11

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Sebenarnya kamu cari apa?" Tanya Jeasyㅡteman dekat Bella.

Sekarang jam pulang sekolah. Mereka memutuskan untuk pergi ke perpustakaan kota. Bella yang menginginkannya. Kondisi Bella pun juga sudah semakin membaik, jadi hari ini ia bisa bersekolah tanpa hambatan yang berarti.

"A-aku mencari sesuatu" jawab Bella sambil meneliti beberapa buku di rak.

"Ya buku apa? Kan tinggal tanya ke penjaga perpus trus tinggal minta dicariin" ucap Jeasy. Gadis pemilik surai coklat itu memang sedikit tidak menyukai buku. Menurutnya, siapa juga yang mau membuang waktu berharga untuk membaca tumpukan kertas penuh tulisan itu? Waktu sangat berharga untuk dibuang percuma seperti itu.

"Hanya buku dongeng orang dewasa... nah ini dia" Bella mengambil buku sampup coklat tua. Bukunya tidak terlalu rusak namun berdebu karena tidak pernah dibaca.

"Buku apa sih? Coba liat,"ㅡJeasy mengernyit heran saat membaca judulnyaㅡ"kau yakin mau baca buku kayak gini?"

"Makhluk Immortal"

"Tentu.. memang kenapa?" Tanya Bella. Semalam ia sedikit bermimpi aneh tentang peperangan. Dan mungkin semuanya terjawab di buku ini. Begitu pikirnya.

"Kau tidak sedang bermimpi kan? Tadi pagi orang yang kau sebut keluarga itu memberimu makan apa?" Tanya Jeasy. Jeasy sudah mengetahui tentang tetek bengek keluarga Bella. Dan Jeasy membenci mereka. Bagi Jeasy, mereka tidak benar-benar menyayangi Bella. Bagaimana mungkin mereka tega menjual Bella kepada om-om mesum hidung belang?

"Aku hanya sedikit penasaran. Ayo kita lihat isinya" Bella membawa buku tebal itu ke meja terdekat. Membantingnya ke meja dan mendaratkan diri di kursi. Bella mulai membuka buku itu dan membaca daftar isinya.

"Astaga! Duyung? Iblis? Manusia serigala? Penyihir? Vampire? Kau mau jadi anak-anak alay penyuka makhluk mitos itu hah?" Jeasy sedikit terkejut saat melihat daftar isinya. Nama makhluk mitos berjejer membuat Jeasy geleng-geleng kepala.

"Setidaknya, aku bukan kamu yang selalu teriak-teriak saat nonton twilight. Kau membenci buku seperti ini tapi malah nonton film yang tidak nyata. Narnia? Harry Potter?" Sindir Bella.

Jeasy hanya menahan malu atas sindirian Bella. Ia memang teriak-teriak saat nonton Twilight, tapi itu karena kemunculan Jacob yang tampannya mengalahkan pujaan hatinyaㅡDewa Apollo Sang Dewa Matahari.

"T-tapi aku tidak terlalu mendalami mereka!" Elak Jeasy.

Bella hanya tertawa kecil melihat tingkat Jeasy. Mudah di kerjai.

Bella kembali membuka buku itu. Membuka halaman belakang karena makhluk yang ia cari berada di abjad belakang.

"Vampire?" Tanya Jeasy.

Bella hanya mengangguk, "nama ini sedikit mengusikku akhir-akhir ini"

"Vampire. Makhluk abadi yang terkenal akan kerakusannya terhadap darah manusia. Identik dengan darah, jantung dan peti mati.

Memiliki penampilan yang awet muda, tergantung berhentinya usia pertumbuhan. Wajahnya digunakan untuk menarik perhatian mangsanya.

Ciri-ciri: wajah yang tak pernah menua, kekuatan yang melebihi batas wajar, iris mata yang berwarna merah ketika melihat darah, kulit sedingin dan sepucat mayat, dan tidak memiliki detak jantung.

Kelebihan: dapat melesat cepat, kekuatan yang tak terbatas, waktu hidup yang lama, regenerasi yang cepat dan sisanya belum teridentifikasi.

Kekurangan: lemah terhadap sinar matahari (belum terbukti), nafsu yang tidak bisa dikendalikan, lemah terhadap bawang (belum terbukti), regenerasi lambat jika terkena perak dan sisanya belum teridentifikasi

Fakta: Vampire bisa dibunuh jika jantung mereka ditusuk. Menggunakan senjata dari perak membantu untuk membunuh mereka dengan cepat ."

Bella menghela nafas. Ia sedikit kecewa dengan isi buku ini. Bukan ini yang ingin dia tahu. Ia tidak tertarik dengan segala fakta mengenai Vampire. Ia berharap isi buku ini mengenai sejarah.

Lalu pikiran Bella langsung buyar akibat teriakan Jeasy yang memekik telinga.

"Hei Bella! Ada yang bertengkar! Itu seperti Raihan! Ayo lihat"  Jeasy langsung menarik Bella ke perkumpulan orang-orang.

"Memang ini perpustakaanmu? Suka-suka adikku mau baca dimana! Kenapa kamu yang ribet?"

"Siapa yang ngomong sama situ? Urusanku itu dengan adik brengsekㅡ"

"Raihan!" Panggil Bella. Bella menahan Raihan agar tidak membuat masalah.

"Apaan sih! Bukan urusan kakak!" Raihan mendorong Bella hingga Bella terjengkang ke belakang. Namun seorang laki-laki menahan tubuh Bella agar tidak terjatuh kebawah.

"Bukan laki-laki namanya kalau dia menyakiti perempuan, apalagi kakaknya sendiri" ucap laki-laki itu.

Bella sedikit merasa aneh. Entah suhu udara suhu tubuhnya atau suhu tubuh laki-laki itu yang memang salah, tapi tangan laki-laki itu sangat dingin. Saat bersentuhan dengan pungung Bella, rasanya kedinginan itu menusuk. Padahal pakaian Bella bisa dikategorikan cukup tebal.

"Nih orang emang sukanya ngomong doang. Jadi males ladenin" Raihan langsung pergi meninggalkan perpustakaan.

"Kamu gak apa-apa?" Tanya Jeasy menghampiri Bella.

Bella menggeleng pelan lalu memutar tubuhnya. Menghadap ke arah laki-laki yang menangkap tubuhnya, "t-terima kasih" ucap Bella.

Laki-laki itu hanya menatap datar. Sedangkan yang perempuan menatap kaget kearah Bella.

"B-bella?" Panggil perempuan itu.

"Y-ya?" Jawab Bella. Ia sedikit terkejut. Karena perempuan itu mengetahui namanya. Seingatnya, tidak ad yang menyebutkan namanya.

Dan mereka berakhir tatap-tatapan. Namun akhirnya, kontes tatap-tatapan itu diakhiri oleh Bella.

"Sekali lagi terima kasih.."ㅡBella membungkuk sedikitㅡ"dan tolong maafkan perilaku adikku.. permisi" Bella menarik tangan Jeasy menjauh dari laki-laki itu. Ia harus mengembalikan buku yang tadi ia baca dan mencari buku yang lain.

Sedangkan laki-laki itu hanya menatap kepergian Bella dengan datar.

"Tidak salah juga aku meminta surat izin keluar dengan susah payah. Akhirnya ketemu Bella juga" ucap perempuan itu.

"Ya.. kau senang bertemu dia, aku masih harus urus adiknya yang cari masalah terus" jelas laki-laki itu.

"Ya terima aja lah.. dinikmati"

Haruto menatap Kiera datar. Sedikit tak terima dengan ucapan Kiera, "besok-besok jangan ikut campur apa lagi sampe bilang kamu itu kakakku. Gak sudi aku punya kakak kayak kamu"

"Jahat banget.."

~***~

"Bella kenapa diem aja sihh?" Tanya Jeasy. Ia sedikit aneh melihat perubahan sikap Bella.

Bella menatap Jeasy sejenak, "a-aku merasa aneh melihat orang yang bertengkar dengan adikku. Aku gak pernah ketemu mereka, tapi mereka kenal aku"

"Kamu lupa kali" ucap Jeasy.

Bella menggeleng, "aku benar-benar tidak pernah ketemu mereka.. dan lagi, laki-laki itu sangat dingin"

Jeasy tertawa receh, "jadi maksud kamu, kamu mau kalau laki-laki itu ramah ke kamu? Kamu suka sama laki-laki itu?"

"Ih apaan sih! Maksud aku bukan itu! Bukan dingin dalam artian itu! Tapi dingin dalam artian suhu! Kulitnya.. dingin banget.." ujar Bella.

"Hah? Apaan sih? Tuh kan, aneh banget kamu dari tadi!"

Bella ingin memberitahu Jeasy, tapi ia ragu. Ia ingin memberi tahu, kalau dia merasa aneh. Ia merasa tidak pernah bertemu tapi ia seperti kenal dengan mereka. Aneh..

"Aku cari buku lain lagi" Bella bangkit dari kursinya dan berjalan menuju rak buku. Mengembalikan buku sampul coklat itu dan mencari buku lain.

'Mungkin hanya perasaanku saja'

♡~♡

🎵Senin USBN.. Senin USBN.. hore! Hore! Hore! Hore! *nada libur tlah tiba*🎵

Doakan aku USBN Gaes.. tenang koks, apdetnya bakal lancar (kayaknya).. ya pokoknya doakan saja biar lancar USBN ku dan Apdetan BATBnya..

Jangan bosen-bosen yak! Ajak aku ngobrol atau rekomen cerita juga boleh, kan aku gak gigit kalean *wink*

Pokoknya jangan bosen-bosen ya! Kalo ada yang bingung, nanti kebingungan kalian juga terjawab.

Regards,
BlueCat87

08.04.18

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro