Kita Shinsuke - White Day

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kesempurnaan dari Kita Shinsuke sudah diketahui seantero sekolah. Peringkat satu di segala bidang, rajin, tidak pernah terlambat, bahkan sering membersihkan gym tanpa siapa pun menyuruh.

Sayangnya kesempurnaan itu tidak disertai dengan hati, ralat maksudnya kurang pandai mengekspresikan diri.

Bagai robot pekerja tanpa hati. Anak kelas satu di klub voli sering mencurigainya karena Kita tak pernah kedapatan sedang tersenyum bahkan melemparkan candaan.

Satu orang lagi yang masih penasaran bagaimana cara mengubah sosok dingin KitaShin ialah (Name), Si Peringkat dua.

'Kalau aku sembunyikan buku tugasnya, apa dia akan berteriak marah?' pikir sang gadis.

"Kamu mau apa dengan buku saya?" tegur Kita.

(Name) tersentak. Apakah artinya dia ketahuan oleh Kita? Mendengar intonasi suaranya saja sudah mampu bulu kuduk berdiri.

"A-ah ... etto ... tadi Aran-kun meminjam bukumu, dia menitipkannya padaku." (Name) mengulurkan buku itu pada empunya.

'Maafkan aku, Aran-kun! Kita-san benar-benar menyeramkan!'

Sebelum melancarkan aksinya (Name) sudah takut duluan. Beruntung Kita tidak marah.

Kita menerima kembali bukunya. "Baiklah, terima kasih," ucapnya, "oh, iya, tidak baik berbohong seperti itu, (Name). Karena Aran selalu bilang pada saya jika mau pinjam sesuatu."

Keringat dingin membasahi telapak tangan (Name). Ujung-ujungnya kena ceramah juga.

"Maafkan aku, Kita-san. Aku tidak akan mengulanginya lagi."

Memang benar kata Osamu dan Suna, ucapan Kapten Voli Inarizaki ini sedingin kutub.

* * *

"Tak terasa sekarang sudah white day saja. Kira-kira pacarku mau kasih apa, ya?"

"Aku tidak mengharapkan balasan apa pun, sih. Valentine lalu aku cuma kasih cokelat pada Atsumu-kun saja."

"Seriusan?!"

"Kamu mengejekku, ya?! Aku, 'kan, belum punya pacar. Lagian mana mungkin Atsumu-kun balas cokelat dariku. Masih untung Atsumu-kun menerimanya."

Obrolan para gadis di jam istirahat masuk ke pendengaran (Name) yang masih menelungkupkan wajahnya di atas meja berbantalkan kedua lengan.

(Name) yang sering main ke klub voli pun sudah memberikan cokelatnya untuk para anggota, termasuk sang kapten. Tentu hanya berupa giri choco, kecuali cokelat untuk KitaShin, khusus untuknya itu berupa honmei choco. Entah sadar atau tidak. Karena sang gadis tidak memberi tahunya.

Sekadar info, giri choco adalah cokelat pertemanan sedangkan honmei choco itu sebagai bentuk pengutaraaan perasaan.

'Kita-san mau menerimanya saja aku sudah lega. Kalau sampai betulan dia sadar aku kasih honmei choco, bisa gawat, sih,' batin (Name) berkecamuk.

Tidak seperti Kembar Miya yang kebanyakan penggemarnya para anak perempuan, Kita Shinsuke bahkan disegani hampir seluruh murid.

Karena tidak ada kegiatan klub (Name) mampir sebentar ke gimnasium melihat permainan anak-anak klub voli.

"Happy White Day, (Name)-chan! Nah, puding untukmu," seru Atsumu sambilan memberi bungkusan kecil.

Di sampingnya Osamu menatap datar sang kembaran. "Itu puding punyaku, kau harus ganti, 'Tsumu."

"Eh, ini punya Osamu-kun? Kalau begitu aku tidak bisa menerimanya," kata (Name) tidak enak hati. Dia ke sini untuk melihat mereka bermain voli, bukan untuk pertengkaran karenanya.

Kemudian Kita menengahi, "Biarkan saja mereka, (Name), nanti kalau sudah berlebihan saya turun tangan."

Mendengar itu Atsumu langsung merangkul Osamu, berpura-pura akrab. Sementara tak jauh dari situ diam-diam Suna dengan Ginjima cekikikan menahan tawa.

'Mampus kalian!'

Lalu satu persatu dari mereka memberikan permen yang sudah terbungkus cantik pada sang gadis.

"Terima kasih semuanya," ujar (Name).

Namun, ada satu orang yang entah belum atau memang tidak akan memberi (Name) bingkisan. Kita bahkan belum mengucapkan apa pun tentang white day.

'Bodoh sekali aku. Mana mungkin, 'kan, Kita-san melakukan hal sepele begini.'

Kerikil di jalanan ditendang dengan perasaan kesal. Sia-sia saja (Name) berharap pada Kita Shinsuke.

"Kalau kautendang batu itu sampai mengenai orang lain, memangnya mau tanggung jawab?"

Tanpa pertanda, tahu-tahu Kapten Voli Inarizaki itu sudah jalan beriringan di sisi kiri (Name).

"Geh! Ki-Kita-san?!"

Kita tidak tersinggung karena keberadaan yang tidak disadari oleh sang gadis.

"Soal white day ... maaf aku tidak menyiapkan apa pun," jujur Kita. Mengucapkannya tanpa hambatan.

Tidak (Name) sangka rupanya sosok yang dia kagumi ini peduli terhadap hal beginian.

"Daijoubu, Kita-san. Lancang sekali jika aku menagih balasanku. Aku memang mau saja berbagi cokelat."

"Tapi, cokelat darimu itu honmei choco ..."

'Kita-san tahu?!'

"... saya baru pertama kali dapat honmei choco dari perempuan. Untuk ke depannya mohon kerja samanya, ya, (Name)."

Artinya perasaan (Name) ... diterima?

_______________
08 Maret 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro