[9/10]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Rapih dengan baju formal, berikut mantel hijau lumut selutut karena udara di luar sedang dingin. Wajahmu masam. Cuek. Dengan rambut terikat ponytail kau kibaskan pada Chifuyu yang duduk manis menyerutup teh hangat sembari menonton berita pagi. 

"Aku mau keluar." 

Segera Chifuyu menoleh padamu.

"Aku ikut," ucapnya menaruh teh di meja dan segera beranjak dari sofa. 

"Tidak boleh. Siapa yang akan menjaga kucing yang kau klaim mirip Baji san, di sini? Aku yakin kucing bandel itu akan merusak sofaku," tukasmu pada Chifuyu.

Merasa tersudutkan, kembali Chifuyu duduk di sofanya. Galau. Menurut untuk tidak ikut dan hanya cemberut. "Baiklah ...." 

Aneh Chifuyu perhatikan. Perubahan sifat istrinya terlalu lah signifikan, seperti rasa makanan yang kau makan satu persatu saat promo all you can eat. Baru pagi tadi kau cemberuti Chifuyu saat meminta izin untuk keluar, tapi malam berlalu sekarang kau malah senyum-senyum sendiri dengan amplop putih di tangan yang banner-nya kau sembunyikan. 

"Chifuyu." 

"Kenapa?"

"Apa kamu mencintaiku?" 

Ponsel yang Chifuyu mainkan sambil rebahan di ranjang dimatikan, membalik tubuhnya mentapmu yang sudah duduk di sampingnya. Dahi Chifuyu mengernyit. Pertanyaan aneh, hal yang tidak tabu dipertanyakan di atas ranjang.

Jawabannya tentu. 

"Tentu aku mencintaimu." 

"Hanya mencintaiku? Tidak ada yang lain?" Wajahmu kian mendekat, mendesak Chifuyu dengan dua pertanyaan cepat yang kau lontarkan padanya. 

"Hanya kamu yang aku cintai," jawab Chifuyu mantap. Kepalanya mengangguk sekali dengan mata terpejam dan senyuman, (merasa betapa cintanya dia padamu)

Kecup sesaat dahi yang berkerut senang Chifuyu olehmu, membuatnya membuka mata dan bingung menatapmu. 

"Maaf Chifuyu, aku tidak bisa hanya mencintaimu setelah kejadian siang tadi. Dan, aku juga tidak yakin jika aku akan tetap menjadi satu-satunya orang yang kamu cintai." 

Wajah kian masam dan cemas. Khawatir dengan detak jantung berdegup. Keringat dingin berikut gerah. Lucu melihat raut Chifuyu sekarang. Segera kau sodorkan surat berwarna putih padanya.

"Tunggu ..." cegat Chifuyu menolak surat itu. "Aku tidak mau bercerai denganmu." 

Kau terkekeh dan mengerjap lucu padanya. "Aku tidak bisa menceraikanmu, Chifuyu." 

"Lalu. Apa ini?" tanya Chifuyu mengais surat yang kau jatuhkan di perutnya. 

"Baca saja. Kamu 'kan bisa membaca." 

Chifuyu sedikit memanyunkan bibir dan mengernyitkan dahi. Bingung dengan sikapmu. 

Surat yang Ia pegang dibolak-balikkan. Bukan surat dengan label KUA, tapi masih mampu membuatnya ragu dan takut.

Perlahan dan begitu rapih, dirobek pinggiran amplop itu olehnya. Silih berganti Chifuyu menatapmu seraya membuka surat itu. Jantunganya semakin berdegup kencang beriringan dengan gerakan slow motion yang dia lakukan sendiri. 

Kedua alis Chifuyu bertautan membaca bagian atas surat yang bertuliskan KOP rumah sakit. Lalu matanya membulat membaca tulisan bercetak tebal dan seluruhnya huruf besar. 

POSITIF

"[Na-Name]? Kamu, hamil?" Binar mata bahagia, berkaca-kaca hendak meneteskan air mata menatapmu. 

Mengangguk kecil, tersenyum simpul dengan embun mata di sudut. "Yah ...." 

"CHIFUYU!!" 

Tarik tangan cepat, menumpu pinggul ramping yang berada di atasnya. DIkecup berkali-kali penuh suka pipi istrinya. Chifuyu terharu, segera dia peluk lembut sang istri dengan belaian tangan di rambut hingga punggungnya. 

"Aku mencintaimu, benar-benar mencintaimu."

. . .

"Hallo? Takemichi?"

"Kenapa?"

"Istriku hamil. Kapan kau dan Hina akan menyusul?"

"..."

 (Menelfon Takemichi)


Selamat malam. 

Istriku hamil.

Selamat  -Hakkai

Selamat  -Draken

Selamat  -Smiley

Selamat  -Pa-chin

Selamat  -Pehyan

Selamat  -Mitsuya

Kapan kalian menyusul?

Semoga kandungan istrimu baik-baik saja  -Angry

(Memberitahu di grup)

"Baji san. Istriku hamil."

"..."

(Berbicara pada batu nissan)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro