06

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Malaikatku

Akhir - akhir ini aku sangat terpuruk. Teman sekelasku menyudutkanku karena masalah aku menolak tembakan dari Ata. Bagaimana tidak, jika ia menembakku di gc kelas. Sebenarnya aku tidak bermaksud menyakitinya, tapi memang aku tidak mau menjalin suatu hubungan tanpa adanya rasa cinta. Aku tidak mau menjalaninya dengan terpaksa hanya atas dasar kasihan buka cinta.

Aku memutuskan untuk memberinya pesan untuk menanyakan kebenaran dari tembakannya tersebut. Jujur aku tidak percaya dengan yang ia katakan, karena kita baru saja kenal. Itupun karena kita dipersatukan dalam kelas yang sama.

Ketika aku meminta maaf kepadanya melalui pc di line. Ternyata ia hanya menjadikanku sebagai bahan lelucon. Aku tak habis fikir dengannya. Bisa - bisanya ia mempermainkan hati seorang perempuan setelah ia menerbangkannya.

Tidak semua teman sekelasku mempercayai itu. Namun, banyak juga yang mempercayainya. Padahal aku sudah bilang jika hal itu hanya main - main saja. Tapi tetap saja mereka mengelaknya. Setiap hari Ata menggangguku. Ia juga memanggilku sedang kata "sayang". Aku tidak suka dipanggil sayang jika bukan oleh pria yang aku cintai. Sungguh sangat menyebalkan Ata itu.

Kulalui hari - hariku dengan berat. Setiap hari aku bercerita kepada sahabatku yang bernama Fitri. Hanya ia yang dapat mengerti apa yang aku rasakan. Aku tak berani menceritakan pada sahabatku yang lain, karena aku tidak mau mereka khawatir. Hanya saja, sahabat laki - lakiku yang sekelas mengetahuinya.

Sampai pada suatu hari aku bertekad untuk menjauh darinya. Aku berencana untuk membuatnya merasa jengkel  padaku dan cara tersebut berhasil. Dia menjauh dariku. Aku senang sekali, tapi kenapa aku merasa ada yang hilang. Aku tidak boleh suka padanya.

Beberapa minggu kemudian, terdengar kabar jika Ata telah memiliki kekasih. Aku sangat lega karena ia tidak akan menggangguku lagi. Namun, tetap saja teman - temanku mengejekku karena telah menolak Ata.

Mengetahui hal itu aku membuat status yang isinya curahan hatiku. Namun, aku samarkan nama sumbernya menjadi nama inisial dari sebuah cerita. Padahal cerita itu adalah cerita buatanku. Aku tidak mau ada yg mengetahuinya, dan memberi alasan dengan alibi jika itu hanya kebetulan saja quotea ceritanya sama seperti kehidupanku.

Tepat pada hari senin, orang yang  tunggu selama ini tiba - tiba memberiku pesan. Aku sangat senang sekali. Ia seperti malaikat yang sudah menyelamatkanku dalam masalah ini. Kitapun saling bertukat pesan, walaupun dibalasnya lama dan hal yang dibahas adalah masalah sekolah.

Hari terus berlalu, sampai pada hari sabtu malam ia menjawab pesanku dan hal yang paling kunantikan terjadi. Ia menembakku. Awalnya aku tak pecaya. Namun, aku tetap menerimanya karena ia harapanku.

Drabble wrute by @Filnauf1410tkan pengguna

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro