Sudah berulang aku memperingatkan Nene untuk tidak mudah jatuh cinta. Belajar dari pengalamannya saat SMP yang mana ditolak dengan cara yang menyakitkan. Kala itu, aku berada di sana.

Nene menangis sambil bercerita kepadaku. Dia terlihat sangat menyesal.

“Tapi aku susah untuk menolak panggilan hati ini, (Name). Selalu saja aku mengikuti perasaan dan menyingkirkan logika. Aku terlihat menyedihkan, ya?”

Aku menggeleng. “Itu bukan salahmu, hatimu saja yang mudah terenyuh. Tapi kutekankan sekali lagi, cobalah untuk belajar mencintai dirimu dahulu. Aku hanya ingin kamu menerima apa adanya dirimu, bukan hanya membandingkan gadis lain di luaran sana. Ingat itu, Nene.”

Memang tepat sekali jika aku meminta nasihat dari (Name). Dia benar-benar melakukannya dengan hati-hati, sehingga aku tidak merasa direndahkan.