Kokotaim - Kita

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Mereka keren, aku tidak menutup kemungkinan untuk tidak kagum. Padahal masih seumuran anak SMP, tetapi sudah menjadi pahlawan Bumi.

Meski di sini, aku hanya sebagai figuran yang melihat kehebatan mereka.

“Dor! Mikirin apa kamu?!” seru Ying, membuyarkan lamunanku.

“Ying! Kebiasaan, deh!” Aku memandangnya kesal. Dia itu memang hobi sekali mengagetkan orang. Mataku lalu menyorot sekumpulan anak yang asyik berbincang. “Aku cuma mikir. Kok bisa, ya, berteman denganmu, Yaya, Fang, BoBoiBoy, sama Gopal? Secara aku itu enggak punya apa-apa buat dibanggakan.”

Sedetik kemudian Ying memelukku. Lalu mencubit pipiku dengan gemas. “Kamu itu kayak ke siapa aja. Kamu itu bagian kita, enggak ada istilahnya kami apalagi mereka.”

“Tapi ....”

Aku ingin mengelak kembali. Sungguh aku masih belum bisa mempercayai bahwa aku adalah bagian dari 'kita' di Kokotaim.

Namun, sikap mereka padaku memang mencerminkan hal tersebut.

“Nanti jangan lupa seperti biasa kumpul di Kedai Tok Aba!” seru BoBoiBoy—setelah berbincang lama dengan Fang, Yaya, dan Gopal, “kamu juga, (Name). Datang ke sana, ya.”

Hish, beneran, deh. Bagaimana bisa aku menolak mereka, sedangkan mereka baik padaku? Aku jadi semakin percaya diri bahwa aku bagian kita di Kokotaim kalau begini.

___________
10 Juli 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro