cita-cita gue mau jadi ....

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pembahasan mengenai cita-cita sebenernya pembahasan paling menyebalkan buat gue. Mungkin juga buat orang-orang di luar sana yang sampai sekarang masih bingung cita-citanya apa. Pernah nggak sih, kepikiran kalau, dih nggak usah punya cita-cita juga gue bisa hidup kok?

Makanya gue sebel pas baru balik dari kantin dan lihat di meja udah ada kertas yang isinya kayak data diri yang suruh buat diisi. Mana waktu gue liat itu data diri nanya lengkap banget gila. Pasti dari BK!

"Guys, itu dari BK, diisi yang lengkap, ya?" ketua kelas gue yang berjenis kelamin cewek koar-koar biar semua anak denger.

"Buat kapan?"

"Nggak tau. Paling minggu depan."

Gue langsung nyingkirin tuh kertas. Males banget astaga ngisi kayak gituan. Sebenernya karena ada beberapa hal yang gue hindari sih dan salah satunya cita-cita. Terus ada juga jurusan dan universitas yang diinginkan.

Selayaknya anak kecil lain yang mainstream, gue juga dulu punya cita-cita jadi dokter. Pernah pengen jadi guru, psikolog, dosen, sampe akhirnya bingung sama cita-cita sendiri. Tapi seinget gue waktu awal-awal kelas sebelas, pernah didaftar sama guru PKWu sih, tentang cita-cita gitu. Dan dengan songongnya gue jawab pengen jadi dokter mata, kalau enggak ya dokter gigi.

Hilih. Phi, biologimu aja remed terus tiap UH!

Gue nggak tau, gue lupa apakah itu ada di hari yang sama dengan pembagian kertas laknat itu, tapi waktu itu gue ke rumah Nera, temen gue. Bareng Galuh sama Swes, mau latihan nari karena tugas seni budaya. Akhirnya berujung cerita jurusan kuliah.

Karena masih kelas sebelas awal, gue masih bisa dibilang buta gitu sih. Emang gue nya yang males cari informasi.

Waktu di rumah Nera, gue ngomong, "Aduh ambil Ilmu Perpustakaan UNDIP aja kali ya." Nggak sadar kalau gue anak IPA, dan sangat disarankan kalau ikut SNMPTN itu yang linier.

Tapi karena ragu akhirnya gue milih nggak mikirin itu dulu sih. Dan, di kertas laknat, gue tetep tulis.

Cita-cita : Dokter
Rencana Melanjutkan Studi : Kedokteran - Universitas Indonesia

Good! Cari mati. Tapi kan namanya mimpi, itu mimpi gue sejak kanak-kanak loh jangan salah.

Hari itu gue masih mumet mikirin cita-cita. Minat? Gue sukanya nulis, tapi gue nggak mau masuk sastra.

Sekian, cita-cita gue bakal terjawab seiring berjalannya work ini.

_

Dear, adik-adikku (eakkk)
Sumpah, kalau bisa kalian tuh nentuin cita-cita dari awal banget. Dari smp kalau bisa. Jadi nanti pas masuk SMA/SMK nggak salah ambil jurusan. Dan sebelum masuk SMA/SMK, cari-cari dulu jurusan yang linier sama cita-cita kalian. Tentuin dulu, kalian minat kuliah di jurusan apa. Soalnya banyak banget pengalaman temen-temen di luaran sana yang lintas jurusan.

Contoh:

Mawar punya cita-cita jadi Duta Besar.

Waktu SMA, dia ambil jurusan MIPA. Yang katanya society tuh jurusannya anak-anak rajin bin pinter. Menurut gengsi, akhirnya Mawar ambil jurusan MIPA.

Menurut manusia pemalas macam gue, wasting time banget gue belajar fisika, kimia, biologi, matematika 3 tahun, ambil ujian nasional fisika misalnya, udah jungkir balik ngurusin entalpi, benzena, fungi, protista, fisika inti, sedangkan di SBMPTN ambil Soshum, yang mana pelajarannya nggak disentuh waktu SMA.

Pun sebaliknya.

Pengen jadi dokter tapi masuk IPS.

Gue nggak tahu semua universitas kayak gini apa enggak tapi jurusan kedokteran itu biasanya khususon buat anak IPA.

Seenggaknya kalau linier, kalian punya bekal sedikit buat SBMPTN semisal amit-amit di SNMPTN nggak lolos.

Sekian dari gue, see you!

Luvs,

Phi

26-02-2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro