Part 3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari ini Mrs.Elsa dan anak-anak sudah bersiap meninggalkan panti. Entah bagaimana Renata bisa mendapatkan tempat tinggal untuk mereka.

Renata cuma berpesan mereka tidak perlu khawatir. Renata berbohong bahwa pemilik club bersedia meminjamkam sejumlah uang untuknya.

Tempat tinggal mereka yang baru sangat jauh dari panti asuhan yang sekarang. Lokasinya berada di pegunungan, ada taman luas di depannya.
Mrs. Elsa masih terus bertanya bagaimana Renata bisa mendapatkan tempat seperti ini.

Mungkin Mrs. Elsa curiga tapi Renata selalu meyakinkannya bahwa pemilik club berbaik hati mencarikan tempat ini untuk mereka.
Karena tempat ini jauh dari club maka Renata tidak bisa tinggal disana. Karena Renata masih harus bekerja di club dan melunasi hutangnya.

" Lalu kamu mau tinggal dimana sayang? " tanya Mrs. Elsa yang terlihat curiga.

" Tenang saja Mrs., aku akan mencari kontrakan yang murah untuk tinggal, Lagipula aku masih mempunyai sedikit tabungan. " jawabnya.

" Kamu tidak sedang menyembunyikan sesuatu kan sayang? " tanya Mrs. Elsa penuh selidik.

" Tentu tidak Mrs. , yang terpenting sekarang Mrs. Elsa dan anak-anak bisa tinggal disini. " kata Renata sedikit gugup karena kecurigaan pengurus pantinya itu.

" Ya sudah sayang, kamu hati- hati ya, jagalah diri kamu, aku tidak mau terjadi apa-apa dengan dirimu sayang , karena kamu sudah seperti anakku sendiri. " ucapnya sambil memeluk Renata.

" Aku akan datang berkunjung kesini saat aku mendapatkan cuti kerjaku. " ucap Renata kemudian.

Kalau Mrs. Elsa tahu Renata menerima tawaran laki-laki yang bernama Devian Archelaus, tentu Mrs. Elsa akan sangat marah besar padanya.

Flasback on

"Hallo" jawab seorang laki-laki.
" Hallo, Tuan Devian Archelaus,saya menerima tawaran anda " ucap Renata kemudian.

" Bisakah anda menyediakan tempat tinggal untuk anak-anak panti besok, maka saya bersedia menjadi kekasih anda dan melayani anda Tuan. " entah kekuatan darimana Renata bisa berkata seperti itu.

" Tentu saja sayang, aku sudah menunggu saat-saat ini, masalah tempat tinggal aku akan segera menyuruh orangku untuk mengaturnya. " ucapnya. " Dan kita bisa bertemu besok malam di club, jangan coba-coba kabur atau kamu ingin melihat anak-anak panti asuhan kamu menderita. " ancamnya.

" Anda tenang saja Tuan, saya bukan orang seperti itu, saya akan tetap menepati janji saya pada anda. "Ucap Renata tegas.

" Baiklah sayang sampai besok malam. "

Tut... Tut..tut..

Flasback off

Renata sudah menyelesaikan pekerjaannya. Dan sampai saat ini laki-laki tersebut belum muncul juga.

Apakah dia lupa, tidak mungkin, tidak ada yang gratis di dunia ini, dia pasti meminta imbalan atas apa yang telah dia berikan, jadi mungkin dia sedikit terlambat. Batin Renata.

" Menungguku ehm? " bisiknya.

Renata kaget, jantungnya serasa mau copot, bagaimana tidak tiba-tiba ada yang berbisik di samping telinganya.

" An..anda sudah datang Tuan." ucap Renata terbata- bata.

" Tidak perlu takut sayang, aku tidak akan menerkammu." laki-laki itu terkekeh, gadis ini begitu polos.

" Bagaimana kamu sudah siap menjadi kekasihku dan melayaniku setiap saat, sayang? " seraya memeluk Renata dan itu membuat Renata tidak nyaman.

Sekarang Renata sudah duduk di samping Devian yang sedang menyetir, entah akan dibawa kemana Renata, yang pasti keputusannya sudah membawanya keluar dari zona amannya sendiri.

Devian melirik gadis yang duduk disampingnya, gadisnya terlihat gugup sekali. Kemudian Devian terkekeh, gadis ini begitu polos dan bukan Devian Archelaus namanya kalau tidak bisa memiliki sesuatu yang diinginkannya termasuk memiliki gadis ini.

Setelah cukup lama perjalanan, sampailah Renata pada sebuah gedung tinggi, mungkin ini tempat tinggal Devian.

" Turunlah dan ikuti aku." dingin itulah yang bisa ditangkap oleh Renata, laki-laki tersebut berubah dingin kepadanya.

Renata tiba di sebuah apartemen mewah di lantai tertinggi gedung ini, waw amazing batin Renata mencelos.

Dari sini dia bisa melihat pemandangan gedung-gedung tinggi dengan hiasan lampu di malam hari, sungguh indahnya.

Apartemen ini begitu besar dan mewah. Tadi Renata hanya membawa beberapa pakaiannya dari panti asuhan.

Devian daritadi hanya memandangi gadisnya, dia melamun batinnya.

" Ini adalah apartemenku, mulai sekarang kamu akan tinggal disini, kamu tidak perlu lagi bekerja di club, kamu cukup melayaniku disini nona Renata. " Devian menekankan kata melayaniku, seolah dia tahu gadisnya ini pasti gugup sekarang.

" Ba.. Baiklah Tuan.." ucap Renata terbata.
" Jangan panggil Tuan, panggil Dev, sayang. " bisiknya, membuat Renata semakin gugup.

Detak jantungnya seakan mau copot, sebenarnya Renata sangat takut tapi dia sudah tidak bisa mundur lagi, ini adalah keputusannya sendiri demi Mrs.Elsa dan semua anak-anak panti.

" Istirahatlah, aku takkan memaksamu melayaniku hari ini, kalau kau lapar kau bisa membuat makananmu sendiri, di kulkas sudah tersedia bahannya dan di sana dapurnya. " Devian menunjukkan letak dapurnya.

" Dan disini kamarmu. " ucapnya singkat dan berlalu meninggalkan Renata.

Setelah pintu itu tertutup, Renata terduduk lemas merutuki keputusannya sendiri tiba-tiba sesuatu yang hangat sudah mengalir di pipinya.
" Maafkan aku Mrs. Elsa. " desisnya lirih.

Renata kemudian sadar dia tidak boleh lemah, ini sudah menjadi tanggung jawabnya. Dia adalah anak paling besar paling tidak cuma ini yang bisa diberikan kepada orang-orang yang telah menyayanginya. Segera di hapus air matanya dan beranjak bangun.
Renata membuka pintu kamar yang tadi ditunjukkan oleh Dev.

Kamar ini begitu besar dengan ranjang King sizenya, semuanya didominasi dengan warna putih terkesan mewah. Bahkan Renata takkan pernah bisa membelinya.

Badannya terasa capek sekali dia ingin segera istirahat, kemudian dia bergegas membereskan barang-barangnya yang di bawanya dari panti lalu segera mandi,mungkin mandi bisa sedikit menghilangkan rasa capeknya.

Setelah selesai mandi ternyata cacing di perutnya mulai demo meminta jatah makan.

" Aku sangat lapar, baiklah kita lihat apa yang bisa aku masak. " Renata segera menuju dapur setelah memakai baju.

Di bukanya sebuah kulkas besar,bahkan kulkas di panti saja tidak sebesar disini.
Dan waow... Dia terkejut, semua bahan makanan lengkap, ada berbagai macam sayur, buah, susu, daging,ikan dan masih banyak yang lainnya.
Apakah laki-laki itu sudah mempersiapkan semuanya.

Ahhhh lagi-lagi perutnya berbunyi.

" Baiklah kita akan mulai masak. " Renata bicara pada dirinya sendiri.

Dia membuat omlet daging dengan tambahan jamur. Tak terasa piringnya kini sudah kosong. Lalu dia membilas piringnya kemudian beranjak ke kamar, benar-benar hari yang melelahkan, dia ingin segera istirahat.

Entah sudah berapa lama dia tertidur, matanya memgerjap, hari sudah mulai gelap. Apakah sudah malam batinnya.
Ketika dia hendak beranjak, ada tangan yang memeluknya,Renata kaget sekali.

Dia medongakkan kepalanya, ternyata Devian yang sedang tidur sambil memeluknya. Dengan hati-hati Renata berusaha melepaskan pelukan Devian,tapi malah dirasakan pelukannya semakin erat.

" Jangan bergerak, kau menganggu tidurku. " suaranya parau.
" Aku lelah sekali, biarkan seperti ini, tidurlah lagi. " katanya lagi.
Dirasakan nafas laki-laki disampingnya sudah mulai teratur, mungkin dia sudah tidur lagi. Dan kemudian dirasakan matanya juga semakin berat,Renata tertidur lagi, mungkin karena sesansi hangat yang dirasakannya sehingga membuatnya ngantuk.

Sinar matahari mulai masuk melalui celah jendela di apartemennya. Renata memgerjap-ngerjapkan matanya. Dilihatnya ranjang disebelahnya kosong. Dev sudah pergi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro