begitu pula dengan tomoya yang menggelinding kesana kemari. seiya membawa hokuto ke dapur dan mengatakan bahwa ia akan mengundang 4 negeri lainnya ke negeri starmony. "apa itu artinya kita akan mengadakan perang dengan mereka?". "hehehe, sayangnya tidak. kita akan mengundang mereka untuk makan malam bersama"

hokuto sedikit kaget sekaligus kecewa mendengar hal itu. ia menganggap keempat negeri lainnya sangat jahat dan selalu berusaha untuk merebut permata naga. tapi seiya menasehati anaknya itu agar berusaha percaya dengan orang lain. ia menunjukkan salah satu masakan yang akan dihidangkan dan menjelaskan bahwa dalam masakan itu terdapat berbagai macam rempah dari kelima negeri

"ayah percaya, suatu saat nanti kita bisa bersatu kembali menjadi ansuta"

seiya dan hokuto kini tengah berdiri di hadapan keempat negeri yang diundang untuk jamuan makan malam bersama. terlihat bahwa keempat negeri itu sangat memusuhi negeri starmony. mereka beranggapan bahwa negeri starmony bisa sangat makmur berkat kekuatan dari permata naga yang mereka sembunyikan. seiya mulai memecah suasana tegang ini dengan sebuah candaan yang terdengar sangat garing bahkan membuat  hokuto tepuk jidat dengan kelakuannya

 "hadeh, padahal kalo ngelawak garing banget malah ngebadut. bapak siapa sih ini?"

//ya itu bapak kau kageyama- eh hidaka hokuto bin hidaka seiya

hokuto maju dan mulai menyambut keempat negeri itu. ia menyambut mereka dengan ramah dan bertanya siapa yang lapar. seorang bocah bersurai merah yang seumuran dengannya menengok kearah kakaknya dan maju menghampiri hokuto. ia adalah hiiro, adik dari pemimpin negeri alkakurei yaitu rinne. hokuto menyambut hiiro dengan ramah dan mengajaknya masuk kedalam

---

"jadi kau juga percaya kalau subaru masih ada ya, hiiro"

"umu, aku sangat sangat percaya. ah iya, aku ingin memberimu liontin naga milikku"

"eh serius? a-arigatou"

hiiro merogoh saku bajunya dan mengeluarkan sebuah gulungan. "nee, hokuto. aku diam diam mencuri gulungan ini dari perpustakaan". "bukannya itu kejahatan?". "kita kesampingkan itu nanti. menurut gulungan ini, setelah sang naga terakhir mengalahkan gatekeeper, ia hanyut dan terbawa sampai ke ujung sungai". "tapi ujung sungai yang mana? ada ratusan ujung sungai di negeri ini". "entahlah, mungkin salah satunya"

hokuto terus saja bercanda dengan hiiro tentang subaru dan kemungkinan ia berada. kemudian, ia mengajak hiiro ke tempat permata naga berada. ketika ia melihat permata naga tersebut, hiiro benar benar kagum dengan betapa indahnya cahaya yang dipancarkan. tiba-tiba saja hiiro memukul hokuto dan berjalan mendekati permata naga itu

hokuto yang mengetahui niat jahat hiiro segera mencegahnya mendekat dan mereka terlibat perkelahian. karna mulai terpojok, hiiro mulai menembakkan suar asap ke langit dan itu mulai memicu kecurigaan pada seiya yang melihat suar tersebut. ia segera menyusul hokuto ke tempat permata naga berada karna ia melihat rinne dan pimpinan negeri lainnya mulai bubar

sementara itu, hiiro yang berhasil memanggil rinne mulai mundur perlahan. terlihat bahwa penduduk negeri lain yang hadir dalam undangan mulai merangsek masuk dan membuat hokuto kewalahan menangani mereka. untungnya seiya segera datang dan mencegah mereka dengan senjatanya. tiba-tiba saja, ada seseorang yang mengarahkan crossbow kearah seiya dan membuat kakinya tertancap panah

"OTOU-SAN!!!"

hokuto menghampiri ayahnya yang terluka, sementara orang orang mulai berlarian mengambil permata naga itu untuk negeri mereka sendiri. sangat disayangkan, salah satu dari mereka tak sengaja menjatuhkan permata itu dan membuatnya pecah menjadi 5 kepingan. hokuto terlihat cukup syok karna permata yang harusnya ia jaga malah pecah 

tiba-tiba saja, tanah yang mereka pijaki terbelah dan dari dalam keluarlah gatekeeper yang sangat banyak. kabut jahat itu mulai menyerang mereka satu persatu. para pimpinan negeri itu mengambil masing-masing satu kepingan permatanya dan segera pergi dari situ

hokuto membantu ayahnya berjalan pergi dari tempat itu. namun karna kondisi ayahnya yang terluka parah, gatekeeper segera menyusul dibelakang mereka. seiya melihat bahwa gatekeeper membuat semua orang yang tertangkap menjadi batu. seiya menyerahkan senjata dan kepingan permata yang ia miliki pada hokuto. ia juga mengingatkan hokuto satu hal yang sangat penting

"hocchan, kau adalah seorang penjaga permata naga. lindungi kepingan ini dan kembalikan ansuta seperti dulu lagi. temukan subaru sang naga terakhir!"

seiya menceburkan hokuto ke sungai karna ia tau bahwa gatekeeper tak bisa melewati air. hokuto mencoba meraih ayahnya, namun ia tak sampai. detik berikutnya, ia dilahap oleh kabut jahat itu dan berubah menjadi batu

.

.

.

6 tahun kemudian

hokuto yang sudah beranjak dewasa menelusuri sebuah padang pasir yang gersang dengan menaiki tomoya yang sudah menjadi trenggiling raksasa. ia terus melaju tanpa henti menelusuri padang pasir itu. ia berhenti di pinggir sebuah tebing dan melihat kearah ujung sungai yang mengecil. ia membuka kembali peta ansuta dan menandai sungai itu. tomoya melihat seekor kupu-kupu dan membuatnya berputar-putar untuk melihatnya

"chotto, tomoya. ah hei, hentikan. jangan berputar-putar"

tomoya segera berhenti setelah diingatkan hokuto. ia kembali melihat kearah ujung sungai itu. saat ia hendak menuju ujungnya, sebuah gatekeeper tiba-tiba muncul dan mengagetkannya hingga ia menggelinding terjatuh. makhluk itu hampir saja menyergapnya, untungnya hokuto cepat merespon dan meraih kepingan permata yang ada di tasnya sehingga kabut itu menghilang

ia pergi menuju ujung sungai itu setelah membantu tomoya bangun. disana ada sebuah bangkai kapal yang karam dan hokuto mulai masuk ke dalamnya hingga sampai di ujung. ia menyiapkan beberapa keperluan dan meletakkan liontin naga milik hiiro di sebuah cawan berisi air. ia menutup matanya dan mulai berdoa

setelah doa itu selesai, air yang tadinya mengalir kedepan mulai berbalik arah dan berkumpul menjadi kumpulan air di udara. setelahnya, muncul sebuah kabut tipis dan terdengar suara seseorang dari dalam kabut tersebut

"nghh, hwaa! sudah berapa lama aku tertidur? oiii chiaki, hajime, Tsukasa, Koga, lihat ini! para gatekeeper itu sudah menghilang, aku berhasil menghilangkan dia. ahahahaha!"

"..."

"ah halo yang disana! siapa namamu?"

.

.

.

"jauh berbeda dari yang kubayangkan!"

to be continue

nyehehehe, akhirnya bisa bikin hokke marah juga. mungkin lucu juga ya sekali sekali kalo hokuto bisa banyak senyum+ngefans ama sesuatu kek gini

oh ya, buat yang bingung kenapa pada manggil nama langsung saya jelasin ya. di AU ini, mereka semua tuh gapunya marga, jadi anggap aja cuma ada nama panggilan. misalnya kayak hiiro, rinne, hokuto DLL

enough from me, terima kasih and see you next time

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro