04

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Yura, dengerin aku dulu!" aku semakin mempercepat langkahku ketika mendengar suaranya yang terus menyerukan namaku.

Aku berjalan dengan langkah-langkah lebar dengan air mata yang mengalir deras dari kedua bola mataku. Hingga akhirnya langkahku terpaksa terhenti karena dirinya yang sudah berada tepat di depanku.

"Please, dengerin penjelasan aku dulu, Yura. Dengar---"

Aku menatapnya marah. Mataku sudah memerah karena air mata dan juga emosi.  "Apa yang harus di jelasin, Vino? Semua udah jelas. Lo selingkuh sama Bella, Vin! Sahabat gue sendiri! Itu sakit, Vino, sakit." ucapku dengan suara serak.

Ia----Vino meraih kedua tanganku lalu menatapku dengan tatapan memohon. Dengan cepat aku menghentakkan tanganku dengan kasar.

"Kamu fikir, Vin. Rasa percaya aku ke kamu itu besar banget. Aku nggak nyangka kamu bakal sia-siain rasa percaya ku kayak gini. Aku udah naruh rasa percaya yang besar ke kalian berdua."

"Yura, aku minta maaf. Aku minta maaf, aku minta maaf." lirihnya

"Vino, cewek mana yang nggak sakit hati lihat pacarnya mesra-mesraan dengan sahabatnya sendiri di rumah pacarnya. Coba kamu fikir, Vino."

"Yura, aku dan Bella nggak ada apa-apa. Aku mohon percaya sama aku." katanya.

"Nggak ada apa-apa? Terus kamu kira aku nggak lihat acara peluk-pelukkan kalian berdua? Dan apa tadi aku dengar? Percaya? Sadar dong, kamu aja nggak ngehargain rasa percaya yang aku kasih. Gimana aku bisa percaya sama kamu kalo kamunya kayak gini, Vin."

"Yura ... aku tahu aku salah, dan aku sadar itu. Tapi, aku masih cinta sama kamu, aku masih sayang sama kamu, Yur. Please, aku nggak mau kita berakhir kayak gini." ucapnya memohon.

"Bukan aku yang milih, Vino. Kamu sendiri yang milih kayak gini. Aku cuma ikut jalan yang kamu pilih. Dan aku rasa ... kamu memang nyaman sama Bella." kataku seraya tersenyum miris.

"Yura, aku mohon...,"

"Kita selesai disini, Vino. Kita putus." setelah itu aku pergi dari hadapan Vino yang terlihat masih shock akan keputusanku.

Setelah hari-hari kelam itu, setiap malam aku mempunyai hobi baru; menangis. Itu yang selalu ku lakukan. Vino dan Bella akhirnya berpacaran. Dan aku menangis setiap mengingat itu. Yura bodoh.

Aku mengambil ponselku yang terletak di atas nakas disamping ranjangku saat ini. Lalu jemarikj mulai mengetik pesan untuk seseorang.

To : Vino

Selamat, Vino! Akhirnya kamu jadian juga dengan Bella. Aku berharap hubunganmu dengan Bella bisa langgeng. Dan juga, jangan lupa, jaga Bella untukku. Meskipun begitu dia masih sahabatku. Sekali lagi, selamat ya!

Hatiku tidak bisa berbohong. Aku masih mencintainya. Sangat.

Drabble write by calmierisna

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro