Unpredictable Future

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Lee Jongsuk menatap sebuah bingkai foto di mejanya. Foto ia bersama seorang aktris terkenal yang pernah menjadi lawan mainnya di suatu drama.

"Aku benar-baner merindukannya. Apa yang harus aku lakukan?"

***

Tok tok tok

"Silahkan masuk" ucap Jongsuk.

Seorang wanita muda berumur dua puluhan yang membawa amplop coklat muda dengan perlahan memasuki ruang prakteknya.

"Wah, ini menakjubkan" ucap gadis itu.

"Mengapa?"

"Melihat aktor yang biasanya berakting di televisi, sekarang ia duduk di hadapanku dengan status dokter. Benar-benar luar biasa."

"Ohya? Silahkan duduk. Boleh kulihat identitasmu?"

Wanita berbaju merah itu menyerahkan amplopnya.

"Jadi.. umurmu 27 tahun ini. Wah, aku merasa sangat tua di hadapanmu."

Wanita itu tertawa kecil.

"Lahir di Busan. Cukup jauh dari sini. Sejak kapan kau pindah ke Seoul?"

"Saya lupa persisnya. Yang jelas, sejak tahun lalu saya sudah bekerja tetap di sini."

"Bagaimana kau dapat melupakan salah satu peristiwa penting dalam hidupmu?"

"Ingatan saya memang sangat lemah hahaha. Untung saja bos saya memakluminya."

"Anda bekerja di YG dan menjadi sekretaris pribadi? Sekretaris siapa?"

"Kwon sajang-nim."

"Pasti menyenangkan. Jiyong hyung memperlakukanmu dengan baik, bukan?"

"Tentu saja"

"Jadi, untuk apa anda datang ke sini?"

"Saya mengalami mimpi aneh. Sseorang pria memanggilku istrinya. Padahal, saya belum menikah. Dan saya tidak pernah mengenal priaa itu. Mimpi itu datang terus menerus tanpa henti. Bahkan ketika saya tidur sepuluh menit saja, orang itu datang ke mimpiku. Saya sangat terganggu dengan itu. Bisakah anda menghapusnya?"

"Menghapus mimpi seseorang ya? Saya belum pernah melaksanakannya. Meskipun zaman sudah maju, keajaiban tentang mimpi masih belum dapat terkuak karena mimpi itu datang secara acak, bahkan kita tidak dapat memilih mimpi yang kita inginkan. Kita juga dapat bermimpi mengenai sesuatu yang bahkan belum pernah kita sentuh bahkan kita ketahui. Jadi, saya rasa agak mustahil untuk menghapusnya. Belum ada teknologi di dunia ini yang dapat menghapus mimpi".

Wanita itu tertunduk. "Saya.. benar-benar terganggu, dokter. Tolong saya."

"Baiklah. Seperti apa orang yang berada di mimpi anda?"

"Dia tampan. Sangat tampan. Selama ini, wajahnya tidak terlihat sangat jelas namun aku sangat yakin ia tampan."

"Bukankah sangat menyenangkan bagi wanita yang belum menikah untuk memimpikan pria tampan yang mengaku sebagai suaminya?"

"Tentu saja iya jika tidak berlebihan"

"Lalu?"

"Dokter Lee, saya benar-benar merasakan genggaman tangan laki-laki itu. Dan di mimpi itu, saya berumur 17 tahun".

***

Tok tok tok

"Masuk"

Choi Eun Seol memasuki ruangan Dokter Lee.

"Dokter, bagaimana cara mengembalikan ingatan saya? Apakah pertama kali saya datang saya mengingat segala hal?"

"Sepertinya iya. Karena kau masih mengingat dirimu dan kau datang dengan normal. Ngomong-ngomong, mengapa anda ke sini? Sekarang kan, bukan jadwal terapi anda.

"Saya hanya ingin memastikan suatu hal saja. Kalau begitu, saya permisi, dokter"

Eun Seol menyalakan mobil merahnya. Ia sudah mulai terbiasa menyupir sendiri sekarang.

"Mengapa aku bisa lupa seperti ini? Apakah mimpiku nyata?"

Eun Seol menginjak pedal rem dengan keras. Ia melupakan hal paling penting di dunia ini.

Eomma. Di mana eomma dan appa sekarang? Sang Beom oppa juga di mana?

Jika ini bukan mimpi, mereka seharusnya masih hidup bukan?

Busan. Ya, aku harus ke Busan.

***

"Satu tiket ke Busan untuk hari ini" ucap Eun Seol.

"Maaf, tiket untuk ke Busan selama dua minggu ini sudah terjual habis."

"Yasudah, terima kasih"

"Jika aku tidak bisa mencari tahu tentang Eomma, apakah aku bisa mencari tahu tentang Baekhyun oppa?"

Ponsel Eun Seol berbunyi dengan tulisan "CEO Kwon". Denggan cepat, ia mengangkatnya.

"Eun Seol-ssi, apakah kau ada jadwal terapi hari ini?"

"Tidak sajang-nim, ada apa memangnya?"

"Bisakah kau kemari sekarang? Ah tidak. Kita bertemu di Gedung SM Entertainment ok? Aku akan membawa semua perlengkapan kerja outdoormu jadi kau berdandanlah yang rapi dan jangan mempermalukan nama perusahaan kita. Ok?"

"Siap, sajang-nim". Eun Seol langsung berlari menuju kamar mandi stasiun. Ia menyisir rambutnya dengan benar, memperbaiki make up, menyemprotkan parfum, dan merapikan baju yang kali ini ia pakai.

Dengan cepat Eun Seol memasuki mobil dan mengeset GPS dengan arah gedung SM.

30 menit kemudian, Eun Seol memasuki lahan parkir gedung dan memarkirkan mobilnya di basement.

Dari kejauhan, ia menatap punggung seseorang yang tingginya sepertinya 180 cm.

"Permisi, saya harus ke lobby tetapi saya harus lewat mana ya?" Panggill Eun Seol.

Orang itu membalikkan tubuhnya, "Naik 1 lantai melalui lift yang itu" tunjuknya.

"Taeyong oppa?!" Eun Seol terkejut saat melihat pria itu membalikkan badan. "Wah, bahkan orang tampan di basement gelap saja masih bersinar".

"Kau siapa? Mengapa memanggilku dengan sebutan oppa?" Pria itu, Lee Taeyong mendekati Eun Seol.

"S... sa.. saya Choi Eun Seol. Sekretaris Kwon Jiyong sajang-nim." Eun Seol mengulurkan tangan dan menundukkan kepala.

Tak disangka, Taeyong menjabat tangannya, "Syukurlah, kau bukan sasaeng. Sepertinya, kau memang lebih muda dariku. Tak kusangka sekretaris dari seorang CEO akan semuda ini. Sekretaris CEO kami bahkan umurnya 7 tahun di atasku."

"Te.. terima kasih telah menyambut dan memuji saya."

"Mengapa anda memanggil saya oppa?"

"Dulu saya seorang fans.."

"Sekarang tidak? Sedih sekali" Taeyong pura-pura cemberut dan itu malah membuatnya 5 kali lebih imut.

"Ah, saya terlalu sibuk. Maaf. Anda.. benar-benar tidak terlihat seperti pria berumur 33 tahun. Tetap tampan" Eun Seol takut-takut memuji.

Taeyong tersenyum, "Jangan menunduk. Tatap aku."

Eun Seol menatap wajah Taeyong, "Kali ini benar benar nyata. Eun Seol-ah, kau pasti menyelamatkan negara ini di kehidupan sebelumnya".

"Ayo, aku antar ke lobby. Kurasa, rombongan YG Entertainment datang satu jam lagi." Taeyong menarik tangan Eun Seol. Sementara wajah Eun Seol merah sempurna."

"Taeyong-ssi, kurasa ini bukan lobby." Mata Eun Seol menatap sekeliling cafetaria.

"Ayo kita minum segelas kopi. Kau mau apa?"

"Cappucino dingin saja".

"Ayo duduk di sini"

Eun Seol benar-benar terhipnotis dengan ketampanan Taeyong. Benar-benar nyata.

"Taeyong-ah!"

"Seulgi noona!"

Seulgi menduduki kursi di sebelah Eun Seol. "Siapa dia? Trainee baru yang pacarmu itu? Mengapa ia di sini bukan di gedung lain? Taeyong-ah, kau benar-benar nakal. Eh, kenapa ia memakai baju seperti ini?"

Eun Seol semakin menunduk, malu berada di sebelah Seulgi yang benar-benar cantik

"Eun Seol-ssi, jangan menunduk seperti itu. Kau tamuku hehe. Ia sekretaris Kwon Jiyong sunbaenim, ah bukan, sajangnim. Ia datang lebih dulu dari rombongan. Dan ia bertemu denganku di tempat parkir"

"Eun Seol-ssi jangan menunduk seperti itu. Kau lebih muda dariku tetapi jabatanmu malah jauh lebih tinggi dariku. Hebat sekali. Dan juga, kau sangat cantik. Jauh lebih cantik dariku karena kau masih muda dan memiliki pacar. Aku, sudah berumur 34 tahun tapi masih saja tidak memiliki pacar."

"Ssa.. saya tidak memiliki pacar, Seulgi-ssi" bantah Eun Seol.

"Benarkah? Kukira kau pacar Taeyong" Eun Seol sedikit tersedak kopinya.

"Belum noona. Kita baru kenal hari ini, tidak mungkin kami berkencan. Kecuali kalau besok" goda Taeyong.

Wajah Eun Seol semakin merah.

"Sudahlah Taeyong-ah, wajah dia benar-benar seperti kepiting rebus sekarang. Jangan kau goda ia lagi" lerai Seulgi.

"Ia benar-benar imut, noona. Aku harus apa lagi?" Taeyong tertawa.

"Berapa umurmu Eun Seol-ah?"

"Wah, noona memanggilnya dengan sapaan akrab"

Seulgi tersenyum pada Eun Seol, "Aku ingin kita akrab. Tidak apa bukan? Panggil aku eonni"

"Ya! Noona apa ini? Eun Seol-ah, panggil aku oppa juga"

"Ii..iya Seulgi noona, Taeyong oppa. Umurku 27 tahun ini"

"Heol, aku kira kau berumur 23" ucap Seulgi dan Taeyong bersamaan, kemudian tertawa.

"Noona, boleh aku pinjam ponselmu? Aku ingin menelpon Mark untuk membawakan ponselku ke sini"

"Ah, ponselku tertinggal. Bagaimana kalau milik Eun Seol?" Tanya Seulgi.

Eun Seol menyerahkan ponselnya, kemudian Taeyong mengetik sesuatu.

Bunyi ponsel terdengar oleh Eun Seol, "Ah, ternyata ponselku ada di sakuku" seru Taeyong.

"A.. pa??"

"Telpon aku sebelum aku meneleponmu, Eun Seol-ah" kemudian Taeyong pergi.

"Eun Seol-ah, sepertinya rombongan JYP sudah akan datang. Bagaimana kalau kita ikut menyambutnya?"

"JYP.. juga kesini? Memangnya mau ada proyek apa?"

"Kau belum mendengarnya? Padahal kau sendiri sekretaris pribadi GD sunbaenim."

"Ah, akhir-akhir ini saya cuti dan saya juga sekarang dipanggil mendadak olehnya."

"Agensi BIG 3 akan membuat drama besar. Sejenis Dream High milik JYP tapi dengan kerja sama 3 agensi. Aku, Mino oppa, dan Jinyoung akan menjadi peran utamanya. Yaah, walaupun bukan bertema musik. Tapi ini benar-benar proyek skala besar sehingga 3 CEO, Yunho oppa, GD sunbaenim, dan Taecyeon sunbaenim akan rapat hari ini di sini."

"Daebak. Ini benar benar nyata? Taecyeon oppa dan Yunho oppa juga menjadi CEO? Benar-benar masa depan yang tidak dapat diprediksi" gumam Eun Seol.

"Kau mengatakan apa?"

"Bukan apa-apa, eonni. Ayo kita sambut"

Ponsel Eun Seol berbunyi ringtone khusus CEO Kwon.

"Eonni, maafkan aku. Ini sajang-nim. Eonni duluan saja.". Seulgi melambaikan tangannya dan menghilang dari pandangan Eun Seol.

"YA! KAU DI MANA?!"

"Ss.. sa.. saya sedang di cafetaria SM, sajangnim"

"Bagus sekali, malah bersantai di cafetaria sementara bosnya sedang terjebak kecelakaan lalu lintas"

"Sajangnim! Anda tidak apa-apa?" Seru Eun Seol.

"Bukan saya yang kecelakaan. Ah karena kau sudah di sana, tolong sampaikan saya agak telat"

"Baik, sajangnim"

Dari sebrang sana, Kwon Jiyong memutuskan panggilan.

Ruang rapat di mana, ya? Pikir Eun Seol. Di sekitarnya tidak ada lagi artis yang ia ketahui.

Apakah aku SMS saja Taeyong oppa? Tapi itu akan memakan waktu yang cukup lama...

Sambil menggigit bibir, Eun Seol memencet tombol hijau di sebelah nomor Taeyong.

"Yoboseyo?"

"Taeyong oppa. Ini Choi Eun Seol."

"Ah, Eun Seol-ah! Tak kusangka kau meneleponku secepat ini. Ada masalah apa?"

"Ruang rapat di mana oppa?"

"Eun Seol-ah, maaf sekali aku tidak dapat mengantarmu. Kudengar, mereka akan memakai aula besar untuk rapat. Dari cafetaria, kau ambil pintu keluar kanan. Kemudian lurus. Di belokan kanan yang ketiga, belok kanan. Aula besar ada di sebelah kiri. Pintu ganda pertama yang terlihat biasanya yang dipakai masuk. Oh iya, sepertinya jika kau keluar cafetaria dan agak jauh dari situ sudah banyak artis SM yang berbaris untuk menyapa"

"Baiklah oppa. Oya, apakah toilet di dekat sini dapat dipakai untuk saya? Sepertinya saya perlu ke toilet"

"Iya. Kau boleh memakainya. Annyeong Seol-ah, nanti kutelpon lagi. Aku benar-benar sibuk" Taeyong memutuskan telepon.

Pintu keluar kanan, lurus terus hingga menemukan belokan ke kanan yang ketiga

Sepatu tinggi Eun Seol berbunyi menyusuri lantai marmer yang terpasang di penjuru gedung SM. Di sebelah kiri, terlihat lambang toilet yang sayangnya disatukan antara pria dan wanita.

"Hhh" Eun Seol menghembuskan napas panjang. Hidup sebagai orang dewasa ternyata jauh lebih melelahkan dibanding menjadi siswi SMA. Eun Seol mengancingkan kembali roknya kemudian keluar bangsal kamar mandi dan menatap cermin. Ia harus menambahkan lipstik yang sedikit luntur setelah meminum cappucino. Sebelum CEO Kwon yang mengomelinya.

Dengan jarak dua wastafel darinya, terdapat pria tinggi berambut hitam sempurna dengan setelan jas hitam yang sedang menunduk mengancingkan jas.

Tampan. Sungguh tampan.

Eun Seol tergagap mengambil lipstik yang ada di tasnya. Dan sialnya, ia malah menjatuhkannya dan lipstik itu menggelinding dan berhenti tepat saat menyentuh sepatu kulit hitam pria itu.

"Hm?" Kata Pria itu dan setengah berjongkok mengambilnya. "Ini milikmu bukan, ahgassi?"

Bibir merah pria itu menyunggingkan senyum tipis. Wajahya benar-benar seperti tokoh utama dalam manhwa alias sempurna. Hidung mancung, kulit putih mulus, mata yang benar-benar proporsional ditambah rambut gaya koma yang benar-benar mengupgrade ketampannannya.

Park Jinyoung?

Bukan, bukan Park Jinyoung alias JYP si pendiri JYP Entertainment.

Dia Park Jinyoung, member GOT7 yang wajahnya benar-benar tidak dapat dibenci oleh semua orang. Sempurna.

"Jin.. Jinyoung oppa?!" seru Eun Seol tak tertahankan.

Choi Eun Seol memang bukan penggemar berat GOT7, tetapi orang yang bahkan tidak mengetahui GOT7 akan mengagumi 'wajah bak tokoh utama dalam manhwa' milik Jinyoung ini.

Park Jinyoung tersenyum, "Ah, aku tersanjung" kemudian menyerahkan lipstik itu pada Eun Seol.

Eun Seol menjerit dalam hati saat kulitnya dan Jinyoung bersentuhan sepersekian detik.

"Maa.. maafkan saya. Saya tidak bermaksud tidak sopan. Sungguh, maafkan saya" Eun Seol menunduk dan meminta maaf berkali-kali.

Jinyoung tertawa kecil, "Tidak apa-apa. Saya sudah terbiasa. Kau trainee di sini? Atau member girl group rookie milik SM? Jika iya, maaf saya tidak mengenalmu. Saya tidak terlalu memperhatikan musik akhir-akhir ini"

"Tidak apa-apa. Saya sekretaris Kwon sajangnim, nama saya Choi Eun Seol" Eun Seol menunduk lagi.

Jinyoung mengulurkan tangannya dan tersenyum, "Tak kusangka anda menjadi sekretaris di umur yang begitu muda. Dan kurasa kau mengenal saya, Saya Park Jinyoung. Mungkin anda sudah tahu, sekarang saya menjadi manager bidang akting di JYP"

Eun Seol menjabat tangan Jinyoung. "Saya.. penggemar anda" Wajah Eun Seol memerah bahkan sebelum diberi blush on.

"Terima kasih" Jinyoung tersenyum lagi. "Oya, bukankah rombongan YG belum datang? Mengapa anda sudah berada di sini?"

"Saya datang terpisah dengan rombongan. Dan saya harus memberitahu kepada yang lain karena rombongan YG terjebak di antara kecelakaan lalu lintas"

Mata Jinyoung membesar, "Sungguh?! Tapi mereka tidak terlibat kan? Hanya terjebak saja?"

Eun Seol mengangguk.

"Kalau begitu, ayo kita masuk aula terlebih dahulu. Kau bisa bergabung di rombongan JYP dan jika kau mau, kau dapat duduk di sebelahku atau Taecyeon hyung nanti." Ajak Jinyoung yang langsung berjalan meninggalkan Eun Seol.

Saat sampai di lorong aula, para staff SM sudah berbaris bersama beberapa artisnya. Sepertinya rookie karena Eun Seol benar-benar tidak mengetahuinya.

Eun Seol memasuki ruang rapat kemudian Jinyoung berseru dengan keras, "Annyeong Haseyo, saya Park Jinyoung dari JYP akan menyampaikan sesuatu yang akan dikatakan langsung oleh wanita yang berada di sebelah saya"

Semua mata langsung tertuju pada Eun Seol. Sementara yang ditatap langsung gemetar dan gugup.

Jinyoung menepuk bahu Eun Seol, "Santai saja. Jabatanmu bahkan lebih tinggi dari sebagian besar orang yang ada di ruangan ini".

"A.. annyeong Haseyo. Nama saya Choi Eun Seol dan saya dari YG." Ia mengambil napas, "Saya adalah sekretaris Kwon Jiyong sajangnim dan saya datang terpisah darinya karena suatu hal. Beberapa menit yang lalu, sajangnim menelepon saya dan ia memberitahu bahwa ia sedang terjebak kemacetan yang diakibatkan kecelelakaan lalu lintas jadi ia akan terlambat datang. Mohon maaf atas keterlambatannya" Eun Seol membungkukkan badan dengan sopan.

"Tidak apa-apa, terimakasih atas pemberitahuannya" kata Yunho. "Silahkan duduk di sebelah sana" ia menunjuk ke barisan kursi dengan tanda YG yang tersedia. Eun Seol dengan gugup berjalan.

Suasana menjadi hening kembali. Eun Seol menatap sekeliling dengan kagum.

Dirinya yang sebelumnya bukanlah apa-apa, menjadi dikelilingi oleh banyak artis tentu membuatnya semakin minder. Tak disangka, Jinyoung menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

"Bagaimana? Menakjubkan bukan?" Katanya.

Eun Seol mengangguk, "Iya, sangat menakjubkan mengingat bahwa dulu saya hanyalah sekedar pengagum orang-orang yanng berada di tempat ini melalui televisi dan kini saya duduk di ruangan yang sama  dengan mereka"

"Kau terlihat sangat gugup. Mau kuberitahu rahasia?" Tanya Jinyoung.

"Rahasia apa?"

Jinyoung tertawa kecil. "Sebenarnya Suzy tidak suka aku akan membintangi drama ini"

Mata Eun Seol membesar "Oppa dan Suzy eonni berkencan?! Tidak mungkin!"

"Ssstt kecilkan suaramu" bisik Jinyoung. "Hehe, iya. Sudah dua bulan ini. Dan dua minggu setelahnya, proyek drama ini diumumkan dan aku langsung terpilih menjadi tokoh utamanya dengan Mino hyung dan Seulgi noona."

"Daebak" bisik Eun Seol. "Dulu saya selalu berpikir kalian mirip"

"Tidak hanya kau, banyak artikel yang mengatakan saya adalah versi laki-laki dari Suzy"

"Siapa yang mendekat duluan? Anda atau Suzy eonni?"

Jinyoung tersenyum, "Kami sudah dekat sejak trainee. Tanggal lahir kami saja hanya berbeda 18 hari. Tetapi, sepertinya saya menyukainya duluan karena saya sudah menyukainya sejak trainee dan entah berapa ahjussi yang sudah menjadi pacarnya selama ini. Belum termasuk semua laki-laki yang telah menciumnya di drama atau film"

Eun Seol tertawa, "Anda cemburu oppa. Lee Minho oppa dan Lee Dongwook oppa bukanlah ahjussi untuk anda"

"Ya! Mengapa kau memanggil semua idol dan aktor korea dengan sebutan oppa? Kau fans mereka semua? Memangnya umurmu berapa?"

"Saya 27 tahun oppa. Dan belum lama ini, saya mengalami kondisi dimana saya hanya mengingat hal-hal yang terjadi saat saya 16 tahun, yaitu saat saya menjadi fangirl dari semua artis korea. Maka dari itu saya sangat canggung berada di posisi ini karena sepertinya, saya benar-benar sudah terbiasa" ucap Eun Seol dengan pelan. "Ah, lupakan saja oppa. Bukan saatnya berbicara tentang diri saya. Saya sungguh penasaran dengan cerita anda. Bagaimana dengan dispatch? Apakah sudah mengetahui tentang kabar ini?"

Jinyoung menunjukkan tampang bersimpati, "Semoga anda cepat pulih, Eun Seol-ssi. Dispatch belum mengetahuinya karena selama ini kami baru kencan di gedung JYP. Itu juga jika kami bertemu karena kami benar-benar sibuk. Dan yang mengetahui ini hanyalah member GOT7 dan 2PM saja. Bahkan Jinyoung hyung belum kami beritahu. Kami berencana mengumumkannya sendiri tanpa diungkap oleh dispatch dan kami akan mengumumkannya nanti saja setelah saya melamarnya"

Eun Seol refleks menutup mulutnya, "Daebak! Anda benar- benar akan melamarnya? Saya mendukung anda seratus persen, oppa. Semoga lancar hingga hari pernikahan dan selama-lamanya"

Jinyoung tersenyum lagi, "Umur kami sudah lebih dari cukup untuk menikah. Sebenarnya, di awal saya mengatakannya pada Suzy, saya langsung mengatakan 'bagaimana kalau kita menikah? Aku benar-benar ingin kita lebih dari sekedar teman untuk selamanya. Apakah kau menyukaiku, Suzy-ah?'"

"Jinjja daebak oppa! Wah, saya sangat senang mendengarnya oppa. Lalu apa kata Suzy eonni?"

"Ia menangis" tawa Jinyoung "Ya! Jinyoung-ah, mengapa kau baru mengatakannya sekarang? Aku sudah dilamar Jackson minggu lalu" Jinyoung meniru suara Suzy. "Saya kaget, bahkan hampir menangis saat itu juga. Saat itu pula, saya menyumpahi Jackson dengan kata-kata yang pasti akan disensor KBS. Keparat itu orang kedua yang tahu aku menyukai Suzy." tawa Jinyoung.

"Lalu?"

Jinyoung menatap langit-langit, "Ia tertawa. Kemampuan aktingnya meningkat terlalu drastis. 'Tentu saja kutolak, lagipula Jackson hanya bercanda' katanya. 'Aku benar-benar tidak menyangka kau menyukaiku Jinyoung-ah', kemudian ia menatap gelas kopinya. 'Entah sudah berapa lama aku menunggumu. Aku juga lupa'. Saya benar benar terkejut hingga tersedak kopi. Kemudian Suzy menangis lagi. Ya! Eun Seol-ssi, kau menangis?!"

Eun Seol menyeka air matanya, "Ini bahkan lebih indah dari drama, oppa"

"Saya sendiri merasa seperti bangun dari mimpi. Menikah dengan orang yang kusukai sejak lama sekali, rasanya bahkan lebih dari sekedar mimpi. Ini mustahil. Suzy mengatakan 'Jinyoung-ah, karena menunggumu sejak trainee terlalu lama, aku sampai move on ke para ahjussi itu. Hanya agar aku tidak menyukai lelaki seumuranku. Karena di dunia ini hanya ada kau, Jinyoung-ah' astaga, saya langsung menangis mendengarnya. Kemudian saya menggenggam tangannya dan.."

"Oppa." Potong Eun Seol. "Biarkan itu menjadi privacy antara anda dan Suzy eonni. Saya sudah bahagia mendengarnya".

"Begitu ya? Kalau itu maumu, saya akan hentikan sekarang" kata Jinyoung. "Kau sudah tidak gugup bukan?"

Eun Seol mengangguk, "Iya, oppa"

"Kalau begitu, saya kembali ke tempat duduk saya, ok?"

"Baik oppa"

Tepat saat Jinyoung berdiri, rombongan YG memasuki ruangan. Seluruh pengisi ruangan kompak berdiri.

"Wah, benar-benar terasa aura YG"

"Bahkan karyawan YG memiliki aura yang sama dengan artisnya"

"Aku sampai merinding"

Eun Seol mendengar bisik-bisik pujian atas karyawan YG. "Sepertinya memang hanya aku yang tidak memiliki aura YG" pikirnya.

"Mohon maaf atas keterlambatannya" G-Dragon membungkukkan tubuhnya 45 derajat yang langsung diikuti seluruh karyawan YG yang berada di belakangnya.

Jung Yunho dan Ok Taecyeon mendekati G-Dragon dan menjabat tangannya bergantian.

"Sekretaris saya sudah memberi tahu bukan?" Tanya GD.

"Sudah" jawab Yunho. "Sekretaris anda sangat imut, Kwon sajang-nim"

Eun Seol menunduk menyembunyikan wajah merahnya, "Terima kasih banyak, Jung sajang-nim"

"Hyung menggodanya?" Canda GD. "Nanti istri anda marah".

"HYUNG?! GD MEMANGGIL YUNHO HYUNG?!" Pekik Eun Seol pelan. "Wah, Yunho oppa sudah menikah! Siapa ya, istrinya? Apakah Yoona eonni?" Pikir Eun Seol yang tiba-tiba ingat banyak shipper Yoona-Yunho saat ia SMA.

Yunho tertawa. Suasana yang awalnya tegang menjadi cair akibat candaan GD dengan Eun Seol sebagai tumbalnya. Tapi Eun Seol sendiri juga tidak menyangka GD dan Yunho ternyata bisa bercanda sedekat itu.

"Apa kabar anakmu, Taecyeon-ah?" Tanya GD.

"TAECYEON-AH?! MEREKA BERTIGA SEDEKAT ITU?! Sejak kapan?!" Pikir Eun Seol. Ia langsung memikirkan kedekatan antara idol k-pop yang selama ini sepertinya tidak dipublikasikan.
"Taecyeon oppa juga sudah menikah?! Dengan siapa? Kalau Suzy eonni bersama Jinyoung oppa? Atau dengan Yoona eonni?!". Eun Seol tiba-tiba teringat teman SMPnya yang merupakan shipper Yoona-Taecyeon.

"Anakku sehat dan ia sebentar lagi memiliki adik" Taecyeon tersenyum.

"Senang mendengarnya, Taecyeon-ah" kata Yunho. "Sepertinya kita harus segera mulai rapatnya, Jiyong-ah, Taecyeon-ah"

3 CEO dan seluruh peserta rapat kembali ke tempat duduk masing-masing. GD duduk di tepat sebelah Eun Seol. "Kau tidak melakukan hal yang konyol, bukan?"

"Tidak, sajang-nim" jawab Eun Seol.

Suasana ruangan kembali serius seketika. Jung Yunho menyalakan mic nya, "Sebagai tuan rumah dalam agenda hari ini, Rapat sekaligus pembacaan naskah drama kerjasama antara 3 agensi di Korea Selatan saya buka" tepuk tangan bergema di seluruh ruangan.

Ruangan ini didesain dengan meja yang mengelilinginya berbentuk letter u dengan perwakilan SM berada di tengah sebagai tuan rumah, YG di sebelah kanan dan JYP di sebelah kiri.

"Sepertinya, agenda pada hari ini lebih baik didahului dengan pembacaan naskah." Usul Taecyeon.

"Benar, setelah itu, kita baru mendiskusikan apa yang kurang dari proyek ini" tanggap GD.

"Kalau begitu, 3 pemeran utama silakan maju ke depan. Song Minho-ssi, Kang Seulgi-ssi, dan Park Jinyoung-ssi" kata Yunho.

"Jangan lupa catat poin yang penting, Eun Seol-ah!" Bisik GD. Eun Seol mengangguk.

Mino, Seulgi, dan Jinyoung maju dengan naskah di tangan.

"Annyeong haseyo, Song Minho imnida. Saya akan berperan sebagai Lee Minho"

"Annyeong haseyo, saya Kang Seulgi dan saya akan berperan sebagai Kim Seulgi"

"Annyeong Haseyo, saya Park Jinyoung dan saya akan berperan sebagai Jung Jinyoung"

***

Eun Seol merebahkan diri di ranjang besar miliknya. Ternyata hidup sebagai wanita karir jauh lebih melelahkan dibanding murid SMA. Yah, walaupun lingkungan kerjanya (apalagi tadi siang) penuh dengan orang-orang dengan wajah yang sangat enak dilihat sebagai suplemen penyemangat, tetap saja terasa melelahkan.

Eun Seol menatap handphonenya yang menunjukkan angka 23:21 yang di bawahnya bertuliskan . Sudah saatnya ia tidur.

Akahkah ia bertemu kembali dengan Baekhyun?







Maafkan delusi author di part ini wkwkwkwk

Tapi kalo emang terjadi... apakah author adalah admin kpop prediction? (Naon si)

BTW author emang shipper SuzyJinyoung. Adakah yang sama?

Gatau kenapa lucu aja.. apalagi mereka emang trainee bareng 😍
Udah gitu yang mereka telepati jawabannya sama semua lucu sekali walaupun sakit juga sih 😅
Gapaa author rela kalo ditikung ama mbak Suzy (naon si)

Vote + Komen ditunggu selalu 😙

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro