Matahari

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tema: Matahari Terbenam
Genre: Fantasi

Kata Kunci:
Mega menangis
Monyet burik
Jembatan jodoh
Kitab pelangi
Pita biru

***

"Kenapa mega menangis lagi? Apakah akan sampai sore," gumam Fang. Tangan kanan Fang mengelus kucing bayang yang mengambil posisi tiduran di pahanya. Secangkir hot chocolate menemani pagi harinya yang kelabu. Sambil berpikir daripada bertanya-tanya tidak jelas kenapa ia tidak membuka ramalan cuaca dari jam kuasanya.

Ocobot sudah mengupgrade jam kuasa seakan meniru smartwatch yang ramai di pasaran. Jadi tidak perlu mengeluarkan handphone untuk hal-hal remeh seperti ini.

Saat ramalan mengatakan jika hujan tidak lama lagi akan berhenti dan sepanjang siang hingga malam hari akan cerah berawan, senyum di bibir Fang semakin lebar, matanya lalu meligat ke luar jendela dan menemukan monyet burik mirip Gopal, upss ... itu memang Gopal dan kekasih rahasianya, sedang berjalan ke sini. Ia tidak sabar untuk berangkat.

***

Kelima sekawan, jika Boboiboy bisa mengatakan demikian. Memiliki rencana akhir pekan ini akan ke jalan-jalan ke pantai. Namun, sesampainya di pantai mereka malah bertemu dengan alien kepala kotak yang tidak ada habisnya ingin menculik Ocobot.

"Keris halilintar!" seruan dari cowok dengan jaket dan topi merah membawa pasir-pasir disekitar mereka bertebaran.

"Jangan senang dulu Boboiboy!" seru Adudu. Ia mengeluarkan pistol leser dan menembak berturut-turut kepada mereka.

"Perisai bayang!" kata Fang, bayangan berbentuk bola melindungi dirinya dan Boboiboy Halilintar dari terjangan peluru.

"Fang, kamu tidak perlu melindungiku. Aku bisa menghindari," ucap Boboiboy, ia mengelus kepala kekasihnya dan balik menyerang Adudu setelah perisa bayang menghilang.

"Adudu menyebalkan, rencana melihat matahari terbenam seperti bakal gagal," geram Fang. Matanya melihat matahari yang semakin mendekati batas cakrawala, tanda tidak akan lama lagi malam akan tiba.

Jembatan jodoh yang menjadi objek wisata tidak jauh dari mereka hampir saja terkena hantaman golem tanah ciptaan Boboiboy.

"Ha ha ha, aku tahu kamu gak akan berani merusak properti milik negara, ya, kan, Boboiboy?" ejek Adudu. Probe yang dalam mode kendaraan juga ikut melempar tawa ejekan. Ia masih khawatir kali ini akan sia-sia seperti sebelumnya karena hampir berubah menjadi makanan, sama seperti senjata yang bosnya telah keluarkan.

Yaya dan Ying tidak ambil bagian dalam pertarungan kekanakan ini. Mereka tadi malah asik berenang dan sekarang duduk di kursi pantai, menikmati cahaya senja.

Fang mulai lelah melihat pertarungan tidak jelas yang Boboiboy, Gopal, dan Adudu lakukan akhirnya memilih untuk ikutan duduk di kursi sebelah Ying. Ia mengeluarkan kitab pelangi rahasianya dan mulai fokus meneliti, mereka masih memiliki misi besok tentu saja dia harus mempelajari kemungkinan yang bisa terjadi, tidak hanya mengandalkan kekasihnya yang memimpin dengan otot dibandingkan otak.

"Bisakah kalian berhenti!" seru Yaya dan dengan kekuatan gravitasinya mengapungkan ketiga makhluk tidak bisa akur itu.

Cahaya matahari jingga jatuh di sisi wajah Fang saat Boboiboy menoleh ke arahnya. Pita biru yang menjadi pembatas buku ditangan Fang menbuat Boboiboy tersadar apa tujuan mereka datang ke sini.

Memberikan isyarat pada Yaya untuk melepaskannya dan tidak lagi memperdulikan Adudu. Boboiboy melangkah ke arah Fang.

"Kamu ... marah?" tanya Boboiboy pelan.

"Tidak!" balas Fang tanpa menoleh.

Namun, siapa yang sangka bersamaan dengan turunnya cahaya matahari dari cakrawala, bibir keduanya bertemu. Bentuk perminta maaf karena melupakan tujuan awal mereka datang ke sini dan malah asik  sparing.

Matahari kali ini gagal,tapi yang berikutnya tiada ampun, Boboiboy,  batin Fang.

***

19.40 to 20.18 Buset ... ngebut ya ngetiknya.

***

17620

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro