14

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Alunan musik yang sangat keras membuat semua orang menari dengan asik. Perempuan dan Laki-laki berkumpul ditengah ruangan. Ditambah suara Dj dan lampu disko yang menyilaukan mata.

"Kapan pendampingmu datang?" Ains meneguk vodkanya.

Ash hanya diam sambil menikmati musik yang kebetulan enak didengar, "sedikit lagi"

Aira menghela nafasnya dengan kasar, "lagian kenapa harus cari pendamping lagi? Kau mau membunuhku?" Tanya Aira dengan kesal.

"Ahahaha! Kau harus perhatikan wajahmu setelah menghabiskan wanita itu." Ledek Ains.

Ledekan itu berhasil membuat Aira naik pitam. Namun saat melihat sekumpulan orang yang dikenalnya, ia segera menstabilkan emosinya.

"Oh lihat! Apa yang kita temukan di tempat hina ini" intonasi bicara Aira sedikit atau sangat dinaikkan. Kebetulan sekumpulan orang tersebut sedang lewat didekat mereka. Tentu suara kencang yang tiba-tiba akan membuatmu ingin menengok dan penasaran bukan?

"Aku tak pernah tau kalau bangsawan terhormat akan menginjakkan kaki di tempat yang sangat hina ini. Oh lihat! Bahkan mereka beradaptasi dengan kostum mereka"

Milea terlihat kesal. Tidak, dia memang kesal. Menyindir?

"Oh, apakah Rogue sepertimu kurang kerjaan? Kesal karena packmu dihancurkan?" Ledek Kiera. Walaupun ia bukan bangsawan, tapi tidak salah kalau dia tak terima ketika temannya dihina kan?

Aira menggeram. Cakarnya mencuat, "makhluk hinaㅡ"

"Ingatlah kalau pemimpin gilamu itu termasuk salah satu dari kami. Bercerminlah sebelum menghina" sindir Haruto dengan halus. Bahkan ia tak ragu saat menjelekkan pemimpin mereka. Walau orang tersebut berada disana.

"Haha.. maafkan temanku yang satu ini" Ains berdiri dan menatap mereka, "dia sangat membenci bangsawan. Jadi maklum"

"Jadi maksud kalian, itu salah kami? Bukankah itu kebodohan mereka yang cari masalah?" Tanya Milea enteng.

Tangan Aira mengepal. Cari masalah? Packnya tak pernah melakukan hal hina itu. Jika saja diwilayahnya tidak ada tanaman obat langka, keluarga serta matenya tak perlu merenggang nyawa. Semua itu adalah salah bangsawan sialan yang sangat suka mengambil barang orang.

"Aku sedikit muak. Kalian yang mulai, jangan harap kami yang minta maaf" Reina menatap sinis kearah pupil Ains. Membuat makhluk setengah Wizard itu merinding.

"Kalau gitu jangan ladeni kami. Kenapa tidak pergi?" Ash bersuara.

Milea tersenyum remeh, "kau tau? Kalau kau bukan saudaranya, sudah kubunuh dari lama"

Dan sudah dipastikan, yang lain setuju dengan ucapan Milea. Bahkan Reina sekalipun. Setelah itu mereka memutuskan untuk pergi meninggalkan Ash dan yang lain.

"Mengancam dengan nama kakakmu?" Ledek Ains.

"Kau mau ku bunuh?" Ancam Ash.

"P-permisi.. A-Ash?"

Suara Perempuan membuat mereka menengok. Dress selutut dengan bagian atas yang tertutup. Berwarna silver. Sangat kontras dengan surai hitam.

Ash tersenyum sekilas kemudian berdiri, "Bella?"

Bella mengangguk patah-patah. Entah kenapa, membuat Ash semakin tertarik. Bahkan Bella tidak menatap lawan bicara. Sepertinya eksistensi Ash kalah dengan sepatu itu.

Aira hanya meneliti Bella dari ujung kaki hingga ujung rambut. Entah kenapa Bella terlihat cantik. Tapi bagi Aira, kecantikan Bella tidak bisa mengalahkan kecantikan Aira. Tak mungkin seorang AiraㅡShewolf yang kuat, akan kalah dengan manusia yang akan mati dalam sekali tembak. Konyol.

Sedangkan Ains? Ia merasa gelisah. Sedikit aneh saat melihat Bella. Seperti ada yang harus ia ketahui. Sayangnya Ains hanya setengah Wizard. Ia tak punya kekuatan kuat untuk membuka jati diri seseorang.

Ash? Dia menikmati pemandangan didepannya. Mungkin wajah Bella yang sedikit di rias terlihat sangat cantik. Dan membuat Ash teringat akan seseorangㅡPutri Alexa. Tapi mana mungkin? Ia yang tau keberadaan. Dan yang jelas, perempuan yang sedang gugup ini bukanlah Alexa.

Jangan samakan Putri darah murni itu dengan manusia menjijikan. Mereka hanyalah santapan bagi Vampire dan Werewolf. Tak lebih dari itu.

Bella merasa tak nyaman. Oh ayolah, siapa yang suka diperhatikan dari ujung kaki hingga kepala? Bella hanya mengusap belakang lehernya.

"Ah, bisakah kau meminta Vodka lagi? Gelasku sudah kosong" pinta Aira.

Bella pun mengangguk dan pergi.

"Aahh.. dia terlihat biasa saja bagiku" tutur Aira.

"Benarkah? Padahal matamu sempat berbinar barusan" ledek Ains.

"Kau mau kubunuh? Memakan daging setengah Wizard itu tak terlalu buruk" Aira tersenyum. Memperlihatkan deretan gigi. Yang pasti, taringnya sudah mencuat.

"Dan lagi, bagaimana mungkin manusia bisa mabuk karena minum Vodka? Rasanya saja seperti air putih. Tak berpengaruh" Aira menganggat gelasnya dan memperhatikan cairan bening yang masih tersisa.

"Kita memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Tentu tidak akan tumbang karena minum ini kan? Konyol" ucap Ash.

~***~

"P-pak.. V-vodkanya satu botol" ucap Bella. Bartender itu memberikan Bella satu botol Vodka.

Bella pun langsung berbalik badan dan tak sengaja menabrak seseorang.

"Ah maafㅡBella?"

Bella menengok kearah atas. Dan sedikit terkejut karena mendapati seseorang yang dikenalnya.

"Kamu ngapain disini?" Tanya laki-laki itu.

Bella menunduk. Membuat laki-laki itu mengernyitkan dahinya.

"Jangan bilang.. kau disewa lagi?"

Bella membelalakkan matanya. Ia juga mengeratkan pegangannya pada botol Vodka.

"P-permisi, aku harusㅡ"

Haruto memegang lengan Bella. Membuat Bella sedikit aneh karena kulit Haruto yang sangat dingin.

Kemudian Haruto terkejut saat mendapati tangan seseorang di pundaknya. Ash. Membuat Haruto kesal.

"Ada masalah dengan perempuan itu? Dia bekerja untukku, jangan mengganggunya. Urus saja misimu dan jangan ganggu aku. Aku bisa saja mematahkan tanganmu, kau tau?"

Haruto melepaskan tangannya dari Bella. Dan dengan cepat, Ash menarik tangan Bella menjauh. Semakin jauh, hingga punggung mereka sudah tak terlihat.

"Ada apa?" Tanya Milea sambil memegang segelas Wine.

Tangan Haruto mengepal, "sepertinya dia sudah sadar"

Milea mengernyit.

"Bella ada di mereka. Keparat"

Seketika gelas ditangan Milea pecah. Dan dalam hitungan detik ia menghilang.

Reina dan Kiera yang baru datang merasa bingung karena hanya melihat Haruto.

"Kemana Milea?" Tanya Kiera.

"Ash sudah sadar. Dia bersama Bella"

Dan gadis bersurai merah itu merasa terkejut.

~***~

"A-ash.. meja kita bukan ke arah sana" ucap Bella.

Ash hanya diam dan menarik Bella keluar tempat itu. Kemudian memojokkan Bella di tembok.

Iris matanya mulai berubah-ubah. Namun iris ungu masih bertahan. Cukup sulit untuk menekan dia agar tidak keluar.

"Aku baru sadar.." Ash mendekatkan hidungnya kearah leher Bella, "mengapa wangimu mirip Sean?"

Deg..

"S-Sean? S-siapaㅡ"

"Kau siapanya? Pacarnya? Makanannya? Kau sangat membuatku tertarik"

Bella ingin menangis. Ia memberontak dengan kuat. Namun tangan Ash mencengkram kedua lengan Bella dan Ash menatap Bella. Tepat di pupil matanya.

"Kau siapa? Orang penting bagi mereka?"

Bella tidak tau harus berbuat apa. Ia bahkan tidak mengerti arah pembicaran Ash. Wangi mirip Sean? Kenal juga tidak, bagaimana bisa mirip?

Mereka siapa? Ia merasa tidak dekat dengan sekumpulan orang.

"Singkirkan tangan busukmu itu, Edmund"

Ash tersenyum dan melepaskan tangannya dari Bella. Kemudian membalikkan tubuhnya.

Tangan dengan kuku panjang terarah ke wajahnya. Membuat ia tambah tersenyum saat melihat siapa yang melakukannyaㅡMilea.

Iris mata Ash sudah berubah menjadi kuning. Tanpa disadari Ash, Bella maupun Milea.

"Beraninya kau mengarahkan kuku tak terawatmu itu kearahku?"

Gigi Milea bergemelatuk.

"Memang kau bisa membunuhkuㅡmaksudku, membunuh bocah ini?"

Tangan Milea gemetaran. Ingatannya kembali mengingat ke kejadian masa lalu.

"Masih tak bisa? Mengecewakan"

Ash kembali menghadap Bella, "kita akhiri pertemuan singkat. Masalah uang bayaran, nanti akan ditransfer.. daah"

Dan tubuh Ash menghilang.

Kaki Bella yang sudah tak kuat, menyerahkan diri. Ia jatuh terduduk sambil menatap tak percaya.

'Apa yang barusan terjadi?'

♡~♡

*SUJUD* MAAFKAN AKU..

Intinya bisa apdet.. maklum, kalo liburan sibuk. Sibuk donlot game, push rank XD, sama main PSP. Kemaren PSP lama sudah ditemukan, dan aku lagi suka main PSP..

Betewe, MAKASIH 1K+ READERNYA! *KYAAAAAAA* *seneng*

Jangan bosen-bosen yak

Regards,
BlueCat87

01.05.18

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro